Selamat datang

(~^.^)~\(=.=)/~(^.^~) 안녕해세요 친구들.. Selamat Datang.. Welcome .. いらっしゃいませ。。~(^.^~) \(=.=)/(~^.^)~

5.10.2012

She has a twin


  • Shin Dong Ho
  • Kim Soo Hyun
  • Kim Yeon Ham
  • Kim Myung Soo
  • Kim Jong Hyun
  • Shin Ga Eul

“Kau tahu cinta?”
 “Tidak,” ucap yeoja berkuncir dua itu polos,
“Lalu mau kau ajarkan apa itu cinta?” namja dengan bibir merekah yang tertarik dari kedua pipinya itu memegang wajah yeoja itu polos.
“Apakah cinta itu secantik boneka barbie?”
“Tatap aku!” suruh namja itu sambil menaikan kepala yeoja kecil itu sambil mendekatkan wajahnya kearah yeoja kecil polos itu.
“Pabo,” ucap yeoja kecil itu sambil berdiri dan meninggalkan namja yang masih terkejut mendengar ucapan yeoja kecil itu.
===
“Shin Dong Ho ibnida,” ucap Dong Ho sambil membungkuk dan memegangi tali tas gendongnya.
“Kau duduk diujung pojok belakang,” ucap Lee Sonsaengnim sambil menunjuk sudut kelas tersebut.
“Siapa namamu tadi?” sebuah suara yeoja membuat Dong Ho menoleh kesampingnya dan menatap dalam kearah yeoja yang menatap namja itu dengan polos.
“Shin..Dong ho,” ucap Dong Ho dengan bodoh dan gagap. Yeoja manis itu terkikik kecil dan mengangguk,
“Kim Soo Hyun ibnida,” ucap yeoja itu sebentar, lalu tatapanya kembali kearah papan tulis yang sudah mulai dicoreti oleh Lee Sonsaengnim.
“Kim Soo Hyun?” Dong Ho memegang dadanya sebentar, ia tersenyum bodoh.
“Yaa, Kim Soo Hyun.” Panggilan itu kecil namun terdengar seolah ia menantang yeoja manis itu,
“Wae?” tanya yeoja itu dengan cepat dengan bingung,
“Kau menyukaiku?” tanya Dong Ho dengan pasti,
“MWO?” alis Soo Hyun naik sebelah setelah mendengar pertanyaan dari Dong Ho.
“Iya bukan?” tanya Dong Ho dengan cengiran bodohnya,
“Aku tidak menyukaimu,” ucap Soo Hyun sambil kemudian dengan cepat ia membuang mukanya kearah lain.
===
“Ga Eul-ah,” panggil Jong Hyun sambil menarik lengan yeoja disampingnya cepat,
“Wae?” tanya Ga Eul sambil berjalan lebih cepat mengikuti sorot mata dari Jong Hyun,
“Ada keramaian.” Ucap Jong Hyun singkat.
“Lalu?” Ga Eul berhenti berjalan tiba – tiba,
“Aku penasaran!!” teriak Jong Hyun sambil melepaskan tangan Ga Eul,
“Kalau begitu pergilah sendiri,” ucap Ga Eul sambil berjalan meninggalkan Jong Hyun yang menunjukan giginya kesal. Dengan cepat ia menarik lengan Ga Eul dan berjalan menuju tempat yang ia maksud.
“BODOH! KAU KIRA KAU SIAPA?!” Seorang namja berteriak, ia menghempaskan tinjunya kearah seorang bocah gembul yang terkapar.
“KAU YANG SIAPA?!” Namja gembul itu berdiri lalu menarik kerah baju yang digunakan namja yang meninjunya beberapa detik lalu. Jong Hyun masih menatap kejadian itu dengan wajah seriusnya, ia berjinjit karena terhalang beberapa orang yang berada dihadapannya.
“Cih! Kau pikir kau siapa?” pria yang berjinji sedikit merenggangkan lehernya dan mengeluarkan lidahnya dengan tatapan dinginnya, seolah menjatuhkan harga dari namja yang menatapnya garang.
“Myung Soo-ya, geumanhae,” ucap seorang yeoja dengan jaket tebalnya dengan syal putih yang membuat wajahnya semakin tampak lembut.
“Aku? Kau bertanya aku siapa? Aku putra dari pemilik majalah Number One! AKU SHIN DONG HO!” teriakan itu membuat Ga Eul menoleh dan berusaha menerobos beberapa orang yang bergumul dihadapannya.
“SHIN DONG HO!” teriakan itu membuat cengkraman namja gembul itu melemah dan menoleh kebelakang dengan wajahnya yang sedikit memar itu dengan tatapan terkejut.
“NOONA?!” panggilan terkejut itu membuat namja yang berada dihadapan Dong Ho tersenyum sinis,
“Kembali lah ke noonamu anak kecil, kau belum pantas melawanku,” ucap namja itu sambil menatap Dong Ho yang terkejut melihat hadirnya Ga Eul, dalam hitungan detik Dong Ho mendorong namja itu dan menonjok kuat-kuat rahang tegas milik namja berkulit putih itu.
“Ga Eul?” Jong Hyun yang baru saja berhasil menerobos kerumunan orang segera berdiri disamping Ga Eul kebingungan,
“Ia adikku,” ucap Ga Eul bergetar,
“NE?” suara Jong Hyun meninggi,
“PISAHKAN MEREKA!!!” Suruh Ga Eul pada Jong Hyun dengan galak, namja itu segera menangkap tangan Dong Ho dan keduanya beradu pandang dengan sengit.
“O..ppa?” suara itu sekali lagi memecah keheningan, Jong Hyun berbalik dan menemukan seorang yeoja yang dengan segera membuat Jong Hyun membuka jaketnya dan menutupi tubuh yeoja itu,
“Kau belum sembuh benar, kenapa keluar?” tanya Jong Hyun lembut,
“Ga Eul-ah, ia dongsaengku,” teriak Jong Hyun sambil melambai kearah Ga Eul yang menghembuskan nafasnya kesal.
“Dong Ho-ya, kau pulang.” Ucap Ga Eul dingin sambil menarik cardigan cokelat yang dikenakan namja bernama Dong Ho itu,
“Siapa namja yang bersama Noona tadi?”
“Apa aku perlu menjawabnya?!”
“Tentu saja, appa dan eomma akan marah besar jika kau berkencan dengan sembarang namja,”
“Dan appa juga eomma bisa mengirimmu kembali ke China jika mereka lihat wajahmu semakin jelek karena tinju namja tampan,”
“NOONA! Ia? Namja tampan?! Ia hanya seorang pencuri,” Ga Eul memalingkan wajahnya dan menatap namdongsaengnya kesal. Yeoja itu menghempaskan punggungnya kedalam mobil yang dikendarai Dong Ho.
“Namja tampan, tampak mapan, dan lebih tua darimu? Untuk apa ia mencuri sesuatu dari namja bodoh sepertimu?” tanya Ga Eul sambil mendorong – dorong pipi gembil milik namja itu dengan telunjuknya.
“Ia mencuri first love ku,” ucap Dong Ho mantap,
“MWO? DONGSAENG NAMJAKU?” Ucap Ga Eul keras dan cepat,
“MWO? Namja pendek seperti itu seleramu Noona? Kasihan sekali appa dan eomma, mereka sudah susah-susah mengirim kita kembali kedaehanmingguk hanya untuk melihat ddal mereka jatuh cinta pada namja menyedihkan seperti itu,” ucap Dong Ho sambil menstarter mobil mewahnya.
“Cih, kau berani berkata seperti itu?” ucap Ga Eul sambil membuang tatapannya keluar jendela, Dong Ho mengecek keadaan Noonanya dengan melirik sekilas,
“Noona, jalani saja perjodohan yang disiapkan appa dan eomma,” ucap Dong Ho cepat.
“Shireo!” ucap Ga Eul sambil mengerucutkan bibirnya.
“Wae? Karena namja pendek itu?” tanya Dong Ho cepat, Ga Eul mengangguk ringan.
“Selama ini, aku tak pernah menemukan namja yang mampu membuatku merasa hangat dan aman Dong Ho-ya,” ujar Ga Eul pelan,
“Jangan membuat dirimu seolah yeoja lemah lembut noona, itu membuatmu tampak menjijikan!” satu jitakan meluncur dengan pasti kekepala bulan namja gembul itu.
“Lalu bagaimana denganmu? Apa yeoja yang kau sukai yeodongsaeng dari Jong Hyun?” tanya Ga Eul menyelidik,
“Hem,” ucap Dong Ho pasti,
“Haruskah aku mengalah?”
“Jika noonaku bersedia,” ujar Dong Ho sambil tersenyum ramah,
“Jika tidak?” tanya Ga Eul sekali lagi,
“Aku akan membuatmu dijodohkan secepatnya,” ucap Dong Ho dengan tatapan lurusnya kearah jalanan dihadapannya.
===
“Yeon Ham-ya,” panggil Jong Hyun pada yeoja yang duduk dengan hoodie kebesaran warna pink itu lembutm.
“Kau mengenal namja yang menonjok Myung Soo tadi siang?”
“Tidak,” ucap Yeon Ham sambil mengambil cemilannya,
“Kenapa ia berkelahi dengan Myung Soo?” tanya Jong Hyun sekali lagi,
“Ia datang dan mengatakan aku miliknya, sedangkan oppa tahu aku anak sekolah asrama yeoja, mana mungkin mengenal namja brutal seperti itu.” Ucap Yeon Ham sambil menyodorkan kotak cookies kehadapan Oppa kandungnya.
“Mungkinkah ia namja chingu dari Soo Hyun?” tanya Jong Hyun dengan alis terangkat,
“Molla oppa, itu bukan urusanku.” Ucap Yeon Ham sambil terus memakan cookiesnya.
“Kalian itu kembar tetapi selalu dingin.”
“Karena aku iri oppa,”ucap Yeon Ham dingin dengan tiba-tiba, pandangan Jong Hyun beralih dengan cepat.
“Kenapa?” tanya Jong Hyun bingung,
“Diantara kita bertiga hanya Soo Hyun yang tidak dijodohkan bukan oppa?” tanya Yeon Ham sambil menunduk memandangi cookies yang masih digenggamnya,
“Bukankah kau bilang Myung Soo yang terbaik meskipun ia dan dirimu dijodohkan?” tanya Jong Hyun lembut,
“Dan itu memaksaku masuk sekolah khusus yeoja,” desah Yeon Ham perlahan,
“Kau tidak bahagia? Biar aku bilang pada Myung Soo, Appa juga eomma,” ucap Jong Hyun sambil mengelus lembut rambut Yeon Ham.
“Anni, aku tidak mau merepotkanmu oppa,” ucap Yeon Ham sambil tersenyum kearah namja bodoh disampingnya.
“YEON! OPPA!”
“Si bodoh pulang,” bisik Jong Hyun pada Yeon Ham, kalimat itu membuat Yeon Ham terkikik geli,
“YA! Dari mana saja dirimu?” tanya Jong Hyun ketus pada Soo Hyun,
“Yeon-ah, aku membelikanmu topi baru,” Soo Hyun berjalan menuju kembarannya dengan senyum ceria, ia menyodorkan kantong belanjaan dengan senyum mengembang.
“Gomawo,” ujar Yeon Ham sambil mengambil dan membuka isinya,
“NE!” jawab Soo Hyun sambil menaiki anak tangga menuju kamarnya.
“Kami tidak dingin bukan oppa?”
“Terkadang,” jawab Jong Hyun sambil tersenyum. Dering telepon genggam Jong Hyun memecah keheningan yang terjadi, namja itu sibuk menonton tv dengan tatapan kosong dan Yeon Ham sadar akan hal itu.
“Ne Eomma,” jawab Jong Hyun pada telepon masuk itu,
“Sudah kubilang sampai kapanpun kau memaksaku aku takkan datang keperjodohan itu!” ucap Jong Hyun setengah membentak.
“Terserah! Aku punya yeoja yang kucintai!” teriakan Jong Hyun kali ini lebih keras dari yang sebelumnya, ia melemparkan HPnya ke sofa dimana Yeon Ham duduk dan berjalan keluar. Yeon Ham menoleh sebentar dan menemukan oppanya yang sudah berjalan keluar dari rumah itu dengan langkah kesal.
“Cantik,” ucap Yeon Ham perlahan sambil menatap layar HP oppanya yang menyala.
“Apa yang kau lihat kembaranku?” Soo Hyun merampas cookies yang dipegang Yeon Ham dan mengintip apa yang diperhatikan Yeon Ham.
“Ia yeojachingu oppa,” ucap Yeon Ham sambil menyodorkan HP Jong Hyun kearah Soo Hyun.
“Yeoja yang dijodohkan appa dan eomma?”
“Kurasa bukan,” ucap Yeon Ham sambil menghela nafas berat.
===
“Aku tidak akan mau!” teriakan itu membuat Dong Ho membuka matanya perlahan, ia mengelap wajahnya sebentar, dan beranjak dari ranjangnya malas.
“Noona berisik sekali?” tegur namja gembul itu dengan wajah bantalnya.
“YA SHIN DONGHO! KAU TIDAK SEKOLAH?! JAM BERAPA INI!?” suara teriakan itu membuat namja itu segera menutup pintu kamarnya dan segera masuk kedalam kamar mandinya. Selang tak berapa lama namja itu mengambil hpnya dan menatap geram melihat jam.
“Kukira sudah jam 8.25, sekarang bahkan baru jam 7.30” ucap Dong Ho sambil mengacak rambunya yang sudah rapi. Ia lalu memakai tas dan jam tangannya sambil menggerutu tak jelas.
Hening, tak satupun ada yang berbicara dimeja makan. Appa dan eommanya datang ke Korea tadi malam dengan terburu – buru, dan malam nanti Ga Eul dipaksa bertemu dengan namja yang akan dijodohkan dengannya.
“Menjengkelkan,” ucap Ga Eul sambil memotong roti dihadapannya.
“Namja itu sudah mempunyai yeoja chingu karena itu kami harus mempercepat pertunangannya,” ucap eomma mereka santai,
“Bukankah kukatakan bahwa aku juga mempunyai namja chingu eomma?” balas Ga Eul ketus,
“Noona,” Dong Ho memberi isyarat pada Noonanya agar tetap diam.
“Siapa yang bisa menyaingi ketampanan dan ketanggungjawaban anak keluarga Kim? Keluarga yang memiliki percetakan terbesar di Seoul,” ucap Appa mereka sambil mengelap mulutnya dan berlalu dari meja makan.
“Hah,” Dong Ho menghela nafas berat, ia membanting tasnya kemeja dan menunduk diam.
“Dimana Soo Hyun?” suara manis itu membuat Dong Ho menenggak dan menatap bingung kearah seorang namja dengan sosok tubuh tinggi langsing, dengan rambut ikal ala ramennya.
“Siapa kau?” tanya Dong Ho sambil mengerutkan dahinya.
“Choi Jun Hoong ibnida hyung,” ujar pria dengan wajah sangat putih itu dengan senyum manisnya.
“Hyung? Kau lebih muda dariku?” tanya Dong Ho bingung,
“Ne, aku angkatan dua hyung,” ucap Jun Hoong lagi,
“Ah, Soo Hyun noona belum datang,” ucap Dong Ho sambil mengeluarkan HPnya dan menyelipkan benda tersebut kedalam tasnya.
“Kenapa kau duduk ditempat Soo Hyun?” Dong Ho terkejut ketika ia menoleh kearah bangku Soo Hyun sekali lagi, ia mendapati namja berwajah polos itu duduk dengan santainya ditempat Soo Hyun.
“Biasanya ketika aku menunggu Soo Hyun aku duduk ditempatmu Hyung,” ujar namja itu polos.
“Kau kira kau siapa?” tanya Dong Ho kesal,
“Namjanya,” ucap namja itu sambil menggaruk lembut kepalanya, wajah putihnya merona dan ia terkekeh perlahan.
“JELOOOOO-ya!” pekik seorang yeoja dari luar kelas,
“Soo Hyun?”
“Ia memanggilku,” ucap namja itu bangga,
“Bukannya katamu tadi Jun Hoong namamu?” tanya Dong Ho dengan raut kesal,
“Jello panggilan dari Soo Hyun.”
“YA! Siapa dirimu beraninya duduk ditempatku!?” Soo Hyun berdiri disamping Jun Hoong dan memukul kepalanya lembut,
“Mianhae,” ucap Jun Hoong sambil berdiri dan mengelus rambut Soo Hyun sambil tersenyum menggoda,
“Kau pindah tanpa pemberitahuan!?” teriakan itu membuat Dong Ho menatap intens kearah dua orang itu.
“Mianhae, aku tak sempat. Lagi pula yang penting akku sudah kembali bukan?” tanya Jello dengan wajahnya yang serius, Soo Hyun menatap namja itu lembut dan menganggul. Senyum ceria yeoja itu hilang setelah namja bertubuh jangkung itu kembali kekelasnya.
“Ckckckc,” suara itu membuat Soo Hyun menatap kearah Dong Ho dengan glare galaknya.
“Kemarin bertemu dengan namja dengan wajah yang bersinar-sinar dan tampan, hari ini bertemu dengan namja muda dan saling menatap hangat. Sebenarnya kau ini yeoja yang bagaimana? Pemain? Orang jahat? Atau…?”
“Siapa yang peduli dengan perkataanmu, seenaknya berbicara,” ucap Soo Hyun sambil mengeluarkan bukunya.
“Soo Hyun! Soo Hyun! Soo Hyun!” teriakan itu milik Lee Ah Rin sahabat Soo Hyun.
“YA! Apa kau sudah bertemu dengan Jun Hoong? Dia kembali bukan? Dari jepang?!” suara antusias itu membuat Dong Ho menggeleng kesal,
“Jello? Baru saja menemuiku,” ujar Soo Hyun sambil menaruh tangannya di meja girang.
“Jinjja? Aiggo! Family couple is back here aaa!”
“YA! Bisakah kau diam? Atau setidaknya kecilkan suaramu!” bentak Dong Ho tiba-tiba,
“YAAAA!” bentak Ah Rin sekali lagi,
“Sudahlah, yang jelas kali ini aku harus membantunya mengejar nilai, aku akan kerumahnya sore nanti. Kau ikut?” tanya Soo Hyun sambil menatap Ah Rin,
“Tenti saja! Aku ingin bertemu dengan Hyungnya!”
“Min Ho Oppa? Baiklah, akan kukirim pesan teks atas namamu,” ucap Soo Hyun jahil. Ah Rin memukul-mukul tangan Soo Hyun dengan wajah excitednya.
===
“YA!” teriakan itu terhenti setelah dua orang membekap namja bertubuh kekar itu dengan obat bius.
“Urus dia dan bawa kepada Tuan dan Nyonya,” ucap salah satu pria yang memakai setelan hitam-hitam itu pada kawannya.
Jong Hyun membuka matanya perlahan, ia teduduk diantara dua orang pria yang bertubuh jauh lebih besar darinya. Ia menaruh tangannya dikeningnya dengan perlahan,
“Kalian bawa kemana aku?” tanya Jong Hyun saat mendapati tubuhnya berbalut tuxedo hitam dengan dua kancing terbuka dibagian atas.
“Kami harap anda bisa tenang tuan muda,” ucap sang pengemudi dengan tenang.
“Haneul Hotel?” ucap seorang namja bertubuh tak kalah besar saat menerima telepon, sesaat setelah mendengar nama hotel tersebut sang pengemudi segera memutar arah. Jong Hyun tersenyum kecut saat mengetahui maksud segalanya.
“Perjodohan itu? Berikan telepon genggamku,” ucap Jong Hyun sambil menoleh kesegala orang yang berada disekelilingnya,
“Kami tidak diizinkan memberikan telepon genggammu tuan muda.”
“Terserah lah,” ujar Jong Hyun sambil melipat kedua tangannya dan menghembuskan nafasnya kesal.
“Silakan turun,” kedua pria besar disamping Jong Hyun turun dan dengan sigap mereka menangkap tangan namja itu erat, mereka naik kedalam lift mewah yang ada didalam hotel tersebut dan berhenti pada lantai yang dimaksud. Ketiganya berjalan melewati lorong dan berhenti pada sebuah pintu yang tertutup rapat. Dua orang pengawal itu membukakan pintu itu, tampak sosok belakang dari 3 orang yang membelakangi Jong Hyun namun menghadap kedua orangtua namja itu.
“Wasseo?” Appa namja itu berdiri, dan ke-3 orang tua lainnya ikut berdiri, kecuali seorang yeoja yang dari posisi kepalanya menunduk diam,
“Ga Eul-ah, sapa calon suamimu.” Suruh seorang Ajjuma dengan pakaian cukup resminya.
“Ga Eul?” suara Jong Hyun naik dengan tiba-tiba, tanpa berpikir panjang ia segera berlari dan menarik tangan Ga Eul,
“Kau….” Diam, Jong Hyun hanya mengangguk sepatah kata yang meluncur dari mulut Ga Eul.
“Ada apa ini?” tanya Appa Ga Eul bingung,
“Appa eomma, ia adalah yeojachingu yang membuatku menolak pertunangan ini,”
“MWO?” teriakan itu berasal dari Eomma Ga Eul,
“Kau menolak pertunangan ini?!” suaranya meninggi dan menatap Jong Hyun garang,
“Tapi kali ini aku sangat setuju dengan perjodohan ini,” dengan telapak tangannya yang besar dan selalu hangat namja itu menarik kepala Ga Eul yang terdiam kepundaknya.
“Baguslah kalau begitu,” ucap ke-4 lainnya dengan nada lega.
===
“Dong Ho-ya,” Ga Eul mengetuk lembut pintu kamar namdongsaengnya yang tertutup rapat. Kesekian kalinya ketukan itu dihiraukan tanpa jawaban, yeoja berambut hitam panjang itu membuka perlahan pintu yang tak dikunci.
“Mwohae?” tanya Ga Eul dengan suara perlahan, tak ada gemingan dari namja itu. Warna kecokelatan yang memberikan kesan mewah dan hangat di kamar itu membuat gambaran namja itu jauh lebih menyedihkan. Langkah Ga Eul terkesan hati-hati ketika ia berjalan mendekati tempat dimana namja itu duduk dan terdiam, seolah ia sedang melayang dan berpikir keras. Ga Eul tersenyum kecil dan menepuk belakang kepala namja itu lembut dan hangat.
“Noona? Kau sudah pulang?” tanyanya terkejut, Ga Eul mengangguk dan tersenyum hangat menandakan kekhawatiran namdongsaengnya terjawab sudah.
“Bagaimana calonmu?” tanya Dong Ho penasaran, kedua alisnya bertautan.
“Perfecto SHIN DONG HO!” Ga Eul berhamburan kedalam pelukan namja itu cepat. Dong Ho menepuk punggung Ga Eul tenang,
“Siapa dia? Siapa namja yang membuat noonaku jatuh cinta dalam pandangan pertama?” tanya Dong Ho dengan nada penasarannya.
“Namanya…” Ga Eul terdiam, ia lalu melepaskan pelukannya dari dekapan namja gembul itu,
“Kau yakin ingin dan kuat mendengarnya?” tanya Ga Eul menyelidik, membuatr namja itu semakin mengerutkan keningnya.
“Aku tidak punya penyakit jantung, atau setidaknya tidak ada dalam riwayat keluarga kita yang memiliki sakit jantung bukan?” tanya Dong Ho dengan nada kesal.
“Sepertinya seseorang marah dengan sikap bodohku,” ujar Ga Eul sambil menaruh kedua tangannya di lututnya.
“Jadi siapa namja itu?” Dong Ho terkesan mendesak Ga Eul untuk segera member tahukannya,
“Calon kakak iparmu bermaga Kim, kau bisa tebak siapa dia?” ujar Ga Eul bersemangat.
“Noona! Kau benar-benar ingin kubunuh?” tanya Dong Ho galak,
“Wae?” tanya Ga Eul dengan memberikan puppy eyesnya,
“HAMPIR 70% warga Korea bermarga KIM!” teriakan Dong Ho membuat Ga Eul tersenyum geli.
“Namja itu Kim Jong Hyun, namja bertubuh tidak tinggi yang membuatku jatuh kedalam charisma bodohnya, membuatku mencintai senyuman bahkan tingkahnya yang memalukan,” ujar Ga Eul sambil tersenyum hebat, memberikan tanda bahwa ia benar-benar mencintai namja itu, namja yang membuatnya benar-benar terjun kedalam kehidupan percintaan yang sebelumnya sangat ia hindari.
“Namja itu, ia anak pemilik percetakan yang paling terkenal dan besar di Seoul?” tanya Dong Ho tak percaya. Ga Eul mengangguk pasti, yeoja itu kemudian menghadap namdongsaengnya dan menaruh kedua tangannya di bahu besar namja itu.
“Tandanya kau harus mengejar seorang yeoja yang memiliki latar belakang luar biasa pula bukan? Yeoja bermarga Kim yang oppanya akan segera mungkin menjadi tunanganku?” ucapan Ga Eul membuat Dong Ho mengerjapkan matanya berkali – kali. Pikirannya kali ini barulah benar – benar terbang tak beraturan.
Kim Soo Hyun, itulah nama yang membuat Dong Ho hampir gila setiap harinya semenjak ia memasuki sekolah untuk kalangan atas di Seoul. Dong Ho kembali teringat bagaimana yeoja itu berpura – pura dengan polosnya tidak mengenali Dong Ho saat ia mendapati yeoja cantik dan berwajah lembut itu tertawa sendu dengan namja yang sungguh terlalu tampan. Keesokannya dengan polos ia muncul seolah masalah tinju meninju antaranya dan namja yang ia kencani itu tak pernah ada, yeoja itu bahkan dengan santainya bermesraan dengan namja yang jauh lebih tinggi dari Dong Ho itu tanpa rasa berdosa.
“Kim Soo Hyun, siapa namjamu sebenarnya! Benarkah kau yeoja itu? Yeoja yang mampu membuat jantungku berdetak dengan sangat cepat ketika masih belia? Yeoja yang mendatangi vila kami di Busan dengan senyum polosnya?” Dong Ho menarik kedua sisi rambutnya dan menunduk frustasi. Rambut acak – acakannya membuat ia tampak mengerikan bahkan dengan mata kepalanya sendiri, Dong Ho mundur dari duduknya ketika melihat pantulan dirinya di cermin besar berwarna gelap dari hadapan tempat duduknya.
===
“O? Myung Soo Oppa?” ujar yeoja itu terkejut ketika mengangkat panggilan dari ponselnya.
“Yeon Ham?” tanya yeoja itu bingung.
“Sebentar, aku akan mencoba lihat kebawah.” Ucap Soo Hyun sambil berjalan keluar menuju tangga terdekat.
“Yeon! Myung Soo oppa!” teriakan Soo Hyun disertai gerakan yeoja itu yang menunjukkan ponselnya.
“Ne!” teriak Yeon Ham sambil berlari mendatangi kembarannya.
“Ne?”
“Hem?”
“Kau tahu dari mana?”
“Arraseo,”
“ANNI! Aku hanya takut mengganggumu dari perkerjaan yang diberikan appamu,”
“Oppaku? Sepertinya ia bahagia, aku baru saja mengambilkannya minuman, ia tersenyum hingga mulutnya lebar selebar Roo,” canda Yeon Ham mengakhiri sambungan telepon yang ada.
“Myung Soo?” tanya Jong Hyun saat Yeon Ham menaruh ponsel Soo Hyun dihadapannya.
“Dia tahu aku dijodohkan?” belum juga Yeon Ham menjawab pertanyaan pertama, Jong Hyun sudah kembali memberikan pertanyaan kedua untuk yeoja lembut itu.
“Oppa,” rengek Yeon Ham manja, Jong Hyun tersenyum puas dan mengangkat kedua bahunya singkat, lalu ia berdiri dan meninggalkan yeoja yang menggerutu itu sendiri.
“Jello?” Yeon Ham mengangkat satu panggilan yang masuk kedalam ponsel kembarannya tersebut.
“Jello?” ucap Yeon Ham saat namja bertubuh tinggi itu mulai mengoceh diujung sana.
“YEON HAM noona!” teriakan girang itu membuat Yeon Ham tersenyum geli,
“NE? Ini aku rambut ramen!” ucap Yeon Ham dengan nada tinggi dan girang.
“Annyeong Noona! Aku tadinya ingin mengacaukan malam kembaranmu, tetapi karena kau yang mengangkatnya maka kali ini atau lebih tepatnya malam ini Soo Hyun pabo itu lolos dari keisenganku!”
“Ya! Dongsaeng macam apa kau!!!”
“YA! Ya!”
“Kurang ajar!” teriak Yeon Ham kesal, dengan langkah berat ia berjalan menuju kamar Soo Hyun dengan wajah ditekuk,
“Ada apa denganmu?” sejenak setelah Yeon Ham tiduran diranjang Soo Hyun, pemilik resmi ruangan itu berbalik dari layar computer dihadapannya.
“Jun Hoong,” ucap Yeon Ham sambil berguling kearah yang lebih dekat dengan kembarannya itu,
“Kenapa si bodoh itu?”
“Kenapa ia tidak memanggilmu noona?” tanya Yeon Ham menjawab pertanyaan dari Soo Hyun,
“Kita juli dan ia oktober, apa itu perlu menggunakan banmal?” tanya Soo Hyun balik,
“Lalu seharusnya?” tanya Yeon Ham balik,
“Biarkan saja aku menjadi teman dengannya,” ucap Soo Hyun,
“Tapi ia terlalu formal kepadaku,” ucap Yeon Ham bingung,
“Karena ia takut pada Myung Soo Oppamu,” ujar Soo Hyun sambil melemparkan penghapus kearah Yeon Ham yang tidur diranjangnya,
“Aw!” teriak Yeon Ham kesal,
“Seharusnya kan kau yang dijodohkan dengannya,” ucap Yeon Ham sambil mengerucutkan bibirnya dan mengelu lengannya yang sedikit memerah.
“Aku tidak akan cocok dengannya kembaranku cantik. Lagi pula kau tahukan namjaku? Namja yang kutunggu?” tanya Soo Hyun mantap.
“Jika ia tidak akan pernah kembali seperti janjinya?” Soo Hyun terdiam dan menerawang kecil,
“Tidak ada yang sia-sia bukan?” tanya Soo Hyun kearah kembarannya yang masih dengan setia menunggu jawaban darinya.
“Bagaimana dengan waktumu yang terbuang?” tanya Yeon Ham sekali lagi,
“Aku tidak membuang waktuku, selama aku menunggunya aku merasa aku yang terspecial didunia ini.” ucap Soo Hyun mantap.
“Jika suatu hari kau ingin melepaskannya katakan padaku, aku akan membantumu menahan rasa sakit itu.” Ucap Yeon Ham lembut,
“Bagaimana jika aku takkan melepasnya? Bagaimana jika ia benar-benar kembali? Bagaimana jika janji kami waktu itu tulus dan Tuhan mendengarnya? Dan bagaimana jika Tuhan mengizinkan kami bertemu sekali lagi? Bagaimana…” sebuah bantal melesat mengenai kepala yeoja cantik dengan kacamatanya itu.
“Yeoksi! My twins is the best!” Yeon Ham memberikan thumbsupnya pada Soo Hyun yang sedang mengambil bantalnya yang tergeletak akibat tingkah kembarannya itu.
“YAAAA!” pekik Soo Hyun sambil menangkap perut Yeon Ham kesal,
“Kau ingin mati?” Soo Hyun mulai mengelitiki tubuh Yeon Ham dan keduanya terlibat dalam sebuah perkelahian bodoh yang menyedihkan(?).
===
“Apa yang kau lihat?” sekali lagi Jello mendapati namja yang lebih tua darinya itu memandanginya dengan tatapan tak suka.
“Kenapa kau terus disini? Kenapa terus datang ke kelasku dan menunggui Soo Hyun?” tanya Dong Ho dengan tatapan tak sukanya.
“Apakah kau namja chingunya? Bukankan? Lalu haruskah aku melaporkan padamu kenapa aku begitu perhatian dengan Kim Soo Hyun?” pertanyaan itu membuat Dong Ho naik darah, ia mengepalkan tangannya kuat-kuat.
“Ini kelasku dan aku minta kau keluar!” teriakan Dong Ho membuat beberapa orang berbisik dan memperhatikan mereka berdua.
“Lalu? Kenapa memangnya jika ini kelasmu? Appaku penanam saham disini dan aku sekalipun tidak pernah berbuat sesuka hati kepada siapapun yang aku tak suka.” Jello berdiri dan menjatuhkan bangku yang baru saja ia duduki.
“Aku? Aku mungkin bukanlah anak penanam saham disekolah ini. tapi aku ini Shin Dong Ho yang menjadi pewaris tunggal dari majalah ternama Number One.” Ucap Dong Ho percaya diri.
“Bukankah Majalah Number One akan menjadi satu keluarga dengan Soo Hyun?” ucapan itu membuat Dong Ho menatap tajam kearah namja itu.
“Noonamu dijodohkan dengan Jong Hyun Hyung bukan?” pertanyaan Jello semakin membuat Dong Ho kebingungan.
“Bagaimana kau bisa tahu itu?” tanya Dong Ho pada namja yang sudah memunggunginya itu.
“Kasihan sekali Jong Hyun Hyung jika harus berkencan dengan yeoja yang mempunyai namdongsaeng dengan tingkah brutalnya.” Ucap Jello sambil berjalan meninggalkan Dong Ho yang masih memandangi namja bertubuh jangkung itu. Soo Hyun datang dan tampak bingung melihat bangkunya yang tergeletak menyedihkan, tatapan Jello yang tajam dan sebuah namja yang menatapi namja itu ketus.
“Jello-ya, ada apa?” tanya Soo Hyun bingung, namja itu hanya mengangkat kedua bahunya dan menggeleng.
“YA! Choi Jun Hoong!!!” Soo Hyun berusaha menangkap lengan namja itu namun dengan cepat namja yang dipanggil itu mengangkat tangannya dan menggeleng perlahan. Soo Hyun menghembuskan nafasnya kesal dan berjalan cepat kemejanya.
“Annyeong,” sapa Dong Ho sok polos.
“YA!” teriakan Soo Hyun keras dan sangat mengundang tatapan dari orang – orang lain yang berada dikelas tersebut.
“Ada apa denganmu?” tanya Dong Ho bingung, Soo Hyun menaruh tasnya dan dengan cepat ia memukuli Dong Ho tanpa belas kasih dengan tangannya sendiri.
“Kim Soo Hyun…..” Ah Rin menangkap tangan sahabatnya dan itu membuat Soo Hyun menoleh. Nafas kesal Soo Hyun menderu membuat kedua orang lainnya terdiam melihat amarah seorang yeoja yang tak begitu banyak bersahabat dengan orang lain.
“Ada masalah apa tuan putri?” Ah Rin menarik Soo Hyun ke taman sekolah dan menuntut tingkah brutal sahabatnya barusan.
“Dia membuat Jello marah,” ucap Soo Hyun sambil mengatur nafas kesalnya.
“Seorang Jun Hoong marah?” ucap Ah Rin dengan alis dinaikkan, Soo Hyun mengangguk dan mengerucutkan bibirnya.
“Bukannya Jun Hoong seorang yang tenang, lemah lembut, dan tentunya ia sangat sabar. Meskipun sikap jahilnya padamu dapat membuat setiap orang salah paham…”
“Hhhfft, molla. Kurasa jika Min Ho Oppa tahu Dong Ho membuat masalah seperti itu maka dengan cepat ia datang dan membuat namja gembul nan bodoh itu dikeluarkan.” Ucap Soo Hyun sambil memijat keningnya.
“Soo Hyun-ya,” panggil Ah Rin bingung,
“Ne?” jawab Soo Hyun sekedarnya. Ah Rin menatap sahabatnya serius, ia menatap dengan tatapan intens yang sebelumnya tidak pernah ia lakukan pada Soo Hyun sebelumnya.
“WAE? Kenapa menatapku seperti itu! Menyeramkan,” ucap Soo Hyun sambil menarik kedua pipi Ah Rin kedua arah yang berbeda.
“Apakah kau menyukai Shin Dong Ho?” pertanyaan itu membuat tangan Soo Hyun terlepas perlahan dari kedua pipi Ah Rin, ia memandang dalam. Sebuah gerakan aneh muncul dan diciptakan dari yeoja bernama Kim Soo Hyun.
===
“Myung Soo,” panggilan itu mendapatkan senyum cerah milik namja tampan itu. Yeon Ham berlari kecil menghampiri namja yang bisa ia sebut kekasihnya.
“Kau menjemputku?” pertanyaan bodoh itu meluncuer dari mulut Yeon Ham dengan polosnya.
“Anni, aku ingin menculikmu,” ujar Myung Soo ringan, senyuman tulus yang selalu muncul dihadapan Yeon Hamlah yang membuatyeoja itu mampu mencintai namja dihadapannya.
“Ayo kita pergi kesuatu tempat,” Myung Soo berbalik dan membukakan pintu untuk seorang yeoja yang selama ini terus berada disampingnya dan satu – satunya yeoja yang selalu mengisi hidupnya.
“Kenapa kita ke butik ini?” tanya Yeon Ham sambil memandangi bangunan yang ada dihadapnnya. Myung Soo terdiam dan mematikan mesin mobil yang menderu perlahan, ia kemudian tersenyum kecil.
“Pilihkan satu untuk kembaranmu juga,” ucap Myung Soo sambil membuka pintu dan bergegas membukakan pintu untuk Yeon Ham.
“Apakah pertunangan Jong Hyun Oppa sudah dipersiapkan?” tanya Yeon Ham bingung. Myung Soo mengangguk lembut dan mengelus tiap inci rambut Yeon Ham.
“Kurasa, karena Eommamu memintaku yang mencarikan gaun untukmu dan Soo Hyun.” Ucap Myung Soo tenang.
“Cih, Eomma membuatku dan Soo Hyun tampak tak mandiri dihadapanmu.” Ucap Yeon Ham sambil berjalan beriringan dengan Myung Soo santai.
“Boleh aku tahu kenapa Soo Hyun menolakku?” pertanyaan itu membuat perasaan Yeon Ham tak enak dan merasa dijauhkan dari Myung Soo.
“Apakah kau berharap Soo Hyun menerimamu?” nada bicara Yeon Ham menunjukan ia tidak suka akah pertanyaan Myung Soo tersebut.
“Aku lebih menyukaimu bahkan lebih dari perasaan Jong Hyun Hyung dengan yeoja yang menjadi tunangannya.” Ucap Myung Soo lagi-lagi dengan tulus.
“Lalu?” tanya Yeon Ham singkat.
“Aku hanya penasaran. Kenapa ia menyerahkanku pada yeoja yang kutunjuk tanpa merasakan rasa iri sedikitpun.” Ucap Myung Soo memberikan penjelasan pada Yeon Ham jujur.
“Entahlah, katanya ia punya seorang namja yang harus ditunggu. Namja yang membuatnya mengerti akan cinta sejak awal.” Ucap Yeon Ham sambil menerawang dan tersenyum.
“Ada apa dengan ekspresimu?” tanya Myung Soo mendapati senyum Yeon Ham yang muncul dengan tiba-tiba.
“Bukankah pemikiran Soo Hyun itu berada pada posisi manis dan juga bodoh secara bersamaan?” tanya Yeon Ham membalikan pertanyaan Myung Soo.
“Kurasa. Tapi itu membuatnya tampak pada posisi bijaksana dan percaya akan hal yang tidak mungkin,” lanjut Myung Soo lagi. Yeon Ham tersenyum kecil dan mengangguk, menyatakan ia setuju pada namja yang mungkin akan menjadi suaminya kelak.
===
“Ayo Jalan!” Jong Hyun menutupi mata Ga Eul dan menuntunnya menjauhi display tv disalah satu toko alat eletronik dengan cepat.
“Ya! Aku sedang menonton berita antara Soo Jeong Days dengan Kim Sung Gyu Infinite!” bentak Ga Eul sambil menurunkan tangan Jong Hyun yang menutupi matanya.
“Kim Sung Gyu atau Nam Woo Hyun yang ingin kau tonton?” pertanyaan bodoh Jong Hyun membuat Ga Eul tertawa kecil.
“Kenapa kau selalu cemburu dengan artis idolaku bodoh?” tanya Ga Eul sekilas,
“Karena bisa saja ia jatuh cinta pada calon istriku,” ujar Jong Hyun sambil menebar smirk bodohnya.
“Pabo,” ucap  Ga Eul sambil berbalik dan tersenyum dengan sama bodohnya dengan kekasihnya itu.
“Kedua adikmu suka cake rasa apa Jong Hyun-ah?” tanya Ga Eul saat mereka berada disebuah toko kue.
“Kurasa mereka makan apapun,” ujar Jong Hyun sambil menatap kesekeliling dengan cepat.
“Apa yang kau perhatikan?” tanya Ga Eul bingung.
“Mencari tanda discount dalam toko ini,” ucap namja itu sambil kemudian menaruh kedua siku dari tangannya dan menatap Ga Eul santai.
“Aku yang membayar! Jangan membuat malu Jong Hyun-ah.” Ucap Ga Eul sambil melemparkan tatapan kesalnya.
“Bukankah kebodohan dan sikap memalukanku yang membuat kita saling kenal Shin Ga Eul?” tanya Jong Hyun sambil lagi-lagi memamerkan kebodohannya.
“Kau sama dengan namdongsaengku,”
“Namja yang meninju kuat-kuat rahang namja dari yeodongsaengku?”
“Memangnya siapa lagi,”
“Sepupu atau sebagainya mungkin.” Jawab Jong Hyun sekilas.
“Jong-ah, sebelumnya aku belum pernah sekalipun melihat Dong Ho emosi dengan sekasar itu. Apakah yeodongsaengmu memang kenal dengan Dong Ho?” tanya Ga Eul bingung.
“Entahlah, memangnya ada apa? Aku tahu kau khawatir dengan namdongsaengmu, tapi yeodongsaengku bahkan tidak pandai berbohong. Terutama Yeon Ham, ia gadis yang sangat lembut dan lemah Ga Eul-ah,” ujar Jong Hyun sambil menggaruk kepalanya dengan satu jari.
“Terutama? Memangnya kau punya berapa dongsaeng?” tanya Ga Eul bingung,
“Dua. Dan kau mau tahu sesuatu?” ucap Jong Hyun dengan gigi-giginya yang tertebar(?).
“Apa?” tanya Ga Eul sambil memperhatikan menu dihadapannya,
“Mereka kembar!” ujar Jong Hyun bangga,
“Benarkah? Aku juga ingin mempunyai adeul yang kembar,” ucap Ga Eul santai.
“Nanti Ga Eul-ah! Kita belum menikah!” teriak Jong Hyun bodoh. Ga Eul menaikan kepalanya dan menatap Jong Hyun datar.
“Kau ini bodoh atau terlalu bodoh Jong Hyun-ssi?”
“Kau memancingku berpikir seperti itu!”
“SIAPA YANG MEMANCINGMU!”
“Kau~”
“Dasar namja bodoh! Pilih sendiri kue untuk yeodongsaeng kembarmu itu!” Ga Eul melempar pelan menu yang ia pegang kehadapan Jong Hyun kasar.
“Marah lagi,”
“Pabo!”
“Siapa?”
“KAU!” bentak Ga Eul kesal. Yeoja itu menghembuskan nafasnya berat.
“Tapi yeodongsaengmu yang waktu itu kulihat sangat cantik.”
“Dan kau meninggalkanku begitu saja waktu itu.”
“Karena aku takut Dong Ho terus memukuli calon adik iparmu yang tampan itu Jong-ah,”
“A! kau memuji Myung Soo tampan, namun tidak pernah sekalipun memujiku seperti itu,” nada kecewa terdengar dari namja pendek itu.
“Kenalkan aku dengan dua yeodongsaengmu itu!”
“Arraseo. Kajja,” ucap Jong Hyun sambil menutup menu dan berjalan kekasir.
Tbc(>..<)”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar