Selamat datang

(~^.^)~\(=.=)/~(^.^~) 안녕해세요 친구들.. Selamat Datang.. Welcome .. いらっしゃいませ。。~(^.^~) \(=.=)/(~^.^)~

12.22.2011

Obsession

Cast
  • Shin Dong Ho
  • Kim Yeon Ham

Kalian pasti tahu akan arti dari sebuah kata obsesi bukan? Sebuah kata yang katanya dan menurut banyak orang diluar sana mampu melampaui batas kewarasanmu, membuatmu mampu melakukan hal – hal yang tadinya tak mampu kau lakukan, membuatmu kehilangan akal sehat yang melekat dalam otakmu. Mungkin membuatmu bahkan kehilangan rasa – rasa dalam setiap inci tubuhmu, membuatmu memasuki suatu kehidupan baru dan merasakan suatu hal yang tak kau rasakan selain keinginan memiliki atau mencapai suatu hal. Satu kata yang mungkin membawamu memasuki rumah sakit yang berpenghuni banyak orang tanpa memiliki kesadaran utuh seperti orang – orang yang bekerja didalamnya.

-==- Yeon Ham Pov

“Kim Yeon Ham ibnida,” ucap ku sopan pada saat kedua orang tuaku mengajakku kesebuah restaurant mewah, dihadapanku duduk seorang namja yang tampak lebih tua dariku beberapa tahun, ia duduk dengan tingkahnya yang dingin, dan dengan gaya yang menurutku tak pantas ia lakukan dihadapan eomma dan appaku yang merupakan penerus perusahaan ternama di Korea, keluargaku keluarga kaya yang tak boleh seenaknya dipandang remeh seperti tatapannya yang baru saja ia berikan padaku.

“Dong Ho-ya, kenalkan dirimu,” ucap ajjhuma cantik yang duduk disisinya, kurasa itu eommanya, sangat berbeda dengan namja yang duduk tepat dihadapanku. Wajahnya menunjukkan bahwa ia bosan, tingkahnya menunjukkan ia tidak suka berada diruangan ini. Hal sama yang aku rasakan saat ini, namja itu berdiri, ia cukup tampan ketika smirknya muncul, dengan tubuh cukup gembulnya ia berdiri tegap.

“Shin Dong Ho ibnida,” ucapnya cepat dan segera kembali duduk. MWO!? Cepat sekali tempo bicaranya, sungguh tidak menunjukkan ia berasal dari keluarga berada, apakah ia pikir ia seorang rapper yang dengan mudah memikat perasaan yeoja dengan bergaya dan bertingkah aneh seperti itu juga dengan cara bicara seenaknya?! Baiklah pikiranku mulai tak focus, aku benci melihat seorang namja bertingkah seenaknya tanpa aturan, dan meski kau tahu jelas perasaan tak sukamu untuk berada disuatu tempat setidaknya hargai setiap orang yang lebih tua darimu. Keluarganya merupakan keluarga pemilik perusahaan majalah ternama di Korea dan ia mempunyai banyak cabang percetakan disini, dinegara kami berdua.

“Dong Ho YA!” ucapan meninggi itu kudapati dari seorang ajjushi yang tampaknya tak menyukai tingkah adeulnya.

“Wae..” ucapnya asal, ia mengambil gelasnya dan meminum air yang ada didalam gelas itu sedikit.

“Bersikaplah yang sopan!” Yeoja paruh baya itu menyikut tangannya pelan, dan membisikan hal yang tentu bisa aku dengar dengan jelas, dan kurasa tentu saja appa dan eommaku juga mampu mendengarnya dengan jelas.

“Kalian yang memaksaku datang! Kalian tahu aku bukan orang yang suka diatur! Dan kalian ingin menjodohkanku?! Cih! Zaman apa ini appa eomma!” ucapnya kasar dan berapi – api. Ia lalu berdiri dan meninggalkan meja begitu saja, mendorong kasar kursi yang  tadi ia duduki.

“Mianhae Yeon Ham-ah, kurasa karena team baseballnya kalah tadi siang,” ucap Ajjushi itu sambil tersenyum kearahku dan eommanya menunduk malu kearah appa dan eommaku. Anak kurang ajar ia, batinku berteriak. Baiklah aku akan mengambil perjodohan ini, membuatnya menjadi lebih baik dan menghancurkan benteng pertahanannya yang bodoh seperti itu. Dia pikir seorang yeoja yang dijodohkan dengannya merupakan yeoja yang dengan mudah menyerah? Aku akan membuatmu bertekuk lutut dihadapanku Shin Dong Ho!

“Yeon Ham-ah,” Appa menepuk punggungku lembut, menyadarkanku dari obsesi baru yang muncul di otakku, aku menoleh dan memberikan senyum anggunku,

“Ne?” pertanyaan bodoh yang menunjukkan bahwa aku tak focus pada apa yang sedang 4 tetua ini bicarakan.

“Jadi kapan kau dan Dong Ho akan bertemu lagi?” tanya Ajjushi dengan kacamata itu ramah kearahku,

“Kalian yakin aku akan menerima perjodohan ini dengan mudah?” tanyaku santai, tak perduli apa yang akan mereka tanyakan padaku nantinya,

“Bukankah kau sudah mengatakannya akan menerima siapapun namja yang akan dijodohkan denganmu?” tanya eomma dengan mimic wajah bingung kearahku,

“Ah~ mungkin karena Dong Ho bertingkah seperti itu maka kau jadi tidak menyukainya, sebenarnya..”

“Anni ajjuma, sikap namja seperti itu akan aku taklukan, percayalah ia akan dewasa dengan cepat seiring dengan membaiknya hubunganku dengannya,” aku memotong pembicaraannya dengan cepat, ke4 orang sekelilingku menatap tak percaya dengan apa yang baru saja mereka dengar.

“Kau yakin?” tanya ajjushi itu lagi, dengan spontan aku menganggukan kepalaku dengan cepat. Tak perlu berpikir, hanya perlu bertindak, seperti itulah pikirku saat obsesi besar menyusup secara halus dan cepat seperti asap yang berbaur disekeliling otakku saat ini.

“Tapi dengan satu syarat,” ucapku tiba – tiba,

“Apa?” tanya Appa tiba – tiba,

“Ia tak boleh tahu aku menerima perjodohan ini, kalian hanya perlu mengatakan bahwa akupun menolak, hanya saja kalian tetap memaksaku, ottae?” tanyaku dengan senyum gemilang(?) yang aku punya. Keempatnya mengangguk pasti dan aku rasa kemenangan itu takkan lari kemanapun. Kemenangan itu sudah menunjukku dan memilihku.

-==- Author Pov

“Kau Shin Dong Ho?” suara sedang itu membuat namja yang terduduk dipojokan sebuah café menenggak keatas dan menatap tak  suka kearah yeoja yang berkacak pinggang dihadapannya, namja itu lalu kembali menunduk dan memainkan i-padnya lagi, menunjukkan bahwa ia tak suka dan tak peduli dengan apapun disekelilingnya termasuk kedatangan yeoja cantik itu. Yeoja itu tak kalah akal, ia menarik bangku dihadapan namja itu dan duduk dengan cepat.

“Kenapa kau kesini?” tanya namja itu cepat,

“Disuruh appa dan eommaku juga appa dan eommamu,” ucap yeoja itu cepat,

“Siapa namamu?” tanya namja itu tanpa memalingkan wajahnya dari i-pad yang sedari tadi ia mainkan terus menerus,

“Kim Yeon Ham.” Ucap yeoja itu sambil menatap kesekeliling ruangan café tersebut,

“Seleramu cukup tinggi,”

“Shin Yeon Ham, bukankah itu tak cocok?” ucap Dong Ho tiba – tiba membuat Yeon Ham memandang dalam kepala namja itu yang tertunduk diam sebentar kemudian tangannya yang cukup besar itu kembali bermain lincah dengan benda tipis dan ringan digenggamannya. Yeoja itu seperti menangkap sesuatu yang aneh dari nada bicara namja itu yang tenang. Seperti mengingatkannya pada suatu hal yang sama sekali tak ia ketahui. Perasaannya bergetar lembut,

“Memang Kim Yeon Ham yang terbaik,” ucap yeoja itu girang, ia berusaha menepis rasa aneh yang menelusup kedalam dirinya.

“Lalu menikahlah dengan namja bermarga Kim, banyak kok diluar sana,” ucapan namja itu seolah menjatuhkan keangkuhan yeoja yang duduk dengan tingkah manis itu.

“Kau dipilihkan untukku, aku dipilihkan untukmu, pasti ada suatu alasan dibalik segalanya,” sanggah yeoja itu cepat.

“Aku..” namja itu mengangkat wajahnya perlahan, ia tersenyum ketus dan tenang(?) masih dengan wajahnya yang menyebalkan ia berdiri dan meninggalkan yeoja yang duduk dihadapannya itu.

“YA!” pekik yeoja itu kesal. Ia ikut berdiri dan mengikuti namja itu, yeoja dengan high heels itu mengikuti langkah cepat namja yang ingin ia jatuhkan, namja yang ingin ia buat bertekuk lutut dihadapannya. Hanya untuk sebuah obsesi adalah alasan yang kuat untuk memaksa yeoja it uterus berjalan dengan high heels itu.

*bruk

Ketika yeoja itu berusaha berlari dengan high heelsnya pelan yeoja itu terjatuh, tak ada rengekan dari yeoja itu membuat namja yang menghindarinya berbalik, dan ia melihat seorang yeoja dengan wajah cantiknya meniup lututnya yang lecet. Yeon Ham dengan celana pendeknya juga sweater kebesarannya membuat yeoja itu tampak tenggelam dengan pakaiannya.

-==- Dong Ho Pov

Aku terdiam ketika tak lagi mendengar suara menyebalkan yeoja itu. aku terdiam, sedikit rasa bimbang menyelimutiku untuk berbalik dan melihat kemana perginya ia dengan keberisikan yang ia buat atau langsung saja berjalan tanpa memikirkan yeoja itu. Aku mengepalkan erat tanganku kesal, aku berbalik dan menatap yeoja itu terduduk diaspal dan ia sedang meniup – niupi lecet yang ada di lututnya.

“Ia tetap selembut yang aku kenal,” ucapku perlahan.

“Aigoo agashi terjatuh? Ayo aku bantu berdiri,” seorang ajjushi mesum tampak ingin menarik lengan kecil yeoja itu, aku berjalan cepat dan menghampirinya.

“Kau tak apa? Aigoo yakhonnyeoku bagaimana bisa melecetkan tubuhmu yang cantik,” ucapku gusar, kubantu ia berdiri, mata cantiknya membulat, dan ajjushi mesum itu tampak mundur dan segera menghilang setelah aku mengatakan hal itu. Cih dia pikir siapa dia berani mengajak bicara seorang Kim Yeon Ham dan bahkan hampir menyentuhnya. Aku hanya melepaskan tangannya dan kembali melanjutkan jalanku dan meninggalkannya lagi.

“Kakiku sakit,” rengeknya dengan nada manja yang paling ku benci. Hal yang paling menjijikan darinya adalah sebuah kemanjaan yang melekat erat dalam pola hidup gaya putrinya. Ia selalu merasa semua orang harus menurutinya, aku berbalik dan menyuruhnya kearahku cepat. Ia tampak kebingungan dan ia berjalan pelan, ia membulatkan matanya dan menatapku kebingungan.

“Kuantar pulang,” ucapku santai,

“Aku bawa mobil,” ucapnya galak,

“Bohong,” kataku lagi,

“Baiklah aku tadi di drop disini,” ujarnya sambil memajukan mulutnya seolah tak terima aku menemukan kebodohannya.

“Bagaimana bisa terjatuh?” tanyaku sambil mengalihkan pandanganku dari sudut yang bisa saja ia lihat.

“Ada lubang ketika aku berusaha mengejarmu,” ucapnya sambil membungkuk sebentar dan mengelus kakinya, apakah itu sakit? Tanyaku dalam hati.

“Appa..~” ish merengek lagi batinku kesal, aku lalu berjalan lebih cepat selangkah darinya dan berjongkok dihadapannya.

“Apa yang kau lakukan?” tanyanya bingung,

“Aku gendong kau hingga ke mobilku, cepatlah, atau aku akan berubah pikiran,” ucapku berusaha mengketuskan nada bicaraku. Dengan perlahan ia mengelus bahuku dan ia siap ku gendong.

“Kenapa kau baik?”

“Kau tak perlu tahu alasannya,”

“Apa kau menghindariku karena menyukaiku?” pertanyaan itu mampu membuatku terdiam dengan cepat, aku menggeleng lembut.

“Kurasa aku tahu jawabanmu,” ucapnya pasrah,

“Tahu apa? Kau tahu tentang apa? Tak ada yang kau tahu tentangku,” ucapku kesal karena kata – katanya,

“Sebenarnya apa alasanmu tidak menyukaiku? Bukankah aku seperti yeoja yang perfect?” tanyanya lagi, aku menunduk dan menyembunyikan senyumanku yang kecil(?).

“Kau benar Shin Yeon Ham! Namamu memang tak keren jika disandingkan dengan margaku, kau benar karena aku telah…” pikiran itu membuatku hampir menabrak orang jika saja wanita manja itu tidak berteriak dan meminta maaf kepada seorang ajjuma yang hampir ku tabrak.

“Anak muda yang bodoh,”

“Mianhaeyo eomuni><” ucap Yeon Ham sambil berusaha menundukkan kepalanya,

“Ya! Berbalik dan minta maaf,” bisiknya ketelingaku,

“Shireo,” ucapku lalu melanjutkan berjalan hingga sampai pada sebuah mobil sport hitam yang mengkilat(pake kit si ho(?)).

“Masuklah ke mobil,” ucapku dingin, ia berdiri dengan bingung dan segera masuk saat aku membuka kunci mobil.

-==- Yeon Ham Pov

Aku masih berdiri dengan bingung di balkon kamarku, pikiranku melayang saat ia menarikku bangun dan membuat ajjushi mesum itu berusaha menyentuh lenganku, ia mengijinkanku untuk memberatkan langkahnya hanya untuk mengurangi rasa sakit dikakiku karena lecet yang bodoh ini.

“Eomma disini, bisa eomma lihat luka lecetmu?” suara eomma mengacaukan banyak hal yang masih ingin aku pikirkan. Namun kata – kata eomma juga menambah pertanyaan dalam otakku, apakah namja yang dingin, kasar, ketus dan tak mau kalah itu memberitahukan eomma soal lecet yang ada dikakiku?

“Eomma tahu darimana?” tanyaku sambil menaikkan salah satu alisku, baiklah itu sebuah reflex yang akan kau alami ketika seorang namja memperhatikan lecet dikakimu. Atau hanya menurut perasaan PD-ku saja ia menjadi bersikap sebagai seorang pangeran? Atau ia memang selama ini merupakan seorang pangeran yang aku impikan? Pangeran yang akan mencintaiku dengan caranya sendiri?

“Pelayan yang mengatakan padaku,” ucap eomma sambil tersenyum dan menuntunku untuk duduk di sofa tengah dalam kamarku.

“Oh~” jawabku lemah.

“Apa kau pikir Dong Ho yang memberitahukanku?” pertanyaan eomma menusuk, seolah ia tahu aku masih dalam obsesi besarku untuk membuat namja itu tergila – gila padaku.

“Kurasa masih butuh jalan panjang untuk menrealisasikan obsesiku eomma,” ucapku halus. Didalam rumah Kim ini tak ada yang tak tahu bahwa aku seorang pengejar obsesi yang ada diotakku, dan terlebih yeoja cantik yang duduk dihadapanku dan berusaha membilas luka lecetku ini adalah eomma yang membesarkanku dengan penuh cinta.

“Tapi satu hal yang patut kau tahu, Dong Ho mengatakan pada pelayan dalam rumah untuk membasuh lukamu,” ucapan Eomma membuatku seolah membeku. Apa yang baru saja kudengar bukan sebuah hal yang perlu kau pertanyakan atau harus kau block dan kau tulis dengan besar dalam otakmu kan?

“Apa yang eomma katakan, berhenti membuatku merasa obsesiku tercapai, bukankah aku baru saja mempunyai obsesi yang sebelumnya selalu ku tunggu?” ucapku sambil memalingkan wajahku dari tatapan eomma.

“Berhentilah mengejar obsesi Kim Yeon Ham, karena kau sudah mencapainya sebelum kau memulai persiapan apapun,” ucap Eomma bijak dan setelah ia menempelkan sebuah hansaplast di lututku ia beranjak dan meinggalkanku.

Aku duduk terdiam beberapa saat dan menggaruk kepalaku bingung, kubiarkan pikiranku terbang, berusaha mencari arti dari perkataan seorang yeoja yang kusayangi sepanjang hidupku. Aku meluruskan kakiku dan menyentuh hansaplast yang ditempelkan eomma, aku meringis sedikit karena perihnya masih terasa,

“Agashi, namja yang mengantarkanmu pulang menyuruhku memberikan hal ini padamu..” ucap seorang pelayan dengan senyumnya, aku meraih bungkusan kertas itu bingung.

“Ini obat apa?” tanyaku bingung saat sudah mengeluarkan barang tersebut dari dalam.

“Menurutku itu untuk menghilangkan bekas luka, bukankah tadi kaki agashi lecet?” ujar pelayan itu sambil melirik lututku yang tertempel sebuah hansaplast.

“Menurutmu kenapa ia menyuruhku memakai itu?” tanyaku pada pelayan itu lagi,

“Bukankah ia namja-chingumu agashi? Kurasa ia hanya ingin agar lukamu tidak membekas, seorang namja pasti akan menjaga yeojanya erat – erat seperti sebuah vas antik yang tidak boleh memiliki cacat diseluruh tubuhnya. Karena itu akan menjadi kebanggaan mereka.” Ucapan pelayan itu membuatku mengangguk cepat dan membiarkan ia kembali menjalankan pekerjaannya yang lain. Aku menaruh obat tersebut dan memandanginya lekat – lekat.

“Siapa kau sebenarnya?”

“Bagaimana kau sebenarnya?”

“Apa yang kau mau sebenarnya?”

“Kenapa kau seperti ini?” aku mengucapkan kata – kata itu lalu berdiri, berjalan sedikit cepat kearah ranjangku dan mencoba untuk memikirkannya dengan cara yang lebih menenangkan, menyetel music playerku dan kubiarkan lantunan music kesukaanku bergema diseluruh ruangan kamarku yang cukup besar.

-==- Author Pov

“Kau sakit?” suara itu yang didapati seorang yeoja yang baru saja keluar kamar tidurnya.

“Kenapa kau disini?” tanya yeoja itu sambil membuang mukanya,

“Kau marah padaku?” tanya namja itu masih dengan posisi menyender ketembok,

“Siapa yang peduli padamu?!”

“Baiklah aku tahu, aku salah. Mian,” ucap Dong Ho sambil berjalan meninggalkan Yeon Ham yang sepertinya terkejut akan kata – kata namja itu.

-----

-Flashback-

Awal musim dingin membuat Yeon Ham berharap Dong Ho akan datang ke taman bermain yang cukup besar, ia menunggu sejak pagi hingga sore hari dengan cuaca yang berangin dan itu membuatnya berdiri berjam – jam. Hingga jam 8 malam dimana taman bermain itu segera tutup namja yang ditunggui tak juga datang. Dengan segenap kesabaran Yeon Ham berharap jika Dong Ho datang dan melihatnya menunggu maka obsesinya akan mencapai puncak kemenangan, namja itu luluh akan tingkahnya yang bodoh dan menunjukkan bahwa yeoja itu benar – benar mencintai namja tersebut.

“Eomma Dong Ho tak datang,” ucapan itu yang pertama kali Yeon Ham ucapkan ketika eommanya bersiap menanyai mengapa ia pulang dengan taksi,

“Kau menungguinya seharian?” pertanyaan itu hanya ditanggapi sebuah anggukan tak jelas oleh yeoja itu.

------

“Mianhae karenaku kau sakit,” hanya itu kalimat yang terdapat dari sebuah surat permintaan maaf yang Dong Ho tujukan untuk Yeon Ham,

“Kalau kau tahu ini salahmu kenapa tidak memelukku dan mengatakan kata maaf? Apa kau begitu suka menyiksaku dengan gaya dinginmu? Apa kau suka melihatku mengejar – ngejarmu?” tanpa sadar Yeon Ham berteriak didalam kamarnya, air matanya tak jatuh, ia hanya terduduk kesal melihat surat yang masih ia genggam.

-==- Dong Ho Pov

Aku tersenyum lega ketika meninggalkan kediaman Kim, hanya dengan melihatnya mampu berdiri dan  menatapku dengan mata cantiknya. Aku merindukan setiap teriakannya dan juga celotehan atau bahkan rengekan manja itu bertahun – tahun? Aku menambah kecepatan mobilku ketika hujan mulai turun dan ……

----

-==- Yeon Ham Pov

Aku terperanjat kaget ketika aku hampir jatuh terlelap, bayangan wajah namja berpipi gembul dan menyebalkan itu seperti menghantuiku hingga HP-ku bergetar dengan tiba – tiba. Aku mengambilnya malas – malasan, nama namja itu muncul di layar HPku.

“Yeoboseyo, waeyo!?” ucapku ketus, tiba – tiba saja aku teringat bagaimana isi suratnya yang sekarang semakin membuatku menelannya hidup – hidup.

“...”

“Ne, aku yeoja-chingunya,” entahlah saat ini hanya kata – kata itu yang aku mampu ucapkan,

“…”

“MWO!” pekikku dasyat dan dengan cepat aku berlari keluar kamarku dan…

-==- Author Pov

Hp yeoja itu bergetar lembut setelah ia terhenyak dari tidurnya, ia mengambil HP itu malas – malasan,

“Yeoboseyo, waeyo!?” ucapnya ketus,

“Apakah ini anda kenal dengan Shin Dong Ho?”

“Ne, aku yeoja-chingunya,”

“Bisa tolong segera ke rumah sakit? Karena Shin Dong Ho mengalami kecelakaan,”

“MWO!” ucap yeoja itu dasyat, ia segera berlari keluar kamarnya, mendatangi garasi dan menyuruh supirnya yang terkejut dengan pakaian yang dipakai yeoja itu,

“Rumah sakit? Agashi masih sakit?” tanya supir yeoja itu kebingungan,

“Dong Ho mengalami kecelakaan!” pekik yeoja itu kesal,

“Percepat laju mobilnya ajjushi!” tuntut yeoja itu.

-----

Seorang yeoja berlari – lari dilorong rumah sakit dengan cepat, ia tak perduli dengan beberapa orang yang melihat pakaian rumahnya, ia tak peduli dengan apa yang tertulis jelas di wajahnya, entah itu rasa khawatir, sedih, gugup, cemas, takut, atau apapun itu. yang ia ingini sekarang adalah melihat namja yang menumbuhkan obsesinya membuka mata dan menatap yeoja itu dingin. Ia bersumpah dalam hatinya, ia berseru hebat, ia berteriak ketakutan seiringan dengan derap langkahnya di lorong sepi itu.

“Kau yeoja chingunya?” seorang suster baru saja keluar dari ruangan dimana seorang namja gembul terbaring. Yeon Ham menganggukkan kepalanya perlahan, air matanya berusaha keluar, air mata ketakutan akan obsesi yang hilang.

“Apa aku boleh masuk?” tanya Yeon Ham pelan, suster tersebut menebar senyum dan mengangguk,

“Kau kenapa bisa begitu bodoh?” tanya yeoja itu sambil berjalan pelan menuju samping ranjang namja itu, ia menarik sebuah kursi dan duduk di sampingnya sambil menatap namja itu sendu,

“Apa kecelakaan itu parah?” ucap Yeon Ham pelan, ia masih takut akan obsesinya yang mungkin saja hilang tiba – tiba,

“Kau masih terlelap bukan?” ucap yeoja itu lagi, yeoja itu mendekatkan wajahnya dan menaruh tangannya diatas kepala namja itu, bermain dengan rambut hitam kelam namja itu.

“Kau pasti akan membuka mata dan membuatku berada di puncak kemenangan bukan? Membuatku menyelesaikan obsesi ini?” ucap yeoja itu lagi, matanya mulai berkaca – kaca seakan mata itu tak lagi terbuka, seakan perut gembul itu tak lagi bergerak naik turun seolah sedang memompa sesuatu, takut mulut bodoh itu tidak lagi mampu mengatakan sesuatu yang menyebalkan dan membuat yeoja itu menaikan emosinya.

“Apakah aku boleh pergi dari hidupmu setelah mengatakan saranghae?” suara bass itu membuat Yeon Ham menarik tangannya cepat dan mengalihkan wajahnya.

“Kau mau kemana?” ucap namja itu ketika yeoja tersebut beranjak dari duduknya,

“Bantulah aku untuk duduk, punggungku masih kaku akibat kecelakaan tadi,” ucap namja itu sambil mencari tombol untuk menaikkan ranjang rumah sakit itu, dengan cepat Yeon Ham membantu namja itu untuk membenarkan posisi duduknya,

“Bukankah hanya kecelakaan ringan?” tanya yeoja itu sambil menyipitkan matanya,

“Tetap saja hampir membunuh calon suamimu pabo!” teriak Dong Ho kesal,

“Siapa calon suamiku?!” ucapan yeoja itu meninggi,

“Bukankah kau terobsesi memilikiku? Membuatku bertekuk lutut dihadapanmu? Dan jatuh kedalam perangkap cintamu?” ucapan Dong Ho membuat Soo Hyun tercengang,

“Da..dari mana kau tahu?” tanya yeoja itu bingung,

“Dari kedua orang tua kita,” ucap namja itu lancar,

“Mwo? Bukankah mereka berjanji takkan memberitahumu?”

“Berarti kau belum tahu bagaimana rahasiaku dengan 4 orang itu?” tanya Dong Ho penasaran, yeoja itu lalu menggeleng pelan dan menatap penuh arti kearah namja itu.

“Aku akan memberitahukanmu sebuah rahasia yang akan membuatmu tersenyum atau mungkin menghajarku? Entahlah,” ucap namja itu dengan ekspresi mempasrah – pasrahkan wajahnya,

“Katakan!” tuntut yeoja yang duduk disisinya ketus,

“Ini merupakan alasanku menolak perjodohan kita,” ucap Dong Ho sambil lalu menatap wajah Yeon Ham yang berubah seketika,

“Haruskah aku mengatakan Ya pada perjodohan yang aku minta belasan tahun lalu? Atau malah mengatakan aku sudah menutup dan mengganti posisimu dihatiku?” yeoja itu menaikkan alisnya, ia tampak terkejut dengan apa yan g baru saja ia dengar.

“Maksudmu?!” ucapan Yeon Ham tertahan dengan senyum manis yang namja itu berikan.

“Kau ingin aku mencintaimu bukan?” yeoja itu menganggukan kepalanya tanda ia membenarkan apa yang ditanyai oleh namja itu.

“Aku sudah melakukannya Kim Yeon Ham, kau ingat namja dengan earphone yang hampir tertabrak bus karena menyebrang dengan sembarangan tampa memperhatikan lampu merah?” yeoja itu menggeleng,

“Itu aku Kim Yeon Ham, aku mencari siapa dirimu sebenarnya, dan kau tahu? Tuhan menjawabnya,” ucap Dong Ho dengan sinar mata yang seolah tersenyum kearah yeoja itu.

“Maksudmu?”

“Aku selalu ingat bagaimana kau membulatkan matamu dan mendengar rengekkanmu ditelepon pada eommamu hari dimana aku mulai mencarimu, aku mengikutimu bahka menjadi secret adminermu tanpa seorangpun tahu, saat aku melihatmu dihari pertemuan kita dengan orang tua masing – masing aku segera mengenalimu, apa kau pernah merasa melihatku?” tanya Dong Ho lagi, kali ini sorot matanya serius,

“Aku hanya ingat sekitar beberapa tahun lalu menyelamatkan seorang namja bodoh yang hampir tertabrak, dan.. apa eomma dan appaku sudah tahu masalah ini?” tanya yeoja itu bingung,

“Tentu,” jawab namja itu cepat.

“Jadi? Kau masih ingin terus mengejar obsesimu atau melihat bahwa obsesimu sudah menang?” tanya Dong Ho sedikit pelan, yeoja itu terdiam,

“Izinkan aku menggenggam tanganmu sekali, dan izinkan kau selamatkan hidupku, karena tanpa seorang Kim Yeon Ham takkan lagi aku mampu menatap langit biru, tak mampu lagi menghirup oksigen, dan appa eommaku mungkin akan kehilangan penerus, baiklah jika kau menganggapku berlebihan, hanya karena kau menarikku dan menyelamatkanku bertahun – tahun lalu maka sekarang aku ingin membalasnya dengan menjagamu selama sisa hidupku..” namja itu terdiam, ia menghela nafasnya berat,

“Tapi aku jatuh cinta ketika mendengar rengekanmu di telepon kepada eommamu pertama kalinya, aku jatuh cinta ketika seorang yeoja yang berhati tulus menyelamatkanku dari ambang kematian, aku jatuh cinta pada yeoja yang biasa manja berusaha mengejar obsesinya sendiri karena tingkah angkuhku, dan sekarang aku jatuh cinta pada seorang yeoja yang mengkhawatirkanku tak lagi membuka mata.. izinkan aku melakukan segalanya untukmu, membahagiakanmu, menyelematkanmu, menjagamu, dan melindungimu..”

“Masih banyak yang harus kau lakukan, minta maaf kepadaku karena membuatku terserang flu akibat menungguimu seharian di gerbang taman bermain!” ucap yeoja itu sambil membuang mukanya dari hadapan namja yang masih menahan sakit disekujur tubuhnya,

“Kurasa aku sudah mendapatkan balasan dari apa yang sudah ku lakukan padamu, hahahaha~” tawa namja itu meledak, dan ia berusaha untuk meraih tangan yeoja itu.

“Saranghae, hanya satu hal itu yang mampu aku ucapkan pada mu Kim Yeon Ham.. anni! Shin Yeon Ham!” Dong Ho menatap dalam kearah yeoja yang acak – acakan karena tak sempat berdandan dihadapannya.

“Kalau begitu obsesiku menang bukan?” dan sebuah jitakan mendarat kekepala yeoja itu dengan lembut.

----

Dapatkah kalian percaya? Sebuah obsesi membuatku menemukan cinta yang telah lama menungguku, sebuah cinta yang tak pernah kuketahui, ia mungkin bukanlah yang terbaik untukku, tapi kurasa dengan cara ia mencintaiku ia mampu mengganti segala yang buruk dan mengubahnya menjadi sesuatu yang sangat berharga, Obsesi membuatku berdiri disamping namja yang mencintaiku, obsesi membuatku sadar aku mencintai namja itu tanpa ku maksud.

-end-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar