Selamat datang

(~^.^)~\(=.=)/~(^.^~) 안녕해세요 친구들.. Selamat Datang.. Welcome .. いらっしゃいませ。。~(^.^~) \(=.=)/(~^.^)~

3.21.2011

Part 2, ITS COMPLICATED LIFE - New Love New Life -

Part Two

ITS COMPLICATED LIFE

- New Love New Life -

Min Hee berjalan keluar kamarnya santai, ia melihat secarik kertas tergeletak di meja makan sambil menyantap sarapannya. *uhuk!! Tiba - tiba ia terbatuk, ia membaca kalimat itu pelan - pelan dan berulang - ulang.

"Kau hari ini dirumah~ jangan kemana - mana! Awas jika pergi! Ndo oppa, Kyu.."Min Hee memelototi tulisan itu kesal. Ia berjalan kedalam kamar Oppanya, ia berniat untuk membuat namja itu kesal seperti dirinya saat ini.

"Geusaramiiiiiii ahhhhhh~ jinjja!" Pekik Min Hee kesal, ia membanting tubuhnya keatas kasur namja itu. Ia lalu bangung menatap kesekeliling ruangan kamar itu. Disekeliling tembok yang penuh akan rak - rak CD games itu membuat kamar itu berbeda dari kamar lainnya. Kamar itu tertata dengan rapi meski kamar itu selalu menerima CD - CD baru, Min Hee menatap satu per satu koleksi oppanya, ia baru sadar CD games itu sangat beragam. Ia ingat appa dan eommanya selalu membelikan oppanya yang cerdas itu game dan game. *drrrrrrrr Sesuatu bergetar pelan dibalik selimut putih diatas ranjang itu, ia membalikan tubuhnya dan mengambil HP itu santai.

"5 panggilan," kata Min Hee dalam hati,

"Yobose..." Belum selesai yoja itu mengangkat panggilan ke-6 dan memberi salam kepada orang yang menelpon, suara nyaring tiba - tiba menusuk telinga Min Hee begitu saja.

"Hellloooooo? Kyu? Where are you? Hurry pick me up! Ya! Babo namja ! Jinjja!" Namja itu menutup kasar teleponnya, ia menaikkan kacamata hitam yang ia pakai. Ia berdiri dan mematung, ia benar - benar merindukan Seoul tapi tidak masa kecilnya apa lagi kenangan itu. Ia berjalan mondar - mandir beberapa menit lalu mencari - cari Wi-Fi karena Kyu Hyun yang berjanji menjemputnya tak datang - datang. Ia memasuki sebuah cafe yang memiliki fasilitas wi-fi. Ia membuka - bika kotak emailnya dan ingin segera menemukan alamat Kyu Hyun.

----------

"Ga Eul ah~ aku tak bisa keluar rumah, kau saja yang datang ke rumahku," kata Min Hee kesal. Ia lalu membuka kulkasnya yang kosong tanpa makanan. Ia lalu buru - buru menelpon Ga Eul lagi.

"Ara! Arasho!" Kata Ga Eul kesal, ketika menerima telpon rengekan dari Min Hee, Hee Chul lalu menatap ddalnya ganas. Jae Joong tersenyum lembut lalu mempersilakan Ga Eul untuk pergi.

"Eomma mian," kata Ga Eul memelas, Hee Chul hanya menatap ddalnya garang.

"Aku memang sudah janji dengan Min Hee," kata Ga Eul lagi, ia melemahkan suaranya. Ia memandang Jae Joong malu - malu, lalu membungkuk hormat.

"Ajjhuma mian.." Kata Ga Eul lagi, lalu meninggalkan ruang tamu, menuju kamarnya, bersiap lalu pergi.

"Hyong selalu berisik!" Soo Hyun membuka pintu rumahnya bersamaan dengan Ga Eul yang memegang knop pintu. Pintu itu tiba - tiba terbuka dan mengejutkan Ga Eul, ia terdiam beberapa detik karena kebisingan datang tanpa batas.

"Ooooo~ Ga Eul ah~ Xander Oppa Kyeoptagoo!" Xander mendekatkan mukanya kearah Ga Eul lalu ketika kesadaran Ga Eul datang ia tersenyum geli dan mendorong Xander kasar.

"Ash! Jinjja!" Kata Ga Eul lalu meninggalkan 2 namja pabo itu. Soo Hyun menarik lengan yodongsaengnya cepat. Ia menatap yoja itu dalam - dalam. Ga Eul terdiam sebentar.

"Ndo," kata Soo Hyun tertahan, Ga Eul menatap oppanya itu diam. Perasaannya masih sedikit takut melihat sorot mata namja dengan tampang galak itu. Ia tersenyum sebentar, seperti mengerti apa yang Soo Hyun maksudkan. Soo Hyun merenggangkan genggamannya.

"Arashoyo oppa. Nan ara," kata Ga Eul dengan tatapan sendunya, Xander menahan langkahnya, menatap yoja yang ia anggap dongsaengnya. Mata Ga Eul mulai memerah dan yoja itu tampak menahan air matanya agar tak jatuh.

"Jangan! Jangan temui namja itu! Aku akan menghabisinya jika kau menangis lagi karenanya. Dan jika kau menahanku serta membelanya dengan senyum hambarmu aku akan aku akan!" Kata - kata Soo Hyun terputus ketika Ga Eul menghadap oppanya itu tegap.

"Oppa! Kkokjonghajimaraguyo! Aku bukan pabo yoja lagi, aku melupakannya, dan kini aku hanya akan menatap namja yang benar - benar baik untukku." Kata Ga Eul sambil tersenyum dan menepuk bahu oppanya. Ga Eul lalu berbalik, senyumnya lenyap lagi. Soo Hyun menarik Ga Eul dan mendekap dongsaengnya hangat.

"Jangan membuat dirimu tampak bodoh Ga Eul-ah.." Kata Soo Hyun lembut, lalu melepaskan pelukannya. Ga Eul dengan cepat melesat pergi, ia ingin melupakan segalanya, jujur didalam hatinya rasa sakit itu tak hilang, atau belum hilang benar, tapi oppa bahkan dongsaengnya tidak ada yg tahu, bukan, mereka bahkan tidak boleh tahu yang sebenarnya, kata Ga Eul dalam hatinya.
 
"Kyu Hyong, kau tau, kau harus tau, ah kau harus mendengarkanku! Ku katakan padamu sekali lagi yah yoja itu benar – benar cantik! Aku itu punya fotonya. Dengarkan aku Kyu hyong!" pekik Kevin dengan nada tinggi tak berhenti sepanjang jalan. Ia berteriak – teriak meminta Kyu Hyun untuk mendengar celotehannya yag tak kunjung berhenti. Kyu Hyun hanya tampak cuek dengan omongan Kevin, tetapi setiap namja itu meninggikan suaranya membuat Kyu Hyun menoleh lalu berjalan lagi. Kyu Hyun menatap pagar yang terbuka dan ia yakin betul itu rumah Soo Hyun, ia mempercepat langkahnya mendului Kevin. Kevin yang selalu manja itu pun tak mau kalah ia juga mempercepat langkahnya hingga seorang yoja keluar dari pagar itu, Kevin membelalakan matanya tiba – tiba. Kevin menarik kengan Kyu Hyun tiba – tiba. Namja dengan mata sipit itu terdiam dan mematung, ia membatu tiba – tiba, Kyu Hyun pun terdiam memandang namja yang lebih muda darinya itu kebingungan. Saat yoja itu menatap Kevin an Kyu Hyun sebentar Kevin segera menundukkan wajahnya, wajah putih itu tampak merona setelah yoja itu melewati mereka dengan cepat Kevin berlari menuju rumah keluarga Shin itu cepat – cepat, Kyu Hyun menggaruk kepalanya kebingungan.

“Hyong! Hyong! HYONG!” Hee Chul berjalan kearah pintu rumahnya, ia kesal akan suara berisik itu, ia menatap Kevin bingung tampak di belakang Kevin ada seorang namja yang menunduk dan tersenyum member hormat pada Hee Chul, Soo Hyun datang dan menyentuh pundak eommanya lembut.

“Eomma, mian. Ia chinguku.” Kata Soo Hyun pelan, Hee Chul menatap adeulnya sebentar lalu masuk lagi kedalam ruang tamunya dimana Jae Joon sedang duduk menunggunya kembali.

“AJUMA!” Pekik Kevin tiba – tiba saat Hee Chul melangkah kedalam ruang tamunya, Kevin berjalan buru – buru menuju Hee Chul, yoja paruh baya itu benar – benar kebingungan sekarang menatap namja seperti Kevin.

“Kau punya ddal?” Tanya Kevin pasti, Soo Hyun menatap namja itu terkejut, ia menyikut tangan Alexander tapi namja itu pun tampak kebingungan. Hee Chul menatap Kevin mulai garang kali ini, yoja 3 anak itu menunjuk satu foto di dinding, foto keluarga yang bahagia. Ada dua orang yoja dan 3 namja tersenyum tampak bahagia. Kevin membalikkan kepalanya dan ia tersenyum dengan wajah yang menunjukkan betapa bahagiannya dia.

“Assa! Assa Hyong! Assa! Igo, igo ndo ddal? Igo Soo Hyun yodongsaeng?” Tanya Kevin bersemangat, sebuah tangan lembut menyentuh pundah Hee Chul, tampak wajah cantik Jae Joong yang tersenyum hangat.

“Aku harus pulang Chulie, ku harap Jae Ji dan Geun Yeong bisa berteman dengan mereka semua dengan baik,” kata Jae Joong sambil tersenyum hangat dan berjalan menuju pintu keluar.

“Jae-ya, changkam, kita makan malam bersama. Bukankah Yun Ho dan dua ddalmu itu baru sampai di Korea besok.” Kata Hee Chul sambil menyenderkan tubuhnya di dinding disamping kirinya.

“Aku telepon Ga Eul dan Dong Ho kalau begitu eomma. Nae chingu oddoke?” Tanya Soo Hyun bingung menatap Alexander, Kyu Hyun, dan Kevin. Hee Chul menatap adeulnya yang tampan dan tersenyum.

“Mereka akan ikut makan, tapi kalian yang pergi membeli sayurnya. Eomma akan memberikanmu uangnya.” Kata Hee Chul sambil memberi senyum manisnya.

--------

Ga Eul menatap Min Hee yang sedang menyantap nasi kotak pemberiannya. Pikiran yoja itu masih melayang, ia memikirkan bagaimana jika Oppa dan dongsaengnya tahu kalau perasaannya masih mili namja itu. Namja yang bahkan tak pernah diperlakukan hangat oleh oppa dan dongsaengnya.

“Ga Eul ah~” panggil Min Hee lembut, Ga Eul menatap chingunya bingung.

“HPmu bergetar,” kata Min Hee sambil menunjuk HP Ga Eul sebentar lalu ia kembali melanjutkan makannya. Ga Eul mengangkat panggilan yang masuk kedalam HPnya lalu menjawab sekenanya, ia menutup teleponnya kasar lalu menghembuskan nafasnya berat.

“Min Hee ya~ mianhe, uri eomma…” kata – kata Ga Eul terputus, Min Hee tersenyum, jika reaksi Ga Eul seperti itu pasti eommanya lah yang menelpon, lagi pula tadi ketika Ga Eul menerma telepon terdengar suara Hee Chul berteriak – teriak menyuruh ddalnya untuk pulang.

“Gwaenchana?” Tanya Ga Eul, ia benar – benar khawatir jika mendengar Min Hee sendirian, yoja itu terlalu ceroboh. Pikiran menyeramkan merasuk ke otak Ga Eul membuatnjya semakin mengkhwatirkan chingunya. Ia memencet tombol di HPnya lincah sambil tersenyum.

“Ki Seob ah~” kata Ga Eul tiba – tiba, Min Hee buru – buru menaruh sumpitnya dan berkomat – kamit meminta Ga Eul menutup teleponnya, tapi tiba – tiba senyuman Ga eul berubah menjadi senyuma maut lalu ia bergegas pergi sebelum suara ocehan Min Hee menghancurkan gendang telinganya, Ga Eul tersenyum lalu menutup pintu dan merapatkan jaketnya.
 
---------

“Noonaaaaaaaa….” Dong Ho berlari dan memeluk Noonanya dengan manja, ia tersenyum manis dan dengan lembut Ga Eul merangkul Dong Ho hangat.

“EOMMA! APPA! SOO HYUN HYUNG! Dong Ho kwa Noona wata! kekeke” suara manja Dong Ho keluar begitu ia membuka pintu rumahnya dan cepat – cepat membuka sepatunya dan masuk kedalam rumah.

“Oddiseo?” Tanya Han Kyung sambil meneguk air dari gelasnya ketika ia melihat Ga Eul baru datang bersama Dong Ho, Ga Eul hanya tersenyum sebentar.

“Min Hee Noona jib!” Kata Dong Ho sambil menarikkan bangku untuk Ga Eul.

“Oddoke ara?” Tanya Ga Eul kebingungan, Dong Ho hanya menyodorkan sms yang masuk dari HPnya lalu Ga Eul tersenyum sedikit.

“Sudah, ayo kalian makan. Jae, makanlah, kau kan membantuku,” kata Hee Chul sambil mempersilakan para tamunya untuk makan.

“Makan daging ini, ini daging sapi yang terbaik yang tadi kubeli,” kata Soo Hyun sambil menaruh sepotong daging sapi yang lumayan besar kedalam mangkuk nasi Ga Eul, Xander tersenyum lalu menaruh sebuah kimchi di mangkuk nasi Ga Eul. Yoja itu masih terdiam memandang mangkuk nasinya dan tiba – tiba dengan gaya malu – malunya Kevin menaruh sepotong udang di dalam mangkuk nasi Ga Eul.

“Yak!” pekik Dong Ho tiba – tiba, lalu ia menukar mangkuknya dengan mangkuk nasi Ga Eul dengan mangkuk nasinya dengan cepat.

“Noonaku alergi udang, jangan merusak kulit cantik noonaku.” Kata Dong Ho sambil menatap Kevin sinis. Han Kyung hanya tersenyum bangga menatap kelakuan adeulnya yang paling kecil itu.

--------

“Kenapa kau datang?” Tanya Min Hee ketus menatap Ki Seob ada dihadapannya, lebih tepatnya didepan pintu rumah yoja itu.

“Karena Ga Eul memintaku dan aku chingumu yang harus menjagamu karena aku namja,” kata Ki Seob sambil mengangkat sekantong plastic beer dan makanan ringan, lalu namja itu berjalan masuk kedalam rumah itu sebelum diperbolehkan masuk oleh pemiliknya.

“Kau tahu, dari nada bicara Ga Eul tadi aku masih dapat mendengar nada sedih yoja itu, kau tahu ingin sekali aku menghajar Kim Jong Hyun itu. Kau tahu ia bahkan berani menyakiti sahabatku.” Ki Seob berjalan masuk kedalam ruang tamu Min Hee kali ini, ia langsung merebahkan tubuhnya dan membuka sekaleng beer dan menyalakan TV yang berada tepat didepannya. Baru Min Hee ingin meneriaki Ki Seob yang bodoh yang selalu membuat masalah dan selalu beradu mulut dengan Min Hee ketika bel rumah itu berbunyi sekali lagi, Min Hee berjalan riang membuka pintu rumah itu berharap Oppanya pulang.

“You are Cho Kyu Hyun yodongsaeng?” tampak seorang namja mengenakan jaket hitam dengan poni samping, ia menggunakan kacamata hitam membuat namja itu tampak tampan, Min Hee membelalakan mata terkejut.

“YAAAAAAAAAAAAAAAA~ Dughu????!!!” Min Hee memekik heboh, Ki Seob terkejut buru – buru berlari mendatangi sahabatnya lalu dengan cepat dengan segenap kepaboannya Ki Seob mencoba mengusir Eli dengan meyirami namja itu dengan beer yang ada ditangannya.

“Stop! Stop!” pekik Eli hebat, Ki Seob terdiam sebentar lalu berdiri memandang namja itu. Ki Seob yang berwajah sangar itu selalu melakukan kelakuan bodoh dan tanpa ia ketahui ia malah membuat masalah baru.

“Nan, Eli ibnida! Cho Kyu Hyun’s friend.” Kata Eli sambil menahan emosinya yang naik karena Ki seob.

“uri oppa chingu? Oh~ mianhe, uri Ki Seob pabo. Masuk dan gantilah bajumu.” Kata Min Hee sambil mempersilakan Eli untuk masuk. Ki Seob menyikut tangan Min Hee kesal, ia menatap tak suka ke arah Eli.

“Aku harus menumpang mandi,” kata Eli dengan lafal Koreanya yang aneh.

“Min Hee ya, jaman sekarang kau harus hati – hati, banyak penipu,” kata Ki Seob sambil melirik Eli sinis. Namja yang berbadan tegap itu malah menatap kesal kearah Ki Seob.

“Kau tahu, ini semua karena dirimu, kau harusnya sadar diri!” kata Eli dengan nada galaknya.

“Kau benar – benar tak tahu malu. Seenaknya saja menumpang mandi.” Kata Ki Seob sambil duduk di sofa dengan santai.

“Ya!” Eli memekik kesal, *kreek, 3 orang itu menengok bersamaan ketika suara pintu terbuka merebak, Min Hee mengecek kedepan dan didapatinya seorang namja dengan rambut ikal itu.

“Oppa, ada temanmu.” Kata Min Hee sambil menyambut Kyu Hyun. Kyu Hyun menunjukkan wajah terkejutnya lalu buru – buru berlari masuk kedalam rumah.

“Kyong Jae hyong!” pekik Kyu Hyun terkejut. Ki Seob berdiri tiba – tiba lalu ia menodongkan remote TV yang sedang ia pegang kearah Eli dengan tatapan takut bercampur tak suka.

“Apa kataku, dia bahkan berbohong soal namanya Min Hee ya!” kata Ki Seob lagi,

“Kau lebih baik pulang sebelum menambah rumit masalah ini.” Kata Min Hee sambil menarik Ki Seob keluar rumahnya dan menutup pintu, Ki Seob berdiri mematung sebentar lalu Min Hee keluar lagi dan menarik remote TV yang masih dipegang Ki Seob.

“Pulang ya!” kata Min Hee ketus. Ki Seob berjalan keluar lalu mengoceh terus menerus.Eli berjalan dengan langkahnya yang menghentamkan emosi, ia kesal melihat kelakuan Ki Seob yang seperti itu, tak biasanya ia dikira penjahat. Min Hee duduk dan membereskan apa yang sudah Ki Seob lakukan terhadap ruang tamunya. Ia lalu merebahkan tubuhnya sambil berusaha menenangkan dirinya, suara langkah kaki datang dan berhenti tepat dibelakang dimana yoja itu duduk dengan berbagai perasaan yang bercampur aduk.

“ndo ireum Min Hee?” sebuah suara yang cukup berkarakter memasuki dan menyentuh gendang telinga Min Hee, sontak yoja itu menoleh dan menatap kebingungan ketika melihat Eli yang bertelanjang dada.

“YA! Pakai bajumu!” pekik Min Hee tiba – tiba. Min Hee mulai aneh dengan sikap Eli yang seenaknya, bagaimana mungkin ia berani tak menggunakan baju dihadapan seorang yoja dan parahnya itu bukan didalam rumahnya.

“Gwaenchana Min Hee ya, ia terbiasa dengan gaya amerikanya sehingga ia sangat cuek.” Kata Kyu Hyun tiba – tiba.

--------

“Eum? Yeoboseyo…” suara Hye Ri masih datar ketika ia mengangkat telepon yang masuk keHPnya. Ia masih setengah sadar dan dengan nada asalnya ia mengangkat telepon itu.

“ne~ arayo..” kata yoja itu sekali lagi, lalu menutup teleponnya, baru ia menenggelamkan kepalanya dibalik selimut HPnya kembali bordering menandakan sebuah pesan masuk.

“Jangan lupa sarapan.” Hanya sepotong kalimat tapi ia mampu membuat Hye Ri tersenyum. Hye Ri kemudian menclose pesan itu dan ia terkejut ketika melihat jam di HPnya, ia lalu buru – buru bersiap dan berlari kerumah Min Hee.

“Yak! Kenapa lama sekali” Min Hee meneriaki Hye Ri yang sudah tampak diujung gang dekat rumahnya. Hye Ri melambai kearah chingunya lalu melanjutkan larinya.

“Mian, aku semalam dinner dengan Ye Sung,” kata Hye Ri sambil memasukkan tangannya kedalam saku jaketnya.

“Seoul semakin dingin,” suara seorang namja mengejutkan Hye Ri, yoja itu membalikkan badannya, lalu menatap seorang namja dengan kaus oblong hitam membuat Hye Ri membelalakan matanya. Hye Ri lalu memandang Min Hee dengan segan lalu.

“Kau masuklah kalau begitu, lagi pula salahmu kenapa hanya menggunakan baju yang seperti itu. Cepat masuk! Kalau kau sakit aku takkan mau mengurusmu!” kata Min Hee sambil mendorong Eli masuk kedalam rumah.

“Aku ingin ikut kekampusmu, bukankah boleh?” Tanya Eli sambil membuka pintu lagi, “Kalau begitu pakailah baju yang benar pabo! Cepat ganti baju!” pekik Min Hee hebat membuat Eli masuk dan bergegas berpakaian lengkap.

“Geu namja duguya?” Tanya Hye Ri saat pintu itu tertutup untuk keduaa kalinya, Min Hee membenarkan jaketnya lalu tersenyum sipit.

“Menurutmu dia siapa?” Tanya Min Hee santai, Hye Ri hanya mengangkat kedua bahunya member tanda bahwa ia tak tahu menahu.

“Dia teman oppaku,” kata Min Hee sambil tersenyum melangkah mendekati Hye Ri lalu Min Hee membisikkan sesuatu di telinga Hye Ri yang disambut tawa dari Hye Ri. Selang beberapa menit Eli keluar dengan jaket tebal yang menutubi tubuh tamannya. Ia berjalan disamping Min Hee sambil tersenyum ketus. Hye Ri dan Min Hee bingung menatap namja itu yang tadi tampak ceria kini berubah seperti itu.

--------------

Kevin berjalan riang menuju ruang kelasnya, senyum bahagianya terkembang dengan baik, ia duduk ditempat dimana biasa ia duduk dengan Dong Hae chingunya. Ia membuka sebuah buku berwarna ungu itu lalu ia terdiam dengan muka yang merona. Dong Hae mendatangi chingunya hati – hati, dengan langkah pelan Dong Hae berjalan menuju Kevin yang terdiam.

“Dong Hae annyeong,” sapa seorang yoja kearah namja yang mempunyai senyum manis itu. Kevin menatap Dong Hae tak percaya, ia tersenyum kea rah namja itu, lalu berdiri, berlari hingga ia memeluk Dong Hae erat.

“EWWW!” Dong Hae mendorong Kevin kasar, Kevin lalu berjalan menuju tempat asalnya duduk dan menyodorkan buku yang berhasil membuat namja dengan rambut kecoklatan itu keabisan kata – katanya.

“Bukumu?” Tanya Dong Hae sambil mengambil buku yang disodorkan Kevin kearahnya. Kevin menggeleng lembut lalu tersenyum sebentar.

“Bukalah, lalu kau akan tau..” kata – kata Kevin terputus saat tawanya malah keluar tak tertahan melihat reaksi Dong Hae yang semakin bingung.

“Yoja? Siapa yoja ini? Kalau ini bukan bukumu lalu ini buku siapa?” Tanya Dong Hae sambil duduk disamping Kevin.

“Namanya Shin Ga Eul, dia adik Soo Hyun hyong,” kata Kevin lembut, Dong Hae semakin tak mengerti kata – kata Kevin, ia kebingungan mendengarkan chingunya yang setiap harinya selalu berkelakuan aneh.

“Ini bukunya, bukunya terjatuh dan ia meninggalkannya, jadi kuambil, kau lihat, banyak kalimat – kalimat dan bahkan lagu disini, ini pasti buatannya!” kata Kevin sambil menggoyang – goyangkan lengan Dong Hae, namja itu hanya diam, menurutnya ini buku seorang namja bukan buku seorang yoja karena tulisan itu tegas dan sedikit berntakan untuk ukiran seorang yoja.
 
--------

Soo Hyun duduk diam dihadapan eommanya yang sudah berpakaian dengan cantik, Ga Eul duduk sambil terus memainkan HPnya lalu tiba – tiba Ga Eul memasukkan HPnya kedalam tas.

“Yang akan kita jemput itu keluarganya Jae Ajuma, sahabat baik eomma oppa.” Kata Ga Eul ikut membujuk oppanya, Soo Hyun memang selalu luluh jika yodongsaengnya yang membujuk dirinya, namun jika namdongsaengnya yang membujuk pasti akan terjadi adu mulut yang hanya bisa dihentikan oleh Hee Chul.

“Tapi kenapa aku Ga Eul ah?” Tanya Soo Hyun dengan nada kesalnya.

“Appa kerja oppa, Eomma tak pernah diperbolehkan membawa mobil oleh appa, aku dan Dong Ho tak punya sim.” Kata Ga Eul menjelaskan, Hee Chul tiba – tiba duduk disamping Ga Eul dan memeluk ddalnya hangat.

“OKE! Aku kalah,” kata Soo Hyun sambil berdiri dan mengambil kunci mobil mereka. Hee Chul kegirangan memeluk dan menciumi ddalnya tak tentu. Eomma cantik itu segera menelpon Jae Joong dan berteriak – teriak kegirangan.
 
*air port*

“Jae Ji! Geun Yeong!” pekik Jae Joong lalu dua ddal itu berlari memeluk eomma mereka, tampak sorang namja paruh baya yang tampan dengan dada yang bidang, mendorong troly berisi beberapa koper besar. Soo Hyun berdiri dibelakang yodongsaengnya menghadang orang – orang yang mungkin menabraki tubuh mungil Ga Eul.

“Yun Ho ya~ bogosipheo..” kata Hee Chul sambil memeluk Yun Ho hangat, senyum Hee Chul hilang ketika melihat Jae Ji dan Geun Yeong mengangkat koper yang berat.

“Soo Hyun, Ga Eul, bantu mereka,” kata Hee Chul, lalu Ga Eul berjalan dengan cepat lalu membantu Jae Ji.

“Ndo ireumeun Jae Ji?” Tanya Ga Eul lembut lalu membantu Jae Ji mengangkat koper Jae Ji.

“Ga Eul~ biar aku saja, kau tunggu sebentar, pasti hari ini akan melelahkan. Sebaiknya kau pulang djemput chingu ku.” Kata Soo Hyun lalu ia menelpon seseorang.

“ddalmu oddi?” Tanya Jae saat mereka meninggalkan bandara,

“dia dijemput chinguku aju, karena mobil ini terlalu sempit.” Kata Soo Hyun datar.

---------

“Biar aku saja yang membawa masuk barang – barang.” Kata Soo Hyun sambil menarik koper yang dipegang Geun Yeong kasar.

“Kau umur berapa?” Tanya Geun Yeong sambil berjalan mengiringi Soo Hyun.

“21 tahun,” kata Soo Hyun datar, lalu ada suara tawa seorang yoja tiba – tiba.

“Berarti aku punya seorang oppa,” kata Jae Ji polos, Soo Hyun hanya melempar senyum sebentar lalu kembali cuek seperti biasanya.

--------

Ga Eul diam memandang keluar jendela, tiba – tiba Kevin mengencangkan suara tape yang ada di mobilnya, Ga Eul lalu mematikan tape itu tiba – tiba,

“Wae?” Tanya Kevin bingung.

“itu lagu Julliete”

“Kau tahu lagu itu bagus, kau harus tau ketika si pencipta lagu yang bernama.. eum.. eum… pokoknya ia anak boyband SHINee,”

“SIGEUREUPDA!” kata Ga Eul kencang ketika Kevin masih asyik berceloteh. Mata yoja itu memerah, ia lalu menutup mukanya dengan kedua tangannya. Kevin hanya bisa memandang yoja disampingnya bingung, ia meminggirkan mobilnya dan ia diam sebentar.

“Ga Eul-ssi? Ndo gwaenchana?” Tanya Kevin pelan, dengan suara paraunya Ga Eul menyuruh Kevin kembali menjalankan mobilnya.

------

"Wae?" Tanya Min Hee ketika yoja itu masuk kedalam cafe dimana mereka biasa menunggu jam kuliah. Disamping Min Hee duduk Eli yang asyik bercerita tentang pengalamannya kepada Ye Sung, namjachingu dari Hye Ri. Hye Ri menatap Ga Eul sebentar lalu menatap Kevin. Dua orang itu hening dalam keramaian. Lalu pintu cafe terbuka, Onew datang dengan seorang namja.

"Jaqi, itu Onewkan?" Tanya Hye Ri sambil menunjuk namja yang masuk kedalam cafe tersebut, dengan, dengan namja yang..

"Ga Eul ah~ oddi, oddi kha?" Tanya Kevin sambil memegang tangan Ga Eul lembut, yoja itu menatap Kevin sebentar lalu melepaskan genggaman namja cantik itu dan pergi meninggalkan cafe itu. Jong Hyun berhadapan dengan Ga Eul, dan dengan cepat yoja itu berlari, menghindari kejaran Jong Hyun, Kevin lebih dulu mendapatkan Ga Eul. Ia menemukan yoja itu berdiri membelakanginya dan menangis.

"Ga Eul ah~" panggil Kevin pelan yoja itu terdiam, Kevin menarik Ga Eul lalu mendekap yoja itu hangat.

"Hiks.. Hiks.. Uljima Ga Eul ya.." Kata Kevin disela - sela tangisnya.

"Kenapa kau yang menangis pabo?" Tanya Ga Eul sambil mengelap mata Kevin, Kevin tersenyum lalu mengelap pipi Ga Eul lembut.

"Itu karena aku tak sanggup melihatmu menangis," kata Kevin sambil memeluk Ga Eul sekali lagi. Jong Hyun terdiam dan melihat kejadian itu dengan perasaan tak sukanya. Iya diam, mengepalkan tangannya, lalu entah datang iblis tak jelas datangnya merasuk kedalam pikiran namja itu. Ia berjalan cepat, menarik tangan Kevin, dan mendorong namja yang memang lebih kurus darinya, Kevin tersungkur hebat. Namja itu lupa kalau ia tak menggunakan jaket tebalnya, ia lalu berniat berdiri, tapi Jong Hyun yang memang terkenal berandal langsung menarik kerah baju Kevin, dan siap menghajar namja itu.

"Geumanae! Jong Hyun - ah.." Ga Eul berteriak dengan hebat, Jong Hyun menengok kearah mantan yoja chingunya, dia menurunkanm emosinya.

"Kau bukan namja chinguku, lalu untuk apa berbuat seperti itu Jong Hyun - ah~ kau bukan siapa - siapa. Bahkan kau yang paling dibenci oppa dan dongsaengku! Kau tahu, kau membuat semua orang membencimu." Ga Eul melanjutkan kata - katanya dengan suara yang ia buat seolah - olah ia kuat, ia lalu menarik Kevin dan menepuk - nepuk badan Kevin lembut, menghilangkan sisa - sisa salju yang sedikit ada di baju namja itu.

"Ppali kha.. Gwaenchana? Pasti dingin.." Kata Ga Eul sambil memakaikan syal yang ia gunakan ke leher Kevin. Yoja itu dengan cepat memeluk lengan Kevin dan meninggalkan Jong Hyun yang masih terdiam dan tanpa Ga Eul sadari air mata namja itu menetes perlahan.

------------

"Dong Ho ya? Wae?" Tanya Hyun Ah sambil mengintip layar HP yang sedang dipandangi Dong Ho.

"Aku merindukan Noonaku, aku khawatir tentangnya," kata Dong Ho berbisik, tiba - tiba ada sebuah buku datang diantara Hyun Ah dan Dong Ho, Hyun Ah menoleh kearah Tae Min, namja berambut jamur itu tampak tertawa geli, lalu dengan cepat Hyun Ah menjambak rambut Tae Min kasar.

"Jangan merusak mahkotakuuuuu!" Pekiknya kearah kembarannya itu.

"Aku ingin bertemu dengan Noonamu, bolehkah?" Tanya Hyun Ah malu - malu. Dong Ho mengangguk pasti.

-------

"NOONA? HYONG?!" Pekik Dong Ho cepat lalu berlari masuk, ia berharap Noona dan Hyongnya ada dirumah. Ia mengepalkan tangannya, ia bahkan lupa kalau Hyun Ah belum ia persilakan masuk.

"Wae Dong Ho ya?" Tanya Ga Eul sambil memeluk Dong Ho lembut, dongsaengnya itu malah mendorong noonanya kasar.

"Kevin Woo Eusebio?! Apa yang kau lakukan dirumahku?!" Pekik Dong Ho cepat ketika melihat Kevin hanya menggunakan kaus dalam saja. Namja yang paling kecil itu berlari kedapur dan ia memberatkan spons cuci piring dengan air, Kevin dengan cepat berlari menuju keluar rumah, dan tiba - tiba saja *byur, Hyun Ah lah yang terkena spons air itu.

"Kau berpikiran yadong kah dongsaengku?" Ga Eul menjitak kepala Dong Ho pelan.

"Noonaaaa?" Pekik Dong Ho manja.

"Aigoo, siapa itu? Yojachingumu Dong Ho ya? Neomu kyeoptagu.." Kata Ga Eul sambil menarik Hyun Ah masuk, lalu tersenyum manis menyuruh Kevin untuk kembali ketempat asalnya. Dengan langkah ragu Kevin berjalan memasuki rumah yang cukup besar itu.

"Kau yojachingu dongsaengku?" Tanya Ga Eul sambil menyodorkan beberapa helai baju kearah Hyun Ah.

"Gwaenchana eonni ya.. Aku bisa pulang saja." Kata Hyun Ah malu - malu.

"Anni!" Pekik Ga Eul sebentar.

"Ah~ bagaimana kalau kau mengikuti pelajaran Xander oppa, bukankah kalian akan tes matematika? Xander oppa jagonya. Belajarlah sebentar, eomma dan appaku juga oppaku pulang malam. Jadi tolong buat rumah ini ramai. Gantilah bajumu." Kata Ga Eul lembut.

3.13.2011

Love Is Pain (POEM)

Love is Pain

Poem’s Title : Love is Pain

That’s your way, so why you worry about me?
do what you think that’s good for your self
hold my hand if you think that’s good
but you can let me go if you think I just make many and give you problems
I will never cry
I will never hate you
I will never desperate
because you think it’s the best
I know love is pain
I know love is hurt
I know love is unpredictable
but I know you will always in my heart
we know love like an oxygen can give us life
you may leave me if you want but I will never let you sad
you may hate me but I will always pray for you
I can hug you when you cry but never tell you to stop cry,
I’m not selfish, not bad, and not mean
I’m happy when you cry because if someone never feel sadness the person will never know about life
without you maybe I still life but without my soul
I can’t say “I’m weak without you”
I can’t say “I can’t let you go”
I can’t say “please don’t go”
but I will say “just go if you want, I’m happy if you happy”
please don’t think I’m lies, its true from my heart
because I know you will be stronger than before, after you know love is pain
but you must know that everywhere I will always miss you
but you must know that everywhere I will always love you and pray for you
I know love is pain

Hyung Dong International School

HYUNG DONG SCHOOL PART 1

Si Won duduk diam menatap Han Ri yang terus mengeluarkan keringat dingin, ia memegang tangan Han Ri dengan penuh kecemasan.

"Kau kenal yoja ini?" Tanya Hee Chul bingung.

"Ndo mola?" Si Won terkejut mendengar pertanyaan Hee Chul,

"mola? Mola apa maksudmu? Kita sudah lama tak ke korea dan 8 tahun di Amerika," kata Hee Chul sambil menggaruk kepalanya bingung.

"Han Ri... Huhuhu, aku harus telepon Ms. Kim!" Kata Tae Sung sambil terus terisak,

"biar aku yang menelpon, kau tenangkan diri saja." Hyu Sun berjalan kesudut ruangan dan menelpon, wajahnya menampakkan keseriusan yang membuat semuanya semakin tegang.

"Lepaskan aku! Aku tak tahu kau siapa!"

"Itu suara Eun Hyi, ia kenapa?" Na Hyun berjalan keluar untuk memastikan keadaan Eun Hyi.

"Eun Hyi! Ue?" Teriak Na Hyun memastikan keadaan Eun Hyi,

"namja aneh! Aku bahkan tak mengenalimu!" Bentak Eun Hyi lalu berjalan masuk kedalam ruang kesehatan.

"Keadaannya bagaimana?" Eun Hyi bertanya sambil merebahkan tubuhnya di sofa.

"Ia terus mengeluarkan keringat dingin dan tak juga sadarkan diri." Kata Si Won sambil terus menatap Han Ri,

"akukan tak bertanya padamu!" Bentak Eun Hyi pada Si Won,

"kau ini sebenarnya mau apa sih? Chingumu sakit Si Won sudah berbaik hati! Kenapa masih berkelakuan tak terdidik sih!" Han Geng kesal melihat kelakuan brutal Eun Hyi,

"sudahlah. Si Won kita pergi saja, kita tak perlu berurusan dengan yoja - yoja ini." Kata Ki Bum sambil mencoba membangunkan Si Won dari duduknya.

"Naega shirooo!" Si Won menepiskan tangan Ki Bum dari tangannya,

"Si Won!" Bentak Lee Teuk kesal,

"Sudahlah e-teuk ah~" kata Eun Hyuk.

"Kau?" Ryeo Wook terdiam menatap wajah Yin Jae, "ue?" Tanya Kyu Hyun bingung,

"Luka ini?" Kata Ryeo Wook sambil menyentuh sedikit jahitan di kening Yin Jae,

"ish! Apa - apaan kau sembarangan menyentuh keningku!" Kata Yin Jae kesal lalu berjalan begitu saja,

"ya! Ryeo Wook ah~ kau kenapa?" Kyu Hyun mengguncang - guncangkan bahu Ryeo Wook dengan perasaan bingung.

"ooo~ anniyeyo Kyu," kata Ryeo Wook sambil tersenyum.


"NNAAPPEEUUNN!!" Tiba - tiba Han Ri berteriak histeris saat terbangun.

"Han Ri? Gwenchana?" Yi Min segera memberikan Han Ri minum,

"kalian?" Han Ri menatap ke 13 namja itu dengan tatapan mata membunuh,

"Han Yi, ndo gwenchana?" Si Won dengan senyumnya membuat Han Ri merasa bingung.

"Han Yi? Apa maksudmu?" Tanya Han ri kebingungan,

"naega,......"

"AGASHIIIIIIII~" Ms. Kim membuat Si Won tak jadi menjelaskan segalanya,

"oo~ kau datang Ms. Kim?"

"Han Ri?" Jong Hyun datang dengan sekotak obat,

"aku tadi saat Eun Hyi memberitahuku kau sakit, aku segera mengambil obat - obat ini di rumah sakitku," kata Jong Hyun sambil berjalan menuju samping Han Ri,

"Ms. Kim, aku pergi dulu." Kata Si Won

"oooo~ anyong turyonim, kamsahamnida" kata Ms. Kim saat Si Won dan 12 namja lainnya keluar ruang kesehatan.

"Ms. Kim, namja itu sebenarnya siapa?" Tanya Han Ri sambil terus memegang gelas yang diberikan Yi Min.

"Namja tadi?" Tanya Ms. Kim tampak bingung apa yang harus ia jelaskan. "Ms. Kim?" Ji Geun memanggil Ms. Kim merasa ada yang aneh terhadap kelakuan Ms. Kim,

"sudahlah! Hari ini tak usah belajar. Kita pulang saja, kepalaku juga masih pusing." Kata Eun Hyi sambil berjalan melewati Ms. Kim.

"Eun Hyi Agashi?" Mr. Shin berjalan berlawanan arah dengan Eun Hyi membuat mereka kaku.

"Mr. Shin? Kau?" Eun Hyi terkejut memandang Mr. Shin yang tiba - tiba muncul dihadapannya.

"Sejak kapan belajar minum - minuman keras?" Eun Hyi memandang Mr. Shin kecut,

"untuk apa? Kau kesini mau membuatku tambah gila?" Kata Eun Hyi sambil berjalan melewati Mr. Shin.

"Bukan karena merasa bersalah pada namja yang memberimu anting - anting bukan?"

"Ajhusi!" Eun Hyi berteriak keras lalu berlari begitu saja.

"Namja itu. Oddoke? Eun Hyi Agashi?" Kata Mr. Shin panik mengingat masa lalu itu, dengan lunglai ia berjalan memasuki ruang kesehatan.

"Mr. Shin!?" Semuanya berteriak histeris satu sama lain.

"Anyonghaeseyo Agashi." Katanya sambil membungkuk kehadapan 12 agashi itu,

"Eun Hyi sudah pergi sebelum kau datang, mau ku telpon?" Tanya Lee Min sambil mengeluarkan HPnya,

"tak usah Lee Min Agashi, nanti biar kudatangi ia langsung di apartementnya." Kata Mr. Shin dengan senyum yang mengembang.

"Oh~ aku bahkan lupa menyapamu Jong Hyun Turyonim~" kata Mr. Shin kembali membungkuk,

"gwenchana ajhusi." Kata Jong Hyun sambil melambaikan tangannya.

~~~

“Aku mau mencari Mr. Jung.” kata Si Won saat memasuki mobil mewahnya.

“Mwo?” Sung Min terkejut mendengar perkataan Si Won.

“wah~ ia benar – benar menjadi gila sekarang.” kata Shin Dong sambil membuka atap mobilnya lalu melempar tasnya.

“Aku serius!” kata Si Won lagi sambil menstarter mobilnya.

“Aku pulang dulu, jika nanti malam ingin datang hubungi aku!” kata Si Won lalu melaju kencang dengan mobil hitam mengkilatnya.

“kenapa dengannya?” Tanya Lee Teuk sambil membuka pintu mobilnya.

“ia ingin mencari Mr. Jung. Aku tak tahu ada apa.” kata Ki Bum lalu masuk kedalam mobil masing - masing dan ke12 orang itu meninggalkan sekolah.

~~~

“Mr. Jung!” Si Won berteriak saat turun dari mobilnya.

“Mr. Jung!” sekali lagi ia berteriak kencang,

“anyonghaeseyo turyonim.” sapa seorang pelayan pria saat Si Won memasuki pintu rumahnya.

“Kau parkirkan mobilku. Jangan lupa sekalian bawa tasku kedalam ruang belajarku.” kata Si Won memerintahkan pelayan itu,

“yeee~ turyonim.” kata pelayan itu lalu berjalan melewati Si Won,

“ah! Kau tahu dimana Mr. Jung?” Tanya Si Won lagi,

“tadi beliau pergi ke pabrik dan sekarang belum kembali.” kata pelayan itu tak berani menatap Si Won.

“Mr. Jung! Cepat pulang!” sebelum Mr. Jung berkata apapun Si Won sudah mengeluarkan perintah.

“Harus segalak itukah?”

“Mwo?” Si Won terkejut ketika melihat Han Geng berjalan dibelakangnya.

“Tak pulangkah?” Tanya Si Won menatap Han Geng yang berjalan menuju bangku disamping Si Won yang kosong.

“Appa dan ommaku ada di Korea, entah kapan akan kembali ke China. Saat ini sangat malas bertemu dua orang itu. Jadi?” akhir kalimat Han Geng membuat Si Won tersenyum,

“Kamar masih banyak yang kosong.” Kata Si Won lagi. “ah! Kau memang yang terbaik!” Han Geng mencoba memeluk Si Won dengan mesranya.

“EEE~ aku bukan Gay!” kata Si Won sambil mengoyangkan tangannya tanda tak suka dipeluk.

“Hahahahah~” tawa Han Geng meledak begitu saja.

“Mianada, Turyonim mencariku?” suara Mr. Jung membuat Han Geng terdiam seketika.

“Ah~ aku keatas dulu.” Kata Han Geng merasa tak nyaman dengan kehadiran Mr. Jung.

“Ku rasa kau harus mendengar ini juga Han Geng ah!” kata Si Won menatap Han Geng dalam – dalam.

“Anni, naega Shiro,” kata Han Geng lalu beranjak dari duduknya.

“Kau ingat Han Yi Mr. Jung?” Si Won bertanya dengan pastinya.

“ye~ turyonim.” kata Mr. Jung samil menganggukan kepalanya.

“Ia bersekolah di Hyun Dong juga bukan?” Tanya Si Won lagi,

“Turyonim~” Mr. Jung merasa bibirnya kelu tak bisa mengeluarkan kata – kata apapun selain turyonim.

“Aku tak butuh kau memanggilku! Jelaskan padaku semuanya!” Si Won membentak Mr. jung sekuat tenaganya.

“ndo oddoke?” Mr. Jung menatap tuan mudanya tak percaya.

“Kenapa menutupi semuanya dariku!” suara Si Won kali ini bergetar,

“Turyonim~” Mr. Jung mencoba mendekati Si Won dan memandang wajahnya dalam – dalam.

“Mr. Jung, ada seorang ajhuma yang datang mencarimu.” seorang pelayan datang dengan Ms. Kim dibelakangnya.

“Tak menyangka setelah sekian lama kita berjumpa lagi. Dan Si Won turyonim masih mengingatku juga Han Ri Agashi.” Ms. Kim berjalan mendekati Si Won dan juga Mr. Jung.

"Ms. Kim!" Mr. Jung takut Si Won kehilangan kendali hingga mengeluarkan semuanya.

"Ya? Ada apa Mr. Jung?" Ms. Kim merasa tak terima akan perlakuan Si Won terhadap Han Ri 9 tahun lalu.

"Si Won!" Lee Teuk berjalan dengan Eun Hyuk tak tahu menahu tentang masalah yang sedang dibicarakan.

"Loh? Kau? Sepertinya pernah melihat." Kata Eun Hyuk babo.

 "Wah! Lama tak jumpa!" Lee Teuk tersenyum kearah Ms. Kim,

"Kau? Lee Teuk Turyonim?" Ms. Kim tersenyum lalu membungkukan badan tanda penghormatan,

"dughu?" Eun Hyuk menatap Lee Teuk bingung.

"Ini Eun Hyuk Turyonim?" Ms. Kim tersenyum lalu membungkuk juga dihadapan Eun Hyuk sebagai tanda penghormatan.

"Ingat Han Yi?" Kata Lee Teuk sambil menatap Mr. Jung,

"anniyeyo," kata Eun Hyuk polos. "Jinjja!" Lee Teuk kesal lalu memukul kepala Eun Hyuk lembut.

"9 tahun lalu aku sakit Ms. Kim. Aku sudah menitipkan kado perpisahan untuk Han Yi, apa tak diberikan oleh Mr. Jung?" Si Won berbicara dengan nada bergetar.

"Mwo?" Ms. Kim berbalik arah mendengar perkataan Si Won,

"Sakit? Sakit apa? Kau tahu, Han Ri Agashi bahkan menunggumu hingga malam dan perjalanan ditunda sampai malam hari. Chingunya juga menemaninya menunggumu! Tak ada yang percaya bahkan kau sama sekali tak ingin memberi salam perpisahan pada Han Ri hanya karena masalah boneka Kudamu." Kata Ms. Kim emosi.

"Aku demam tinggi malam itu, berharap dan berdoa agar Tuhan menyembuhkanku keesokan harinya. Namun biarpun demamku reda dokter menyuruhku untuk terus berada dirumah. Hari itu aku meminta tolong Mr. Jung untuk memberikan boneka kudaku pada Han Yi agar ia terus mengingatku!" Kata Si Won sambil terus duduk dan menguatkan perasaannya.

"Mianada turyonim." Mr. Jung berkata sambil menunduk.

"Ada apa ini?" Eun Hyuk tampak sangat bingung.

"Diam!" Kata Lee Teuk lalu mereka berdua menyingkir dari tempat itu.

"Hari itu aku berpikir bahwa lebih baik kau tak lagi memberikan rasa sakit pada Han Ri Agashi, siang itu saat kau memarahinya ia pulang dan menangis, aku melihat kejadian itu dan aku merasa jika terus membiarkan kau dengannya maka ia akan terus menangis."

"Apa? Apa kau bilang? Aku hanya memberinya rasa sakit? Seenak itukah perkataanmu? Sepicik itukah dirimu!" Si Won bangun dari duduknya, matanya merah, tangan kirinya terkepal keras lalu tangan kanannya menunjuk - nunjuk Mr. Jung penuh kebencian.

"Aku,.."

"Sudah! Tak perlu banyak bicara. Aku sudah muak denganmu! Sekarang dimana boneka kudaku? Apa kau bahkan membuangnya?!" Suara Si Won bergema dirumah besar itu,

"ada di ruanganku, turyonim~" kata Mr. Jung lemah.

"Selama 9 tahun? 9 tahun Mr. Jung menyimpan itu? Bahkan tak mengembalikannya padaku? Membuatku selalu merasa Han Yi terus mengingatku! Kau kejam!" Kata Si Won emosi.

~~~

"Eh~ ada apa itu?" Han Geng sadar akan keributan besar itu lalu saat ia keluar dari kamar ia melihat Eun Hyuk dan Lee Teuk memperhatikan Ms. Kim, Mr. Jung dan Si Won.

"Semuanya sudah terjadi, seharusnya Mr. Jung tak melakukan itu." Kata Lee Teuk sambil menaikkan kacamatanya.

"Aku masih bingung tentang masalah ini!" Eun Hyuk menggaruk - garuk kepalanya,

"masalah Han Yi?" Kata Han Geng yang tiba - tiba berdiri disamping Eun Hyuk,

"kau sejak kapan?" Eun Hyuk terkejut.

"Aku sudah bertanya pada kalian tetapi kalian malah tak menjawab." Kata Han Geng lagi.

"Aku sedang berpikir," kata Eun Hyuk sambil kembali memandangi Si Won dan Ms. Kim yang terus berhadapan dengan tegang.

"E-teuuk ah!" Han Geng berteriak saat Lee Teuk berjalan menuruni tangga menuju Si Won dan Ms. Kim.

"Ppali kejar! Ppali!" Eun Hyuk berteriak sambil menarik - narik Han Geng,

"arasho! Arasho! Tp kalau kau menarikku seperti itu kita bisa terguling jatuh dari tangga." Eun Hyuk memandangi tangannya yang menarik lengan baju Han Geng.

"Oia~ mian. Ayo ppali." Kata Eun Hyuk melepaskan tangannya dari baju Han Geng dan berlari menyusul Lee Teuk.

"Ms. Kim! Tak bisakah melupakan masa lalu? Si Won bahkan tak mempunyai maksud menyakiti Han Ri." Lee Teuk berkata dan memandang Ms. Kim dengan tatapan penuh harap.

"Aku tak memperdulikan bagaimana dan apa itu kejadian masa lalu. Hanya saja..." Kata Ms. Kim terputus.

"Masa lalu? Apa maksudmu masa lalu ajhuma?" Kata Kang In berjalan menuju 5 orang penuh ketegangan itu.

"Anni! Aaanni," Han Geng berkata sambil menuju Kang In,

"keure, anniyeyo. Kita pergi saja." Kata Eun Hyuk menyusul tindakan Han Geng.

"Aku butuh kejelasan." Kata Kang In kesal. "Kau diam sudah baik." Kata Eun Hyuk lagi.

"Aku harus tahu tentang masa laluku juga! Yoja itu! Yoja beranting raccoon itu eunyi bukan? Ia kah?!" Eun Hyuk terdiam mendengar Kang In mengucapkan kata - kata itu. Han Geng hanya menunduk melepasakan rangkulannya.

"Eunyi bagaimana tak mengenaliku? Pasti karena operasi plastikku saat aku tertabrak. Itu benar bukan? Jawab lah! Siapapun kau ajhuma! Aku mohon padaku jelaskan semuanya" Kang In berteriak - teriak histeris.

“Kang In ah~” Suara Dong Hae membuat Kang In yang sudah histeris menengok kebelakang.

“Kau ini pabo kah?” Dong Hae melempar jaketnya ke pelayan yang mengikutinya sedari tadi.

“oo~ kau pakai motor?” Tanya Han Geng polos.

“Aku bukannya pabo. hanya saja ingin tahu siapa yoja tadi siang.” kata Kang In, suaranya melemah dan ia menunduk.

“sore itu sebelum keberangkatannya jika saja anting itu tak terlempar dari tanganku mungkin saat ini ia berdiri disiku dan tersenyum padaku.” kata Kang In nada bicaranya tak biasa, seperti ada rasa sakit dan penyesalan yang besar.

“Ya~ jangan mengingat hal itu lagi bisa tidak?” Dong Hae menatap Kang In kesal.

“Eun Hyi agashi kemarin meminum wine sendirian dan tak sadarkan diri hingga bertindak kasar terhadap Tae Sung Agashi.” kata Ms. Kim juga menunduk.

“apa kalian bertemu?” Ms. Kim menatap Kang In penuh rasa penasaran.

“Anniyeyo~” kata Kang In singkat lalu berjalan menuju Sofa.

“Lalu? ada apa dengan Eun Hyi Agashi hingga ia seperti itu.” Perasaan Ms. Kim semakin tak karuan.

“Tadi pagi saat melihatnya entah kenapa pikiran dan mataku tertuju pada telinganya. Tak tahu ada apa dengannya tiba – tiba saja ingin terus menatapnya hingga rambutnya terkibas dan aku melihat di telinganya terdapat anting Raccoon itu. Aku tak pernah melupakan bentuknya karena itu hanya khusus dipesan dan aku hanya memberikan itu padanya.” Kang In menduduki sofa dengan perasaan tak tenang.

“Mungkin saja salah orang. Bukankah ia bahkan tak mengenalmu?” kata Dong Hae tetap pada pediriannya,

“Kang In Turyonim, Dong Hae Turyonim, ijinkan saya menjelaskan bagaimana hingga Eun Hyi tak mengenali Kang In Turyonim.” kata Ms. Kim tegang.

“Pasti karena aku operasi plastic. Kau tahu appa dan ommaku tak setuju jika membiarkan luka – luka itu membuatku terlihat menyeramkan.” kata Kang In, suaranya bergetar hebat.

“Nan~” Lee Teuk mencoba mengeluarkan suaranya,

 “Lee Teuk ah~ jangan membuat suasana semakin menegangkan,” lagi – lagi ada suara baru,

“Katakan apa yang kau dengar dari Ms. Ryu kepada Eunyi saat itu,” Ryeo Wook berjalan menghampiri Lee Teuk.

“Kau? Turyonim mendengarnya?” Tanya Ms. Kim pada Lee Teuk, mata Ms. Kim memerah seakan tahu betapa sakitnya perasaan Eun Hyi malam itu.

“Turyonim~ ini boneka kudamu yang selama 9 tahun tersimpan diruanganku.” Mr. Jung memberikan boneka kuda yang lusuh itu pada Si Won,

“eeeh~ inikan kuda kesayanganmu Si Won, bagaimana bisa tak terurus seperti ini?” tangan Ryeo Wook lebih cepat mengambil boneka itu dari pada Si Won.

“oddoke? Naega oddoke?! Mr. Jung katakan padaku aku harus bagaimana terhadap Han Yi” Si Won bersujud secara tiba – tiba,

“eeee~” Ryeo Wook terkejut ketika ia melihat Si Won bersujud seperti itu.

“Turyonim… bangunlah, kau tak pantas berkelakuan seperti ini.” Kata Mr. Jung sambil membantu Si Won berdiri.

“Harus mengatakan apa pada Han Yi. Apa ia akan percaya semuanya. Aku memang namja pabo! Aku tak berguna,” Si Won mengucapkan kata – kata itu dengan keras menarik perhatian dari pelayan – pelayan yag ada.

“Kalian lihat apa? Mau kupecat?” Dong Hae berteriak keras mengusir pelayan – pelayan itu.

“Sudahlah Si Won,” Eun Hyuk berjalan lalu memeluk Si Won, ia seperti tahu perasaan Si Won saat ini. Tahu bagaimana menyesali perbuatannya terhadap seorang yoja kecil yang polos dan juga selalu tersenyum.

~~~

“Jong Hyun Oppa, kamshaeyo.” Han Ri begitu tersentuh atas segala perhatian Jong Hyun terhadapnya.

“Kau istirahatlah. Aku akan memasakan sup untukmu.” Kata Jong Hyun sambil mengambil gelas yang habis dipakai Han Ri.

“Obat itu akan membuatmu segera terlelap.” kata Jong Hyun sambil menutup pintu kamar Han Ri.

“Dasar oppa! Masak yang enak untukku! hehehe” kata Han Ri sambil menarik dan merebahakan tubuhnya di ranjang mewahnya.

“Appa, Omma, kalian tahu, anak kalian sedang sakit dan hanya Jong Hyun Oppa, Ms. Kim dan naega Chingu yang peduli. Entah kenapa bayangan namja kecil yang nappeun itu tiba – tiba datang lagi. Tidakkah kalian berpikir utuk menelponku dan bertanya aku baik – baik saja?” Han Ri tiba – tiba meneteskan air matanya lalu tanpa sadar ia terlelap.

“Aku bingung pada kalian. Kenapa satu apartement hanya di huni oleh satu orang, padahal kan masih ada satu kamar lagi yang kosong.” Peter melepas sendalnya lalu masuk kedalam apartement Han Ri.

“Kami ini kan yoja. Kamar yang satunya lagi untuk menaruh semua pakaian kami.” kata Lee Min sambil membawa bingkisan yang baru saja ia beli bersama dengan Onew,

“bagaimana bisa bersama?” Jong Hyun terkejut melihat Eun Hyi, Lee Min, dan Peter datang bersama.

“Kami bertemu di lift,” kata Lee Min sambil memandang sup yang sudah terhidang manis dimeja.

“Boleh kucicipi?” Lee Min tersenyum geli menatap Jong Hyun yang tersenyum puas melihat hasil kerja kerasnya.

“Anyaaaaa!” Jong Hyun berteriak keras,

“Han Ri masih tertidur,” kata Eun Hyi sambil menyalakan TV berukuran besar itu.

“CD apa ini?” Mata Eun Hyi tertuju pada sebuah CD yang tergeletak di samping TV itu.

“Memories of Childhood? CD apa ini? Ada tulisan tangan MS. Kim ‘The Last Han Ri Agashi’s Smile’. Apa maksudnya ini?”

“Yoo Hae? Dari mana kau?” Lee Min berteriak keras membuat Eun Hyi terkejut dan berjalan menuju pintu masuk. “Ottika?” Eun Hyi bertanya pada Yoo Hae dan Hun Ki bersamaan.

“Yoja ini bilang parfumnya habis, jadi tadi kami memesan perfume yang sama meski harganya dimahalkan karena harus order dari Jepang katanya.” seperti biasanya Hun Ki berceloteh panjang lebar sedangkan Yoo Hae hanya tersenyum.

“Apa itu?” Tanya Yin Jae saat menutup pintu,

“Apanya apa?” kata Eun Hyi bingung.

“Itu yang kau pegang.” Pertanyaan Yin Jae membuat Eun Hyi terkejut sekali lagi lalu membuka lemari penyimpanan sepatu Han Ri dan melempar CD itu begitu saja.

“Dasar, memegang barang selalu asal.” Kata Yoo Hae sok bijak.

“Ya Sudahlah.” Kata Eun Hyi singkat lalu masuk lagi kedalam, “dasar.” kata Yin Jae singkat.


“Waah, ramai sekali.” Han Ri keluar dari kamarnya,

“sudah bangunkah?” Lee Min memberikan jus buah yang baru saja ia beli,

“kamshaeyo Lee Min ah~” Han Ri mengambil jus itu lalu memeluk Lee Min,

“Gwenchanaaaaaa, kau harusnya berterima kasih pada Onew Oppa yang menyuruhku memberikan itu untukmu.” Kata Lee Min tersenyum.

“Mana dia?” Tanya Jong Hyun bingung,

“mencari parkiran, mungkin sekarang sudah didalam lift.” kata Lee Min dengan senyum mengembangnya.

“oh~ Han Ri ah, ppali mokta. Aku sudah membuatkan sup untukmu.” Kata Jong Hyun menarik Han Ri ke meja makan,

“Eh, sepertinya pernah melihat sup dengan perpaduan seperti ini.” Kata Yoo Hae polos,

“Mana coba kulihat,” kata Hun Ki ikut penasaran,

“Iya, aku juga. Tapi dimana yah…..” kata Hun Ki sambil berpikir keras.

“Coba kau makan. Kalau enak berarti ini bukan buatan Jong Hyun Oppa tapi ia membelinya.” Kata Yin Jae dengan keras,

“wah kejamnya kalian. Akukan berusaha memasak untuk Han Ri,” kata Jong Hyun membela dirinya.

“Yasudah, ya sudah yang penting Jong Hyun Oppa sudah berniat baik padaku,” Kata Han Ri sambil menyuap masuk sesendok sup itu.

“Min Hoo ah~ kau ini selalu membuatku tertawa,”

“suara Onew itu,” Jong Hyun tiba – tiba saja member tahu Lee Min,

“Hai!” “Min Hoo? sejak kapan tau apartement kami?” Hun Ki tampak Shock,

“Aku tadi menelpon Onew Hyung dan katanya ia sedang di apartement Han Ri yang sedang sakit. Jadi aku datang saja.” kata Min Hoo sambil tersenyum.

~~~

“Sudah 9 tahun kita di Jepang dan sekarang mereka memaksa kita pulang hanya untuk diusir dan disuruh tinggal di apartement, itu menyebalkan.” Kata Yi Min sambil mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi,

“aku tak peduli malah itu lebih baik dari pada aku harus terus bertemu dengan Ms. Cho.” Kata Hae Rin sambil terus membaca majalah barunya.

“Kau tak merasa kesal?”

“Kesal? Kesal untuk apa? Aku saja malas bertemu dengan pelayan – pelayan dirumah. Hanya merasa terbuang, tapi kemudian aku sadar bahwa aku tetap saja seorang Agashi.” Kata Hae Rin lagi.

“neol bogo sipdago, tto ango sipdago, jeo haneulbomyeo gidohaneun nal, niga animyeon andwae, neo eobsin nan andwae, na ireoke haru handareul tto illyeoneul, na apado joha, nae mam dachyeodo joha nan, geurae nan neo hanaman saranghanikka, na du beon dasineun, bonael su eopdago, na neoreul itgo salsun eopdago”

“Lee Min Ah~ ue?” Hoo Eul menatap Lee Min yang berputar seperti sedang mendengar sesuatu,

“Kau dengar itu tidak Hoo Eul?” Tanya Lee Min histeris, “dengar apa? Aku tak dengar apa – apa!” Kata Hoo Eul menutup pintu mobilnya.

“Sudahlah, tutup pintu mobil dan ayo kita masuk.” Kata Hoo Eul kesal.

“Aku kenal suara ini, aku kenal lagu ini!” Kata Lee Min berlari mencari asal suara itu.

“Ada apa dengannya?” Na Hyun bertanya bingung pada Hoo Eul,

“Mola. Ia tiba – tiba berlari setelah katanya mendengar suara dan lagu yang ia dengar secara samar – samar.” Kata Hoo Eul berjalan masuk mendului Na Hyun yang masih berdiri mematung merasa bingung.

“Aduh! Aku masih ngantuk! Na Hyun ah~ kau tak mau masuk kah?” Tanya Tae Sung bingung melihat Na Hyun berdiri mematung.

“Siapa yang bernyanyi barusan?” Lee Min mendatangi 13 orang yang berjalan meninggalkan parkiran.

“Kau siapa berani bertanya pada kami seperti itu?” Hee Chul menatap penampilan Lee Min yang tak biasa,

“Aku yang bernyanyi! Apa kau tak suka? Atau kagum mendengar suara merduku?” Ye Sung dengan bangganya berkata seperti itu.

“Ndo,” Lee Min menatap Ye Sung dengan mata yang sudah berkaca – kaca.

“Ya, aku yang bernyanyi.” Kata Ye Sung lagi tetap dengan percaya diri.

“Benarkah? Benarkah kau yang bernyanyi barusan?” Lee Min masih bertanya dengan rasa tak percayanya.

“YA! KAU INI!” Ki Bum kesal menanggapi pertanyaan yang terus – terusan sama dari Lee Min,

“Siapa namamu?” Lee Min bertanya dengan sekuat hatinya.

“Kim Ye Sung,” Lee Min berbalik arah begitu saja meninggalkan 13 orang itu tanpa peduli kalimat – kalimat menyebalkan yang dikeluarkan namja – namja itu.

~~~


“Itu kan Lee Min! kenapa ia berjalan seperti itu?” kata Yi Min histeris, ia menlaksoni Lee Min tapi yoja itu tetap berjalan lurus dengan pandangan hampa.

“Ada apa dengannya?” Hae Rin memandang Lee Min dengan bingung.

“Yi Min ah~ aku turun memanggil Lee Min, kau memarkir mobil, gwenchana?” Hae Rin panik melihat Lee Min yang seperti itu.

“Gwenchana, ppali panggil dia.” Kata Yi Min buru – buru.

“Lee Min!”

“Lee Min ah~” Hae Rin tampak panik melihat Lee Min

“ooo~ Hae Rin,” kata Lee Min baru sadar setelah dipanggil Hae Rin secara histeris.

“Kau kenapa? Sakitkah? Apa yang sakit? Kenapa……” belum selesai Hae Rin menanyakan kondisi Lee Min, yoja itu sudah berjalan lurus lagi, Hae Rin buru – buru merangkulnya dan tak berkata apapun. dalam hati Hae Rin merasa pasti ada yang aneh.

~~~

“Lee Min mana?” Tanya Han Ri bingung,

“ia dikelas. Saat pelajaran aku coba mengajaknya bicara tetap saja ia diam tak peduli apa yang kukatakan.” Kata Eun Hyi kesal,

“tadi pagi ia berjalan seperti orang pabo.” kata Yi Min menyipitkan matanya,

“tak hanya itu, saat pagi aku mendatanginya dan memanggilnya berkali – kali ia baru sadar, lalu saat aku bicara panjang lebar ia kembali aneh.” kata Hae Rin lagi.

“Dia juga berlari secara tiba – tiba,” kata Na Hyun bingung,

“Katanya ia mendengar sesorang menyanyikan lagu yang ia kenal.” kata Hoo Eul membenarkan poninya.

“Jangan – Jangan!” pekik Tae Sung tiba – tiba,

 “jangan konyol. Tak mungkin namja yang hilang itu.” kata Ji Geun kesal,

“masa iya tak mungkin….” kata Tae Sung lemah.

“sudahlah jangan bahas, jika dia sudah mulai jatuh cinta dengan Onew Oppa tak mungkin masih memikirkan namja yang hilang mendadak itu.” kata Hyu Sun kesal,

“ada apa itu? kenapa semua berteriak?” kata Yoo Hae bingung,

“mungkin kebakaran,” kata Hun Ki asal,

“mana mungkin!” kata Yin Jae dengan wajah seriusnya.

“Berisik sekali!” kata Sung Min kesal, “apa kalian melihat Song Han Ri dan Chae Eun Hyi?” Kang In dengan lantangnya berteriak membuat semua orang memandang kearah 12 yoja yang duduk dengan elegannya.

“Itu mereka,” kata Eun Hyuk polos.

“Aku kesana,” kata Kang In sambil berjalan cepat,

“kau serius ingin mengetahui yang sebenarnya?” Lee Teuk memandang Kang In gusar,

“Gwenchana e-teuk ah~” Ryeo Wook memeluk Lee Teuk dari belakang mencoba untuk menenangkan Lee Teuk.

“Siapa yang berani memanggil nama kami tanpa izin?” Eun Hyi berdiri dari duduknya karena kesal,

“Eun Hyi!” Yin Jae memanggil Eun Hyi untuk duduk kembali,

“Mereka lagi! Maunya apa sih!” kata Yi Min kesal. Han Ri berdiri lalu menarik Eun Hyi mendatangi 13 namja yang masih berdiri dengan angkuhnya,

“kami orang yang kalian cari!” kata Han Ri tegas,

“kalian lihat apa! Pergi sana!” Hyu Sun mengusir orang – orang yang memandangi mereka, Eun Hyi menengok kebelakang dan melihat 10 chingunya sudah siap membantu mereka.

“Kami tidak ingin mencari masalah. Hanya ingin bertanya baik – baik.” kata Shin Dong sambil tersenyum,

“Kami tak mau jawab.” Kata Hun Ki singkat,

“Yoja macam apa kau!” Lee Teuk membentak Hun Ki,

“kau jangan macam – macam yah!” kata Hun Ki lagi.

“Song Han Ri, kau ingat boneka kuda ini?” Si Won mengulurkan boneka kuda yang sudah lusuh itu. Semuanya terkejut, semuanya hanya bisa diam, dan semuanya menatap Han Ri dalam – dalam. Han Ri tersenyum lalu mengambil boneka itu,

“Kau tanya aku mengenal boneka lusuh ini? Tentu saja tidak,” kata Han Ri lalu membuang boneka itu kelantai.

“Ya!” Hee Chul membentak kesal kearah Han Ri lalu mengambil boneka kuda tersebut.

“ya! ndo, ndo eunyi?” Tanya Kang In serius, Eun Hyi menatap Kang In dalam – dalam lalu melengos

“mana mungkin orang yang sudah meninggal hidup lagi.” kata Eun Hyi kesal.

“Mwo?” Kang In melipat tangan didadanya kebingungan. Lee Teuk menunduk Ryeo Wook terus mempererat pelukannya untuk menenangkan Lee Teuk.

“Ayo kita pergi!” kata Yoo Hae mendului semuanya membuka jalan.

“Changkambanyo!” Dong Hae berteriak kencang membuat Yoo Hae berhenti ditempat.

“Gelang Silver itu punyamu atau pinjaman?” Dong Hae bertanya setelah beberapa detik ia terdiam,

“apa menurutmu aku pantas memakai barang pinjaman?” kata Yoo Hae angkuh. Dong Hae memegang tangan Yoo Hae lalu menggabungangkan gelangnya dengan gelang Yoo Hae, Yoo Hae segera menepiskan tangannya lalu berjalan dengan angkuhnya meninggalkan Dong Hae yang masih dalam kegalauan.

“Yoo-e melupakankukah?” Suara Dong Hae bergetar hebat,

“Yoo-e? Kau memanggilku Yoo-e?” kata Yoo Hae sambil membalikkan badannya menatap Dong Hae.

“Kau tahu, aku benci nama itu! Benci sekali mendengarnya! Dan benci terhadap orang yang memberiku gelang ini!” Yoo Hae membuka gelangnya dan melemparnya jauh – jauh.

“Yoo Hae handue!!” pekik Hyu Sun berlari mencoba untuk mencegah Yoo Hae melempar gelang itu.

“Ue handue? Selama ini menggunakan gelang itu hanya untuk mengenang orang yang kubenci. Namja yang seenaknya saja pergi.” Kata Yoo Hae bergetar lalu berlari meninggalkan orang – orang yang masih terus memandangnya.

“Kalau dia benar Yoo-e. Kau benar Han Yi? Benarkan?” Si Won menunjuk – nunjuk Han Ri berkali – kali.

“Mian, namaku Han Ri bukan Han Yi.” Kata Han Ri lalu berjalan melewati 13 orang namja yang masih menatapnya.

~~~

***Eun Hyuk’s House***

“Dong Hae?” Tanya Eun Hyuk bingung melihat chingunya hanya 11.

“Masih disekolah.” Kata Kyu Hyun sambil menyalakan komputer Eun Hyuk.

“Mwo?” Eun Hyuk tampak terkejut,

“ternyata selama ini Dong Hae terus menggunakan gelang silver itu karena gelang itu berpasangan dengan gelang yang di pakai Yoo-e.” Kata Shin Dong sambil memeluk bantal sofa,

“aku yakin itu Han Yi.” Kata Si Won ngotot,

“Kau ini bisa melupakan yoja itu tidak sih? Jelas – jelas dia bilang bukan.” Kata Hee Chul kesal,

“Kalau bukan bagaimana mungkin Ms. Kim datang kerumahku kemarin!” Si Won berteriak kesal,

“ish! Diamlah! Kalian tahu rasanya ingin sekali membuktikan itu adalah Eun Yi, tapi bagaimana?” Kang In memikirkan caranya dalam – dalam. Kyu Hyun menatap chingunya dalam - dalam.

"Kenapa?" Tanya Ye Sung sambil menatap Kyu Hyun,

"hanya berpikir kenapa kalian semua mempunyai yoja kecil yang selalu diotak kalian, sedangkan aku? Aku bahkan tak ingat sama sekali. Apakah ia manis, cantik, manja, atau malah membenciku." Kata Kyu Hyun bergetar, semuanya diam dan hanya memandang Kyu Hyun.

“Dong Hae tak mengangkat teleponku?” Eun Hyuk seperti ingin menangis.

“Lebih baik kita kesana.” Kata Lee Teuk mengusulkan, semuanya menangguk dan pergi begitu saja.

***End Of Eun Hyuk’s House***

---

“Gelang itu dimana!” Mata Dong Hae memerah ditambah angin yang sedang dingin membuatnya merasakan sakit dan dingin bersamaan seperti ingin membunuh dirinya.


“Yoo Hae sudah pulang.” Na Hyun datang dengan kesal, “Lee Min?” Tae Sung bertanya penasaran.

“Sepertinya pulang bersama.” Kata Na Hyun lagi.

“Kalau begitu kita juga pulang saja. Untuk apa melihat Namja pabo seperti itu.” Kata Han Ri.

"Sebenarnya dimana gelang itu? Dari tadi ia mencari tapi tak ketemu, kenapa ia tak menyuruh bawahannya untuk mencari saja?" Eun Hyi mengucapkan kata - kata itu dengan angkuhnya,

"ya ampun! Ia bahkan turun ke kolam!" Tae Sung berteriak histeris.

"Dicuaca sedingin ini?" Kata Ji Geun membelalakan matanya,

"mungkin ia mencari itu untuk memastikan benarkah Yoo Hae adalah Yoo-e." Kata Hae Rin sambil merapihkan rambutnya,

"jika mereka semua namja itu. Kemana Kyu ku? Apa ia melupakanku setelah aku pergi?" Tanya Na Hyun lemas,

"salah satu dari mereka pasti adalah Kyu mu." Kata Hun Ki menenangkan,

"sudahlah! Ayo pulang!" Yin Jae kesal mereka hanya berdiri memandangi namja yang mencari gelang.

"Eh~" Tae Sung berhenti mendadak saat melihat Mr. Park berjalan dengan sepasang suami istri,

"ue?" Tanya Eun Hyi kesal,

"seperti Dae Sung Appa dan Dae Sung Omma!" Kata Tae Sung lagi,

"hah? Kau yakin?" Hoo Eul mengamati orang yang dimaksud Tae Sung,

"Malduandwe!" Pekik Hae Rin,

"Jangan berlebihan!" Kata Yi Min ketus,

"kalau Dae Sung pindah ke Korea juga, maka akan membuat Lee Min pusing," kata Ji Geun kesal mendengar jawaban Yi Min.

"Dong Hae! Biar mereka saja yang mencari!" Eun Hyuk menyuruh pelayan - pelayannya untuk turun membantu mencari gelang itu,

"Kalian pergi!" Bentak Dong Hae ke pelayan - pelayan yang sudah mau turun kedalam kolam juga,

"Turyonim~" pelayan - pelayan itu memanggil Dong Hae, mereka tak tega seorang tuan muda bersusah payah mencari gelang didalam kolam disaat hari dingin seperti ini.

"Lagi - lagi menyuruh orang." Kata Hoo Eul kesal,

"Sepertinya ia tak ingin dibantu," Kata Tae Sung.

"Apa kami yang harus turun?" Tanya Shin Dong kesal,


"Aku beri tahu kepada semuanya! Tak ada yang boleh masuk kedalam kolam ini!" Kata Dong Hae sambil merasa kedinginan.

"Ya! Suruh orang sekolah keringkan kolam!" Si Won memanggil salah satu pelayan dan menyuruhnya.

"Ne~ turyonim." Kata pelayan itu,

"Kau bisa sakit Dong Hae ah~" Eun Hyuk menangis saat itu juga, Han Geng memeluk Eun Hyuk untuk menenangkannya.

~~~

“neol bogo sipdago, tto ango sipdago, jeo haneulbomyeo gidohaneun nal, niga animyeon andwae, neo eobsin nan andwae, na ireoke haru handareul tto illyeoneul, na apado joha, nae mam dachyeodo joha nan, geurae nan neo hanaman saranghanikka, na du beon dasineun, bonael su eopdago, na neoreul itgo salsun eopdago”
"Lagu ini, sama yang tadi ia nyanyikan sangat mirip, suaranya, bahkan bagian falsnya juga sama," Lee Min memeluk kakinya erat - erat, ia mengerang sendirian, perasaan sedih, benci, kesal, dan rindu seperti membunuhnya saat ini.

~~~

"Namja itu! Mati saja ia! Aku benci padanya!" Yoo Hae mondar mandir kesal didalam kamarnya, ia memegang lengannya dan baru sadar bahwa selama ini saat ia merindukan namja itu pasti ia memegang dan memandangi gelang silver itu.

"Aaaaah~ kenapa aku malah membuangnya! Aku pabo. Aku memang terlalu terburu - buru dan mengikuti emosiku tadi siang." Kata Yoo Hae lagi sambil duduk di sofa mahalnya yang indah

~~~


"Mr. Park ada telepon datang dari jepang." Ms. Lee memberi isyarat pada Mr. Park,

"Ye. Ye. Ari gato. Ye. Ari gato gozaimaz." Mr. Park menutup teleponnya dengan wajah bingung.

"Ada apa?" Tanya Ms. Lee bingung memandang Mr. Park yang wajahnya berubah drastis.

"Chang Tae Sung," kata Mr. Park merebahkan tubuhnya di kursi kantornya,

"ia memenangkan kontes puisi di Jepang lewat blognya. Saat pembacaan puisinya semua juri menangis. Katanya penggunaan tata bahasanya sangat baik dan sempurna. Selain itu sangat menyayat hati para juri" Kata Mr. Park masih tak percaya.

"Kau panggil Tae Sung," suruh Mr. Park kearah Ms. Lee,

"bukankah memanggilnya Tae Sung Agashi lebih baik?" Kata Ms. Lee,

"kau pikir aku berani tak memanggil agashi dan turyonim pada 26 orang itu jika tidak disuruh orang tua mereka. Ppali panggil dia."

~~~

12 yoja itu berdiri di parkiran mobil mereka,

"Tae Sung lama sekali!" Kata Yi Min,

"dasar tak pernah sabar!" Kata Hyu Sun kesal,

"sudah masuk mobil saja!" Kata Eun Hyi mendorong - dorong Yi Min untuk masuk kedalam mobilnya,

"ash! Jangan seperti itu! Kepalaku jadi terjeduk!" Kata Yi Min lagi kesal.

"Mian~ Mian~" kata Eun Hyi. "Tae Sung! Michosoyo!" Lee Min berteriak kesal ketika melihat Tae Sung berjalan sambil tersenyum sendiri.

"Ayo buat pesta!" Kata Tae Sung sambil membuka pintu mobilnya.

"Apa maksudmu?" Han Ri membenarkan seragamnya,

"aku sudah menang lomba puisi, dan sabtu ini aku sudah bilang pada Mr. Park bahwa aku akan mengadakan pesta di ballroom sekolah, aku akan mengeluarkan biayanya." Kata Tae Sung tersenyum,

"sekarang ayo kita pulaaaaang!" Teriaknya sambil menstarter mobilnya,

"kalau begitu ayo ke dress shop ternama!" Kata Yoo Hae masuk kedalam mobilnya lalu pergi begitu saja,

"ayo!" Kata Han Ri tersenyum lalu masuk kemobilnya dan pergi juga.

~~~

***Dress Shop***

"Selamat Datang." Kata seorang pelayan pada Yoo Hae,

"Kami butuh 13 valet parking, ada?" Kata Yoo Hae sombong,

"13?" Pelayan itu tampak terkejut,

"Jika mobil kami sampai lecet ku tuntut Dress Shop ini!" Kata Ji Geun sambil melewati pelayan itu.

"Kami mau 13 sofa mewah!" Na Hyun berkacak pinggang di tengah Dress Shop itu,

"Berikan kami 13 Dress terbaik kalian." Kata Han Ri memandang Pelayan - pelayan yang mulai kelabakan memenuhi permintaan mereka.

~~~

"Mereka sepertinya memang orang kaya. Pasti mereka Agashi," kata seorang pelayan,

"ah semua orang juga bisa mengaku Agashi, mereka mungkin cuma Agashi dari kelas menengah yang terlalu sombong." Kata pelayan satunya.

"Dari kalangan atas pasti! Kau tahu mobil mereka semuanya mobil import, bahkan bagian dalamnya desain sendiri," kata pelayan itu dengan bergidik.

~~~

"Kami mau yang elegan! Bukan yang seperti gaun pernikahan!" Yin Jae kesal melihat para pelayan itu salah mengambil tipe baju.

"Aku mau yang sedikit bermodel China," kata Ji Geun ketus.

"Aku warna hitan diatas lutut, bertali satu." Kata Eun Hyi,

"Aku mau yang simple tapi terlihat mahal." Kata Han Ri,

"Aku mau gaun yang membuat pundakku terlihat jelas dan tanpa tali." Kata Tae Sung,

~~~

~~~

~~~

5 jam kemudian

"Agashi terima kasih, lain kali datang lagi." Kata manager dress shop itu dengan senyum mengembang.

"Kau lihat? Kartu kredit mereka bahkan yang unlimited saldo pemakaiannya." Kata pelayan itu kepada temannya,

"mereka hanya membuatku lelah."

*** End Of Dress Shop ***

~~~

Setelah diedarkan pemberitahuan adanya Pesta untuk menghargai Prestasi Tae Sung semua orang terkejut, mengira bahwa Sekolah yang membiayainya, tetapi beberapa saat sesudah itu Mr. Park kembali memberitahukan bahwa sebenarnya Tae Sung menggunakan uangnya sendiri.

"Pesta? Pesta apa?" Kang In kesal mendengar ada Pesta terbuka,

"Aku benci keramaian." Ki Bum berniat tak datang,

"tenang saja, Mr. Park pasti memberikan tempat Khusus untuk kita" kata Eun Hyuk bangga,

"Berisik." Kata Han Geng kesal,

"Kau kenapa?"

"Aku kurang tidur semalam sekarang mau tidur." Kata Han Geng lagi menanggapi pertanyaan Si Won.

~~~

***Party***

"Hahaha, Oppa benar - benar," Han Ri tampak mesra dengan Jong Hyun,

"Aku benci tempat ramai seperti ini." Ki Bum hendak meninggalkan ruangan dan Chingunya ketika semua yoja berteriak

"Waaaaaaaaah! Kalungnya begitu indah, seperti bersinar," kata mereka semua, Ki Bum berbalik arah dan sesegera berlari ke Podium.

"Ki Bum ah~" Lee Teuk berteriak berniat menghentikan Ki Bum.


"Ayo cepat rekam adegan itu!" Kata Hae Rin pada pelayannya.

"Kamshahamnida semuanya sudah meluangkan waktu datang......." Tae Sung memulai pidatonya, Ki Bum berdiri dipodium menarik tangannya, Tae Sung terdiam seketika, Ki Bum menarik Kalung salib itu lembut dan membaliknya,

"Darahku, Sunnie?" Ki Bum bicara dekat dengan microphone hingga dapat didengar oleh semua orang didalam ruangan dapat mendengar perkataannya.

"Tae Sung!" Hoo Eul berteriak kencang membuat Tae Sung yang terkejut sadar,

"Lepaskan Kalungku!" Bentak Tae Sung,

"Aku yakin kau bukanlah Tigerku!" Kata Tae Sung berjalan menuruni podium.

"Aku ingin bertanya pada chinguku yang berdiri diujung ruangan dan terkejut melihat apa yang barusan ku lakukan, maukah kalian naik keatas podium untuk menjelaskan semua yang terjadi 9 Tahun silam?" Ki Bum bicara dengan muka yang merah menahan tangisnya.

"Kami akan NAIK! Kami akan NAIK!" Kata Kang In tiba - tiba bersemangat.

"Tutup gerbang keluar." Si Won menelpon Mr. Jung. Kang In begitu semangat berdiri diatas podium, ketika Ryeo Wook ingin berbicara duluan ia mengusirnya dan berbicara dengan lantang dan panjang lebar,

"aku punya seorang yoja yang amat sangat kurindukan. Yoja kecil yang berisik dan tak bisa diam. Harusnya aku bisa mengantarnya Ke Jepang esok harinya. Tetapi saat aku ingin memakaikannya anting Raccoon yang sekarang masih ia pakai.." Kang In menunduk lalu mengangkat lagi kepalanya keatas

"kesialan itu datang. Entah bagaimana ceritanya anting itu terlempar begitu saja ketengah jalan dihalaman rumahku padahal aku sangat hati - hati. Saat itu ia berlari mengambilnya tanpa peduli ada mobil yang sedang melaju kencang. Aku berusaha menolongnya tetapi malah aku yang tertabrak. Aku bertanya pada chinguku, mereka menggeleng lemah, aku bertanya pada appa dan omma ku, mereka hanya bilang tak tahu apa - apa karena mereka terlalu sibuk. Lalu harapan terakhirku adalah pengawalku Ms. Ryu, tapi ia hanya bilang bahwa yoja itu membenciku, ia membenciku hingga lubuk hatinya." Kang In mulai bergetar, senyumnya melambangkan kepedihan, ia melihat 13 yoja itu berjalan menuju pintu keluar disaat semua orang terdiam mendengar cerita Kang In sungguh - sungguh.


"Kalian tak mungkin bisa keluar dari ruangan ini kecuali kalian mengakui semuanya." Kata Dong Hae sambil mengangkat tangannya dan terdapat 2gelang silver yang jika disatukan akan menyatu dengan sempurna dan menjadi gelang yang kuat juga indah. Han Ri berjalan menuju podium sangking kesalnya, disusul Eun Hyi, Yoo Hae, dan Tae Sung. Jong Hyun dan Peter Ho mencoba mencegah mereka berbuat lebih parah lagi.

"Anyonghasimnida. Kuharap kalian tidak termakan oleh omongan namja yang barusan." Eun Hyi berkata dengan lantang,

"oh! Kalian pasti mengenal Peter Ho, kami baru saja menjalin cinta jadi kuharap doa restu dari kalian." Kata Eun Hyi dengan beraninya.

"Kebetulan sekali kau mengangkat semua rambutmu!" Kata Kang In cepat,

"Yoja ini! Yoja ini yang ku maksud yoja kecil tadi. Kalian mungkin tak bisa melihat jelas bahwa anting yang ia pakai adalah anting Raccoon, tapi aku tahu jelas tentunya karena aku yang memesannya." Kata Kang In menunjuk telinga Eun Hyi,

"Eun Hyi, bagaimana kalau kita pulang sekarang?" Peter tanpa sadar ada diatas podium membungkuk kearah Eun Hyi dengan gagahnya, tangan Peter terarah pada Eun Hyi dan Eun Hyi menggapainya tanpa keraguan. Mereka berdua turun dari podium dan hanya Han Ri, Tae Sung, dan Yoo Hae.

"Aku hanya ingin berkata disini. Semua yang akan mereka katakan setelah kami pergi semuanya adalah kebohongan karena kami sama sekali tak mengenal mereka sejak dulu." Kata Yoo Hae lalu menuruni podium sambil mengangkat Gaunnya yang menyapu lantai.

"Benarkah kau bukan Yoo-e? Lalu Gelang ini bagaimana mungkin kau mendapatkannya? Mencuri?" Kata Dong Hae sadis. ***PLAK!!!!!!*** Han Ri memandang bengis kearah Dong Hae,

"Kau! jaga mulutmu!" Kata Han Ri, bibir Dong Hae mengeluarkan sedikit darah,

"Ya!" Si Won membentak Han Ri tanpa sadar.

"Ue? Chingumu boleh menghina chinguku, salahkah jika ku tampar?" Han Ri mulai merasa hatinya bertambah benci dengan 13 namja itu. Mereka hilang tanpa kabar, menyuruh yoja kecil yang mengharapkan mereka membunuh mereka dalam hati masing - masing, membuat yoja kecil merasa benar - benar terpukul.

"Tae Sung kacha," kata Han Ri saat matanya memerah mengingat satu persatu kejadian yang diderita ia dan chingunya.

"Changkambanyo," kata Tae Sung tiba - tiba.

"Tadi ada namja yang mengatakan bahwa kalungku dan kalungnya adalah sama. Aku tak ingin seperti Yoo Hae Chingu yang sudah seperti saudaraku sendiri." Ia melepaskan kalung itu dan berjalan menuju Ki Bum dengan tenang lalu mengulurkan tangannya yang memegang kalung itu, Ki Bum dengan berat Hati membuka tangannya dan menerima kalung dari Tae Sung.

"Ayo Han Ri." Kata Tae Sung ceria. Mereka berdua menuruni podium dan semua orang bertepuk tangan melihat aksi mereka yang hebat.

~~~

Ki Bum duduk di ranjang mewahnya, ia memandang kamarnya yang serba putih. Ia ingat bagaimana ia dulu sangat membenci seseorang masuk kekamarnya tanpa izin. Ia ingat 10 tahun lalu yoja kecil bermata indah itu ada dikamarnya, bagaimana ketika Ki Bum mengusirnya ia malah memaki kembali Ki Bum dan dengan polosnya ia berkata

"Kau seperti tiger ini! Rawr!" Katanya sambil kembali mengacak - acak kamar Ki Bum.

"Kalung Salib ini, berisi darahku dan kalung salib yang ku pakai berisi darahnya. Ia bahkan tak sadar ketika ku bodohi saat pengambilan darah." Kata Ki Bum, air matanya menetes dengan lembutnya ia mendekatkan kalung itu ke kalung yang ia gunakan, lalu ia teringat bahwa dulu ia menyelipkan selembar kertas didalam kalung salib tebal itu. Ia membukanya hati - hati, ia menemukan kertas dan sebuah penutup tempat darah itu ditaruh. Ia tersenyum kesakitan menyadari orang yang ia cari sekarang ada di dekatnya tapi ia malah di tolak secara langsung tanpa dibiarkan menjelaskan kenapa ia tak pernah mengabari yoja kecil itu lagi setelah satu tahun.

~~~

Kyu Hyun duduk terdiam didepan komputernya, ia menggaruk kepalanya kesal memandang kesekelilingnya yang berantakan lalu keluar dari ruang gamenya.

“Rapikan semua yang ada didalam.” kayanya sambil berjalan menuju kamarnya.

“Turyonim pasti habis mencoba mengingat ingatannya yang telah hilang itu,” kata salah satu pelayan iba,

“setiap kali ia mencoba dan gagal pasti ia seperti ini.” kata salah satu pelayan lagi. Kyu Hyun membuka pintu kamarnya lemas, ia merebahkan tubuhnya di ranjang besar nan empuknya, ia terus memandang langit – langit kamarnya. Ia terdiam sesaat,

---

“Kyu! Kau bertahan yah! Kami semua disini bersamamu tak akan meninggalkanmu.”

“Kyu, huhuhuhu… kenapa bisa seperti ini,” “Aku akan segera menuntut showroom mobil itu.”

“Tuhan pasti melindungimu Kyu.”

---


“AHHHHHHH! appha!” kata Kyu Hyun meringkuk di ranjangnya kesakitan,

“Turyonim?” Mr. Hwang dengan sigap masuk kedalam kamar Kyu Hyun.

“Mr. Hwang, apa aku punya kenangan dengan seorang yoja kecil? Aku ingin tahu, entah kenapa rasanya bahkan aku lupa dulu pernah tinggal di korea. Setiap kali ingin mengingatnya hatiku malah terasa sangat sakit di banding dengan sakitnya kepalaku.” Kata Kyu Hyun memegang dadanya.

“Lebih baik turyonim tidur,” kata Mr. Hwang lembut.

~~~

“Pooh!” aku berlari kearahnya dengan ceria kearahnya saat ia datang kerumahku. Aku membukakan pintu mobil untuknya, menggenggam erat tangannya dan selalu seperti itu, setiap hari seperti itu hingga hari yang menyeramkan itu tiba.

“ah~” Ryeo Wook terkejut dan bangun tiba – tiba.

“Waaaaaaa!” Ia berteriak lebih kencang kali ini karena terkejut melihat sosok Ye Sung yang tiba – tiba ada disudut ruangan berdiri menghadap kaca,

“Kau ini, sekarang jam berapa!” kata Ryeo Wook sambil kembali tidur,

“Ya, aku ingin bertanya padamu, aku akhir – akhir ini sering bermimpi tentang seorang wanita dan lagu yang kadang kunyanyikan, kau ingat?” kata Ye Sung sambil menggaruk kepalanya,

“sudah pulang sana, aku ngantuk. Kalau tidak kau tidur disampingku sini.” Kata Ryeo Wook manja,

“Aku ke kamar lain saja. CIH!” Kata Ye Sung sambil keluar dari kamar Ryeo Wook, Ryeo Wook membenarkan posisinya dan mengingat kejadian dua tahun silam di Amerika, bagaimana mungkin mobil mahal yang baru saja dibeli mengalami keblongan rem, membuat Kyu Hyun dan Ye Sung mengalami kecelakaan hebat dan mengalami pendarahan di otak. Ryeo Wook tentu masih ingat jelas, bukan hanya Ryeo Wook mungkin 10 chingunya yang lain pun masih mengingat kejadian menyeramkan yang menimpa kedua Chingunya itu.

“Lanjutkan tidur saja!” Kata Ryeo Wook menggeleng – gelengkan kepalanya.

~~~

“Tae Sung ah~” Na Hyun datang dengan senyumnya,

“Ayo sini,” kata Tae Sung yang sedang duduk di sofanya.

“Kau kenapa?” Tanya Na Hyun bingung melihat Tae Sung duduk dengan polosnya tanpa berpikir tentang kejadian di podium saat pesta.

“Kau dan Kyu kan menghabiskan waktu di Korea dengan bahagia bukan?” Tanya Tae Sung lemah, Na Hyun mengangguk lemah, ia memikirkan Kyu Hyun kenapa jika mereka semua mengenali yoja masing – masing mengapa Kyu Hyun tidak. Tae Sung memeluk Na Hyun lembut ia tahu pasti perasaan Na Hyun pasti lebih buruk di banding perasaannya sendiri.

"Gwenchana Tae Sung ah~" Na Hyun melepaskan pelukan Tae Sung lalu tertawa pabo.

"Hey! Bagaimana kalau kita jalan saja! Aku bosan!" Yin Jae seperti biasanya selalu saja bosan padahal semua yang mereka butuhkan sudah dipersiapkan dan lengkap,

"shiro! Aku mau ke salon!" Kata Eun Hyi lebih kencang,

"Sudah lah," kata Yoo Hae santai,

"hari ini habiskan sesuka kita, ayo pergi." Kata Hyu Sun tak kalah semangat mereka semua seperti sadar bahwa ada chingunya yang sedang sedih.

~~~

***keesokan harinya disekolah***

"Kepalaku pusing sekali," Kata Kyu Hyun lemah, Si Won merangkulnya mesra,

"Ki Bum mana?" Tanya Ryeo Wook bingung tak melihat Ki Bum.

"Ah mungkin kesiangan." Kata Kang In santai.

"Waaaaaa~" Eun Hyuk berteriak histeris ketika beberapa mobil datang dengan kecepatan tinggi dan hampir menabraknya,

"siapa mereka!" Kata Eun Hyuk kesal lalu berjalan mendatangi mobil - mobil itu,

"hyuk ah~" Hee Chul memanggilnya,

"ue?"

"Jangan seperti itulah, jika kau yang dibentak maka kau akan menangis." Kata Hee Chul santai,

"kali ini tidak." Kata Eun Hyuk lagi.

"Mobilnya sudah kosong," kata Eun Hyuk,

"itukan gantungan monyet yang sama dengan gantungan hpku." Eun Hyuk berjalan tak percaya kearah mobil itu,

"kenapa dengan si pabo itu?" Tanya Kang In bingung,

"gantungannya sepasang dengan punyaku! Ini pasti mobil ai," Eun Hyuk berlari seketika itu juga.

"AI!"

"AI!" Ia berteriak - teriak histeris tak jelas, Si Won segera melepaskan rangkulannya ke Kyu Hyun dan berlari menyusulnya,

"Kau ini sudah gilakah? Untuk apa berteriak!" Si Won terkejut ketika melihat mata Eun Hyuk sudah berair dan pipinya bahkan sudah basah.

"AI!" Pekik Eun Hyuk lagi sambil memeluk Si Won.

"Sekarang giliranku tiba," Hae Rin menghembuskan nafasnya dalam - dalam,

"bukankah kau selalu merindukannya?" Tanya Ji Geun bingung,

"Kemarin saat dipodium jelas - jelas kita tahu Dong Hae mengatakan Yoo Hae mencuri," kata Hae Rin,

"Kau jangan berpikiran seperti itu! Dong Hae yang sekarang benar - benar tak kukenal, ia berubah sangat berubah." Kata Yoo Hae tersenyum,

"asal kau," Yi Min menutup mulut Hoo Eul,

"saat kau buang" sekarang Hyu Sun yang menutup mulut Hun Ki karena meneruskan kalimat Hoo Eul,

"sudah - sudah, kekelas saja." Kata Na Hyun sambil tertawa melihat tingkah teman - temannya.

~~~

"Eun Hyuk ah~" Dong Hae mendekatkan kepalanya kearah Eun Hyuk yang tertidur dimeja,

"aku yakin itu AI!" Eun Hyuk mengangkat kepalanya dan mukanya basah akan air mata yang jatuh terus tanpa ia sadar,

"jangan menangis," Dong Hae memeluk Eun Hyuk, ia takut apa jadinya jika Ai juga seperti yoja yang lainnya, bagi Eun Hyuk kembali ke Korea bukan masalah karena artinya ia bisa mencari Ai ke Jepang meski ia sadar mereka mempunyai tanggung jawab sebagai Turyonim dinegara ini.

"Lap lah menggunakan tissue ini," Shin Dong membalikkan posisi duduknya dan terus memandang kasihan kearah Eun Hyuk.

"Sudah jangan menangis, hanya membuatmu semakin sedih," Shin Dong menyuruh Eun Hyuk berhenti menangis,

"kau mau minumkah?" Tanya Han Geng polos,

"Ya!"

"Bukankah biasanya sehabis menangis itu haus?" Kata Han Geng membela diri,

"ndo jinjja!" Kata Shin Dong menahan tawa mendengar kepolosan kata - kata Han Geng

~~~

"Apa - apaan itu warna pink!" Kata Hoo Eul menunjuk - nunjuk mading sekolah,

"bukankah terlihat manis" kata Yoo Hae santai,

"kau ini terlalu membenci warna pink," kata Han Ri lagi,

"Kau tahu warna pink itu menyebalkan!" Kata Hoo Eul tegas,

"dasar keras kepala," kata Yi Min.

"Eun Hyi?" Lee Min memberikan tatapan anehnya kepada Eun Hyi,

"ue?" Tanya Eun Hyi polos,

"Kau dan Peter jinjja?" Tanya Lee Min penasaran,

"hahaha, sebenarnya itu karena aku kesal maka berkata seperti itu, tapi disaat ia mengantarku pulang ia malah menyatakan segalanya."

"Lalu Kau jawab?" Tanya Lee Min penasaran, belum sempat Eun Hyi menjawab, speaker sekolah berbunyi, ada seorang namja yang berbicara,

"AI! Ini Monkey! AI! Ini Monkey! Aku sadar bahwa dirimu ada disekolah yang sama denganku, sadar bahwa kau tetap mengingatku, sadar bahwa kita tetap chingu meski 9 tahun telah berlalu, hajiman, hiks, pugguh sipta Ai ah~ bagiku setiap hari mengingat kenangan kita sudah cukup. Aku juga takut kau seperti chingumu, hajiman aku percaya bahwa kau tetap Ai kecil yang siap menunggu apel jatuh dari atas pohon karena aku memetiknya untukmu." Eun Hyuk membuat semua orang terdiam seketika saat mendengarnya,

"Hae Rin!" Hun Ki terkejut Hae Rin saat itu juga berlari sekencang yang ia bisa, air matanya jatuh tak tertahankan, ia berlari menuju mobilnya dan melesat pulang begitu saja.

~~~

"Ada anak baru dari Jepang," kata songsaenim dengan senyum mengembang, yoja yang lain bersorak kegirangan dan memukul - mukul meja sedangkan ke 12 agashi hanya sibuk dengan urusannya masing - masing.

"Dae Sung imnida," Lee Min menatap lurus kearah namja yang berdiri sambil menebarkan pesonanya,

"aku benci sekolah ini!" Lee Min berdiri dan pergi begitu saja,

"Lee Min ah~" ke 11 agashi itu berdiri dan berteriak secara bersamaan,

"ada apa dengannya? Dasar angkuh!" Cetus seorang Yoja,

"kau jangan asal bicara!" Tiba - tiba saja Ji Geun sudah berdiri disamping Yoja itu,

"Kemana Dae Sung?" Tanya Han Ri bingung,

"sepertinya mengejar Lee Min," kata Tae Sung kesal.

~~~

"e-min ini jika nanti kau merindukanku putarlah, aku akan bernyanyi untukmu, selamanya bahkan. Suarakukan selalu bagus untukmu," kata - kata itu terus terngiang - ngiang ditelinga Lee Min,

"kenapa disaat seperti ini muncul Dae Sung! Kenapa membuatku semakin bingung! Sedih? Bukan hanya itu, aaaaaaaah!" Lee Min berteriak kesal mengingat segalanya, ia pergi dari sekolah begitu saja.

~~~

“Dae Sung!” Eun Hyi berjalan elegan menuju namja yang sedang dikerumuni yoja - yoja lain.

“Chae Eun Hyi, lama tak jumpa” Dae Sung tersenyum lalu bangun membungkuk kearah Eun Hyi,

“Kalian lihat apa? Pergiii!” Na Hyun membentak semua yoja yang terkejut melihat tingkah Dae Sung yang seperti itu.

“Untuk apa kesini? Mengejar Lee Min atau membuat alasan lagi seperti waktu di jepang?” kali ini Yin Jae membuka mulutnya.

“Kembalilah ke Jepang, kami akan mengurus segalanya,” kata Yoo Hae lagi – lagi seenaknya,

“mian, ini karena appa ku yang sudah kembali ditugaskan di Korea sehingga aku bisa masuk sekolah ini.” Kata Dae Sung tenang

~~~

Kang In berjalan mondar mandir di depan kamar Eun Hyuk gelisah,

“orang itu seperti orang bodoh.” Kata Hee Chul sambil merebahkan dirinya di sofa mewah Eun Hyuk,

“siapa yang kau maksud?” taya Shin Dong tak mengerti apa yang Hee Chul bicarakan.

“tentu saja Eun Hyuk,” kata Han Geng menjelaskan.

“ia hanya terlalu mecintai Ai, tapi…….” Nada bicara Dong Hae sedih diujung kalimatnya.

“sudah, sudah, sudah, jangan dipikirkan lagi,” kata Si Won tegas,

“suatu saat aku akan buktikan bahwa yoja itu adalah Sunnie-ku.” Kata Ki Bum bersikeras,

“jangankan kau, aku juga akan membuktikan yoja itu eunyi-ku” kata Kang In tak mau kalah,

“aku yakin Han Yi punya pemikirannya sendiri, aku tak ingin membuatnya terlalu tertekan memikirkanku.” Kata Si Won pasrah,

“ah~ Eun Hyuk bagaimana?” Tanya Ryeo Wook mengingat kondisi Eun Hyuk yang drop karena mengingat Ai.

~~~

“nananaananana” HP Hae Rin bergetar menandakan telepon masuk, ia hanya memandangnya lalu kembali terdiam,

“nananaananana” sekali lagi HP Hae Rin bergetar menandakan adanya telepon masuk, ia mengambil HPnya lalu mencabut baterainya begitu saja membuat semua orang tak bisa menghubunginya sama sekali, air mata Hae Rin kembali jatuh ketika ia mengingat bagaimana dulu ia dan Eun Hyuk menghabiskan waktu bersama.

===

“Ai! Mau kupetikkan apel?” Tanya Monkey kala itu, aku hanya mengangguk kecil lalu tersenyum menenggah ke atas, menunggu apel yang jatuh tiba – tiba,

“kenapa pintar memanjat pohon?” Tanyaku pada Monkey ia terseyum lalu dengan polosnya ia berkata

“Jika aku tak pandai memanjat pohon lalu siapa yang akan memetikkan apel untukmu?” begitu katanya saat itu, lalu ia mengeluarkan dua buah gantungan berbentuk monyet, yang satunya untukku dan yang satunya untuk dirinya sendiri. Dia berkata

"Aku dan Ai selamanya berteman baik jika saling menjaga gantungan boneka ini," kata Eun Hyuk polos menatap Ai yang ia cintai.

===

Hae Rin menengadah dan menatap di spionnya tergantung satu buah boneka lucu pemberian Eun Hyuk 9 tahun lalu,

"9 tahun bukan waktu yang sebentar, bukan juga waktu yang lama." Kata Hae Rin dalam kegalauannya.

"Kenapa menghilang? Kenapa hari itu Raccoon?" Hae Rin memukul stank mobilnya dengan
keras, air matanya jatuh lagi, ia hanya seorang gadis yang tak mampu menahan sakit yang menyiksa hatinya selama ini.

~~~

"Lee Min jadi aneh!" Pekik Han Ri kesal,

"kenapa denganmu?" Tanya Ji Geun aneh pada Han Ri yang keluar kamar Lee Min sambil mengoceh kesal,

"ku tanya apaaaapun dia hanya jawab dengan singkat 'biasa saja' kesal aku!" Han Ri memekik sekali lagi,

"dia sedang butuh waktu sendiri sepertinya." Eun Hyi menjelaskan,

"Hae Rin?" Tanya Yi Min bingung,

"pergi pasti sendiri duduk diam dan menangis di mobil," kata Na Hyun menebak dengan pastinya.

"Biarkan 2 yoja yang masih shock itu!" Kata Yoo Hae keluar dari apartement Lee Min,

"ia sama sekali mati rasakah? Jelas - jelas Dong Hae paling menyakitinya." Kata Yin Jae kesal.

~~~

"Yoo-e, gelang ini selalu kau pakai yah! Jangan buat aku sedih, jika kau tak memakainya aku bisa saja menangis loh." Kata Dong Hae kecil pada Yoo Hae sambil memakaikan gelang manis itu,

"kau juga memakainya? Janji?" Tanya Yoo Hae kala itu dengan senyumnya yang mengembang.

~~~

"Kyu Hyun wata!"

"Suamiku sudah pulangkah? Wah pasti lelah, aku sudah memasakkan makanan untukmu!" Kata Na Hyun sambil mengambil tas kerja Kyu Hyun. Mereka berdua selalu menghabiskan waktu bersama - sama bermain rumah - rumahan di rumah megah Na Hyun.

"Aku tak ingin ke Jepang." Rengek Na Hyun sehari sebelum mereka ke Jepang pada appanya.

"Sayang, disana kau akan lebih bahagia," kata Mr. Park Ji Hyun appa Na Hyun dengan tersenyum.

"Tanpa Kyu aku kan kesepian," tangis Na Hyun mulai pecah,

"12 chingumu saja tenang kok kamu malah sedih sendiri?" Tanya Mr. Park Ji Hyun lagi pada putrinya,

"mereka juga sedih appa, aku tak mau pindah," kata Na Hyun mengotot,

"semua sudah diurus. Kau harus pergi!" Mr. Park Ji Hyun meninggalkan Na Hyun yang terdiam didalam kamarnya sedih.

~~~

"Turyonim sudah sadarkan diri Mr. Shin. Ia mengatakan hal yang mungkin sangat menyakitkan untuk Eun Hyi Agashi." Ms. Ryu membuat suasana malam itu semakin menegangkan. Han Ri yang diam tak ingin makan atau apapun karena menunggu Si Won yang tak kujung datang, yang lainnya menunggu masing - masing namja datang tapi karena Kang In yang mengalami kecelakaan parah membuat semuanya hancur berantakan, perpisahan yang dirancang indah, penerbangan yang seharusnya berlangsung sore menjadi malam. Benar - benar menyakitkan jika diingat dan dikenang.

"Bunuh aku dan semua kenanganku dengan Eunyi, anggap semua tak pernah terjadi!" Lee Teuk berjalan mundur seketika itu juga ia benar - benar terkejut atas tindakan Ms. Ryu.

"Kang In kan tidak berbicara seperti itu, ia bahkan masih koma Ms. Ryu!" Pekik Lee Teuk saat itu, ia masih kecil hanya tahu Ms. Ryu telah membohongi Eunyi yang saat mendengar itu pasti sakit hatinya.

~~~

3.10.2011

it will be better if you still same

Part 1

SHINee’s Members as Him Self
Hong Shin Jae (Onew’s Girlfriend)
Lee Ga Eul (Jong Hyun’s Girlfriend)
Choi Soo Jeong (Key’s Girlfriend)
Chae Hee Jin (Min Ho’s Girlfriend)
Goo Su Hyun (Tae Min’s Girlfriend)

-it will be better if you still same-

“Oppa!” Shin Jae mengangkat telepon dari Onew dengan wajah berserinya.

“Aku tak masuk sekolah lagi hari ini.” Suara Onew sedikit serak. Shin Jae menutup teleponnya dan bergumam pelan sambil keluar untuk sarapan.

“Jin Ki tidak menjemputmukah?” Shin Jae hanya menatap ommanya sebentar lalu ia cepat – cepat menghabiskan sarapannya lalu pergi.

“Ia selalu seperti itu, padahal hari ini perayaan tahun ke dua!” kata Shin Jae sambil menendang kerikil – kerikil yang ada dihadapannya. Lee Jin Ki yang Shin Jae panggil Onew oppa merupakan namja yang paling Hong Shin Jae cintai, mereka selalu tampak bahagia dengan berbagai keromantisan yang Onew berikan untuk Shin Jae.

“Shin Jae?” Soo Jeong memanggil sahabatnya tercinta dengan wajahnya yang penuh senyum.

“Ue?” Tanya Soo Jeong bingung ketika melihat wajah Shin Jae yang murung.

“AH! LEE JIN KI!” pekik Shin Jae tiba – tiba,

“Sekencang itukah memanggil Onewmu?” Tanya Key tiba – tiba.

“Kau sudah sampai Oppa?” Tanya Soo Jeong mesra,

“hem~” kata Key manja lalu merangkul yojanya penuh kehangatan. Shin Jae berjalan lunglai meninggalkan chingunya yang selalu bertingkah mesra.

"Ndo ue?" Tanya Ga Eul yang sedang duduk mendengarkan musik,

"Onew itu keterlaluan!" Shin Jae mengebrak mejanya kesal, Ga Eul membuka headsetnya lalu menatap chingunya dan tersenyum kecil.

"Aku kesal kau tahu, eh?" Shin Jae terkejut ketika melihat 2tangkai bunga mawar putih ada dilaci mejanya.

"Chuka Hadaaaaaaa Shin Jae ah~" Su Hyun memeluk Shin Jae dari belakang,

"aku mau kuenya!" Kata Key polos,

"aku mau juga!" Kata Tae Min sambil berjalan menuju yojanya.

"Ya! Kami harus make a wish dulu baru boleh kalian memakannya." Suara Onew bergema diruang kelas yang masih sepi itu,

"kau tak mau berkata apapun?" Tanya Jong Hyun sambil tersenyum ke arah Ga Eul,

"anni, aku tahu kau pasti membantu Onew, oppa." Kata Ga Eul dengan senyum manisnya.

~~~

"Min Ho Oppa~" Hee Jin memanggil Min Ho yang sedang duduk sendiri di bangku taman sekolah mereka.

"Hee Jin? Kenapa tak pulang?" Tanya Min Ho terkejut melihat yojanya masih disekolah.

"Aku sengaja mencarimu. Aku ingin pulang bersama, kau mau?" Tanya Hee Jin sambil memeluk lengan namja bertubuh tinggi itu,

"baiklah, kalau begitu kita pulang," kata Min Ho sambil berdiri dan mengambil tasnya,

"secepat itukah? Aku baru duduk disini dan kau sudah mau pulang?" Hee Jin tampak kesal.

"Aku tak ingin kau pulang larut jaqi dan sakit karena udara yang malam ini sangat dingin," kata Min Ho lembut, lalu merangkul tubuh Hee Jin dengan hangat.

"Aku merasa hangat kok. Aku tak merasa udara yang dingin malam ini mampu membuatku sakit." Kata Hee Jin dengan percaya diri. Ga Eul mengusap - usap tangannya yang hampir beku,

"ini~" tiba - tiba Jong Hyun datang dengan senyumannya yang selalu membuat Ga Eul bergetar,

"gomawoyo oppa~" kata Ga Eul sambil mengambil kopi hangat dari genggaman Jong Hyun,

"ini untukmu," kata Jong Hyun sambil mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya.

"Apa ini?" Tanya Ga Eul penasaran,

"bukalah," kata Jong Hyun sambil melepaskan jaketnya dan memakaikan ke Ga Eul. Ga Eul membalik dan memandang sonmul dari Jong Hyun, ia membukannya perlahan dan tersipu malu ketika melihat isinya,

"sarung tangan? Kau tau kebiasaanku oppa," kata Ga Eul sambil mengenakan sarung tangan pemberian Jong Hyun.

"Kau tahu aku begitu senang dengan segalanya didunia ini. Merasa mempunyai yoja sepertimu, chingu seperti Onew, Jong Hyun, Min Ho, dan Tae Min, dan keluarga yang bahagia," kata Key sambil terus menggenggam erat tangan yojanya.

"Ada apa dengan yoja sepertiku?" Soo Jeong seperti biasa dengan nada manjanya ia bertanya. Key berhenti berjalan ia memandang Soo Jeong lalu memeluk yoja itu erat,

"Soo Jeong ah~ naega ndoneun salanghamnida!" Key berteriak dengan kencang membuat Soo Jeong tersipu dan merasa malu tapi juga merasa dihargai.

"Ya! Kau ini oppa!" Kata Soo Jeong melepaskan pelukannya dari Key lalu menutup mulut namja itu.


"Tae Min ah~" kata Su Hyun dengan nada lemahnya.

"Oo~ kenapa tak istirahat? Kenapa malah menelponku?" Tanya Tae Min ketika mengangkat telepon dari yojanya,

"kau tak merindukanku?!" Su Hyun memekik kesal,

"anni! Anni! Bukan itu maksudku, kau ini terlalu temperamental jaqi," kata Tae Min mencoba menenangkan Su Hyunnya.

"Aku hanya ingin mendengar suaramu," kata Su Hyun dengan manjanya, ada nada sedih didalam perkataannya.

"Ya~ kau kenapa jaqi?" Tanya Tae Min panik tiba - tiba,

"anni, hanya merasa waktumu kurang untukku oppa," kata Su Hyun lagi.

"Oh~ mian, kau tahu appa dan ommaku ingin nilaiku baik, gwenchana?" Tanya Tae Min hangat,

"gwenchana, kkokjonghajiman," kata Su Hyun dengan cerianya.

~~~

Min Ho berjalan dengan wajahnya yang murung, ia memandang yodongsaengnya Soo Jeong sekilas,

"ue oppa?" Soo Jeong menatap wajah Min Ho dalam - dalam sekarang, ia sadar oppanya pasti sedang dalam masalah.

"Jangan - jangan kau memikirkan Appa lagi yah?" Tanya Soo Jeong sambil merapikan poninya,

"namja itu? Untuk apa?!" Kata Min Ho kesal tiba - tiba. Soo Jeong tersenyum kecut, ia teringat kejadian 10 tahun lalu, ia masih seorang yoja kecil yang haus akan kasih sayang seorang appa. Ia baru berusia 6 tahun ketika appanya memutuskan untuk keluar negeri, hanya 1 tahun appanya memberikan mereka uang dengan baik, lalu setengah tahun appanya menghilang tanpa kabar setelah itu mereka pindah ke Seoul, Min Ho membenci appa mereka sejak itu, sejak kejadian lama itu, ia selalu berpikir appa mereka tak pernah menyayangi mereka.

"Omma selalu tak mengerti diriku bukan??" Jong Hyun berkata dengan cepat, hatinya sakit bukan main ketika ommanya mencemooh tentang impiannya menjadi bintang yang bersinar. "Ya! Yobo, bantu aku jelaskan pada anak ini! Ia harusnya belajar benar - benar bukan malah mengikuti audisi disana dan disini!" Kata Jong Hyun Omma sekali lagi, "na kalke!" Jong Hyun keluar dari rumahnya dengan hati yang penuh dengan kekesalan. Ia berjalan dengan penuh rasa kesal menuju rumah yojachingunya, "ajjhuma anyeong!" Jong Hyun menyapa Ga Eul omma, "ah~ ndo, chankambanyo, ku panggil yoja itu!" Kata Ga Eul Omma sambil membuka pagar untuk namjachingu anaknya, Jong Hyun hanya tersenyum lalu mendekati bunga - bunga yang sering ditata dan dirapikan Ga Eul omma. "Uri omma do joha, hajiman.." Jong Hyun berkata sambil menahan tangisnya, "oppa! Anyeong," kata Ga Eul sambil memeluk namjanya dari belakang, "yaaa~ hahaha" Jong Hyun berusaha ceria dihadapan yoja yang benar - benar ia cintai. "Oppa, ada air mata diujung matamu," kata Ga Eul saat Jong Hyun berbalik menghadapnya, "masa? Itu karena aku menguap!" Kata Jong Hyun sambil mengelus rambut yojanya lalu mereka pergi kesekolah. Ga Eul memeluk lengan Jong Hyun hangat meski hatinya tetap penasaran akan masalah namja chingunya.

~~~

"Jaqiyaaaa~" Tae Min memanggil Su Hyun dengan kencang, ia selalu seperti itu menunjukkan rasa sayang terhadap yojachingunya dengan ekpresif,

"ya~ kau sadar ini sekolah!" Seorang sonsaengnim menegur Tae Min akibat teriakannya yang kencang,

"mian sem," lalu ia berlari mendatangi yojanya.

"Bukankah dimarahi? Hihihih" Su Hyun menertawai Tae Min polos membuat Tae Min merangkulnya mesra,

"ya~ tak usah mesra seperti itu bisa tidak?" Onew datang dengan Shin Jae yang sibuk membaca bukunya,

"Su Hyun ah~ bukankah kelas kalian ada ujian hari ini?" Tanya Onew polos,

"OMO?! Jaqi oddokeeee," Su Hyun panik lalu memandang ke arah Tae Min bingung.

"Dasar pabo, bukannya belajar malah menelponku tadi malam." Kata Tae Min mengacak - acak rambut Su Hyun,

"makanya belajar," kata Onew sambil mendului Tae Min dan Su Hyun.

"Oppa~" Key menengok kebelakang saat yoja yang sangat ia kenal suaranya memanggilnya kencang,

"Min Ho ya~ Aaaa~ jaqiya," Key melambai kearah Min Ho lalu memberi kiss jarak jauh kepada Soo Jeong, *plak!

"Itu terlalu menjijikan," Hee Jin memukul kepala Key tiba - tiba,

"ya~ aku ini sunbaemu! Jinjja nappeun hoobae!" Kata Key kesal,

"Hee Jin ah~ ppali kka!" Kata Min Ho mengelus kepala Hee Jin lalu menggandeng yojanya dengan senyum lembutnya.

"Kau kenapa mengijinkan Soo Jeong berpacaran dengan si pabo Key itu?" Tanya Hee Jin sambil berjinjit merapikan rambut namjanya.

"Lalu kenapa Soo Jeong mengijinkanmu pacaran denganku?" Tanya Min Ho genit,

"huh~" Hee Jin berjalan mendului Min Ho yang tertawa kecil dibelakangnya,

"yaaaa~ yeppeo yoja, ue?" Min Ho menarik tangan Hee Jin lalu Hee Jin tersenyum kearahnya.

"Oppa jinjja~" kata Hee Jin kesal.

"Tesho, kau kekelas yah." Kata Min Ho lalu meninggalkan yojanya.

~~~

*prang! Su Hyun berdiri tegang didalam kamarnya, ia berusaha memutar knop pintu itu, tapi hatinya menjerit ketakutan. Appa dan Ommanya sekarang selalu seperti itu sejak kematian oppanya,

"itu bukan salah appa, omma.." Su Hyun bersender pada pintu dengan air mata dikedua ujung matanya,

"appa, itu juga bukan salah omma kalau ia menyalahkanmu.." Su Hyun terus berusaha menahan tangisnya. Ia harus tegar pikirnya, ia harus bisa menunjukkan pada oppanya yang kini sudah berada disurga bahwa ia bisa menjaga Appa dan Ommanya dan menjadi lebih dewasa, Su Hyun berjalan menuju meja belajarnya. Ia memandangi sebuah foto, foto yang menunjukkan senyum appanya, ommanya, dirinya dan juga oppanya. Ia memeluk foto itu, ia ingat itu adalah liburan terakhir keluarganya yang indah tapi berujung kepedihan, 5 tahun lalu saat ia masih duduk di kelas 6 sekolah dasar dan oppanya duduk di kelas 3 sekolah menengah pertama, air mata Su Hyun jatuh, ia tak kuasa menahan air mata itu.

"Oppa yang lemah jantung seharusnya tidak berjalan terlalu ketengah siang itu," suara Su Hyun melemah,

"udara hangat, air yang dingin, dan keindahan pantai telah membuatmu lupa akan lemah jantungmu kah oppa? Ketika ombak besar itu datang kau tak kuasa mempertahankan dirimu sendiri, bernapas sewaktu didalam air membuatmu kehilangan segalanya oppa," Su Hyun tertidur diatas meja belajarnya, ia tak sadar Tae Min menelponinya berkali - kali.

"Ue?" Tanya Jong Hyun yang menginap dirumah Tae Min,

"Su Hyun tidak menjawab panggilanku," kata Tae Min lemah, "sudah jam 10malam, mungkin ia lelah dan tertidur, Ga Eul juga sudah tidur," kata Jong Hyun menenangkan chingunya,

"tapi biasanya Su Hyun menelponku dan mengucapkan selamat malam." Kata Tae Min terus membantah kata - kata Jong Hyun.

"Mungkin tertidur begitu saja, sudah aku harus tidur," kata Jong Hyun lalu ia terlelap begitu saja meninggalkan Tae Min yang masih kebingungan. Tae Min merebahkan tubuhnya dalam kebingungannya, nada suara yang ia dengar kemarin malam, ia merasakan sebuah kejanggalan pada diri Su Hyun yang ceria, ia merasa Su Hyun mengalami masa - masa beratnya hingga selalu ceria,

"Jong ahh~" Tae Min memanggil Jong Hyun yang sudah setengah terlelap,

"hem," kata Jong Hyun asal,

"yaaaa~ ironaaa, dengarkan perkataanku," kata Tae Min kesal.

"Shirooyo!" Kata JongHyun lalu menarik selimut hingga kepalanya membuat Tae Min cemberut dan mencoba tidur juga.

~~~

"Su Hyun!" Shin Jae menutup kedua mata Su Hyun, yoja manis dengan lesung pipi itu hanya diam dan tak mengucapkan kata - kata apapun. Shin Jae hanya terdiam lalu duduk bangku didepan meja Su Hyun,

"ndo ue?" Tanya Shin Jae dengan bingung.

"Hem?" Su Hyun mengangkat kepalanya menatap Shin Jae lalu tersenyum,

"anni, hanya kurang tidur." Kata Su Hyun mencoba tersenyum ke arah chingunya itu.

"Ooo~ kukira kau bertengkar dengan Tae Min oppa," kata Shin Jae laluterseyum ceria lagi, Su Hyun hanya bisa terdiam lalu menggeleng ceria.

"Min Hooo Oppa!" Hee Jin berteriak memanggil Min Ho yang sedang berkumpul dengan chingunya.

"Ya~" Min Ho melambai ke arah yoja chingunya itu,

"sudah makan siang?" Tanya Hee Jin sembari duduk disamping Min Ho,

"sudah," kata Min Ho singkat,

"Tae Min ah~ ndo, sedang bertengkar dengan Su Hyun kah?" Tanya Hee Jin ragu - ragu,

"mwo? Bertengkar? Jinjja?" Key tampak terkejut mendengar pertanyaan Hee Jin, Tae Min membenarkan poninya, ia berpikir dengan tidak tenang.

"Anni, ue?" Tanya Tae Min, nada bicaranya menunjukkan kebimbangannya.

"Oo~ anni, kukira. Kalau begitu aku kekelas lagi yah, ada tugaaaaaas," kata Hee Jin manja menatap Min Ho.







"Heeeeeeem, mola!" Kata Shin Jae lalu terkekeh begitu saja,

"yaaa! Masa namja chingumu tampan atau tidak kau bahkan tidak tahu?" Kata Onew sambil menatap memelas kearah Shin Jae yang masih tertawa bahagia melihat namjanya kesal.

"Oh ya, oppa, tadi pagi Su Hyun sangat sedih dan pendiam. Apa Tae Min dan Su Hyun bertengkar?" Tanya Shin Jae mulai serius,

"mwo? Su Hyun pendiam? Kau tak salah? Aku rasa Tae Min dan Su Hyun tak bertengkar, mungkin masalah lain," kata Onew sambil berpikir bingung.


Jong Hyun berdiri diam memandang mading sekolahnya. Ga Eul berjalan menuju namjanya terlihat bingung menatap namjanya yang biasanya sangat berisik terdiam menatap mading sekolah. Ga Eul berdiri disamping Jong Hyun menatap apa yang juga ditatap Jong Hyun.

"Audisi Boy Band?" Kata Ga Eul lalu tersenyum,

"jaqi? Sejak kapan?" Tanya Jong Hyun bingung, "sejak hatimu memanggilku untuk mendukungmu mengikuti lomba ini." Kata Ga Eul lalu tersenyum menatap namjanya penuh harap.

"Omma takkan mengijinkan," kata Jong Hyun lalu berjalan meninggalkan mading itu. Ga Eul memeluk lengan Jong Hyun manja

"Oppa! Suaramu bagus! Dance Key keren, dan Min Ho, Tae Min, juga Onew semuanya pantas diberi 2 thumbs! Kenapa seperti ini! Waegure??" Tanya Ga Eul dengan nada manja bercampur kesal.

"Omma tak suka! Uri omma shiro," kata Jong Hyun dengan sedikit berteriak.

"Oppaaaaaa!" Ga Eul membentak balik Jong Hyun, ia kesal ia merasa sedih. Namja chingunya yang mempunyai kualitas suara baik, tampan, ramah, dan baik tiba - tiba berteriak dihadapannya. Tak pernah sebelumnya Jong Hyun melakukan hal itu sebelumnya. Ga Eul berlari kesal kearah ruang kelasnya, air matanya hampir jatuh, ia merasakan keinginan Jong Hyun yang begitu ingin menjadi seorang bintang yang bersinar, ingin menjadi seorang yang mampu membuat para penonton terkesima menatap dan mendengar suaranya juga aksi panggungnya. Soo Jeong tampak terkejut melihat kehadiran Ga Eul kedalam kelas. Ia sedang makan dengan Key dan Key menatap Ga Eul garang.

"Ue?" Tanya Key ketus.

"Ndo!!" Ga Eul berteriak keras menatap Key dalam - dalam,

"kalian ber5 harus mengikuti audisi Boy Band itu! Apapun yang terjadi kalian harus mengikuti audisi itu!" Ga Eul berteriak - teriak seperti orang gila tak tahu arah, tempat, dan waktu.

"Audisi? Audisi apa? Apa yang kau katakan?" Soo Jeong kebingungan mendengar Ga Eul,

"ya!" Key hanya berteriak menatap Ga Eul,

"hiks, aku ingin Jong Oppa bersinar seperti yang dia inginkan." Kata Ga Eul sambil menahan isakkannya yang kedua. Ia berusaha menahan air matanya agar tidak jatuh.

"Jong!" Key berjalan menuju meja Jong Hyun kesal, namja dengan tubuh bertinggi 173cm itu tampak tak suka menyadari kehadiran Key,

"Ga Eul memohon padamu?" Tanya Jong Hyun ketus.

"Tentu saja! Ia bahkan menangis, sesadis apapun aku, aku tetap tak akan membuat yojaku menangis!" Kata Key kesal,

"kau tahu Soo Jeong jadi khawatir!" Kata Key kali ini dengan nada yang tidak bersahabat membuat emosi Jong Hyun naik. Jong Hyun mengebrak meja,
 
"urus saja Soo Jeong mu! Aku pusing!" Kata Jong Hyun sambil berjalan keluar kelas.

"Tolong suruh Soo Jeong hibur Ga Eul, kau dan yang lain juga tolong pastikan ia baik - baik saja." Kata Jong Hyun sambil menutup pintu kelasnya.

~~~