HYUNG DONG SCHOOL PART 1
Si Won duduk diam menatap Han Ri yang terus mengeluarkan keringat dingin, ia memegang tangan Han Ri dengan penuh kecemasan.
"Kau kenal yoja ini?" Tanya Hee Chul bingung.
"Ndo mola?" Si Won terkejut mendengar pertanyaan Hee Chul,
"mola? Mola apa maksudmu? Kita sudah lama tak ke korea dan 8 tahun di Amerika," kata Hee Chul sambil menggaruk kepalanya bingung.
"Han Ri... Huhuhu, aku harus telepon Ms. Kim!" Kata Tae Sung sambil terus terisak,
"biar aku yang menelpon, kau tenangkan diri saja." Hyu Sun berjalan kesudut ruangan dan menelpon, wajahnya menampakkan keseriusan yang membuat semuanya semakin tegang.
"Lepaskan aku! Aku tak tahu kau siapa!"
"Itu suara Eun Hyi, ia kenapa?" Na Hyun berjalan keluar untuk memastikan keadaan Eun Hyi.
"Eun Hyi! Ue?" Teriak Na Hyun memastikan keadaan Eun Hyi,
"namja aneh! Aku bahkan tak mengenalimu!" Bentak Eun Hyi lalu berjalan masuk kedalam ruang kesehatan.
"Keadaannya bagaimana?" Eun Hyi bertanya sambil merebahkan tubuhnya di sofa.
"Ia terus mengeluarkan keringat dingin dan tak juga sadarkan diri." Kata Si Won sambil terus menatap Han Ri,
"akukan tak bertanya padamu!" Bentak Eun Hyi pada Si Won,
"kau ini sebenarnya mau apa sih? Chingumu sakit Si Won sudah berbaik hati! Kenapa masih berkelakuan tak terdidik sih!" Han Geng kesal melihat kelakuan brutal Eun Hyi,
"sudahlah. Si Won kita pergi saja, kita tak perlu berurusan dengan yoja - yoja ini." Kata Ki Bum sambil mencoba membangunkan Si Won dari duduknya.
"Naega shirooo!" Si Won menepiskan tangan Ki Bum dari tangannya,
"Si Won!" Bentak Lee Teuk kesal,
"Sudahlah e-teuk ah~" kata Eun Hyuk.
"Kau?" Ryeo Wook terdiam menatap wajah Yin Jae, "ue?" Tanya Kyu Hyun bingung,
"Luka ini?" Kata Ryeo Wook sambil menyentuh sedikit jahitan di kening Yin Jae,
"ish! Apa - apaan kau sembarangan menyentuh keningku!" Kata Yin Jae kesal lalu berjalan begitu saja,
"ya! Ryeo Wook ah~ kau kenapa?" Kyu Hyun mengguncang - guncangkan bahu Ryeo Wook dengan perasaan bingung.
"ooo~ anniyeyo Kyu," kata Ryeo Wook sambil tersenyum.
"NNAAPPEEUUNN!!" Tiba - tiba Han Ri berteriak histeris saat terbangun.
"Han Ri? Gwenchana?" Yi Min segera memberikan Han Ri minum,
"kalian?" Han Ri menatap ke 13 namja itu dengan tatapan mata membunuh,
"Han Yi, ndo gwenchana?" Si Won dengan senyumnya membuat Han Ri merasa bingung.
"Han Yi? Apa maksudmu?" Tanya Han ri kebingungan,
"naega,......"
"AGASHIIIIIIII~" Ms. Kim membuat Si Won tak jadi menjelaskan segalanya,
"oo~ kau datang Ms. Kim?"
"Han Ri?" Jong Hyun datang dengan sekotak obat,
"aku tadi saat Eun Hyi memberitahuku kau sakit, aku segera mengambil obat - obat ini di rumah sakitku," kata Jong Hyun sambil berjalan menuju samping Han Ri,
"Ms. Kim, aku pergi dulu." Kata Si Won
"oooo~ anyong turyonim, kamsahamnida" kata Ms. Kim saat Si Won dan 12 namja lainnya keluar ruang kesehatan.
"Ms. Kim, namja itu sebenarnya siapa?" Tanya Han Ri sambil terus memegang gelas yang diberikan Yi Min.
"Namja tadi?" Tanya Ms. Kim tampak bingung apa yang harus ia jelaskan. "Ms. Kim?" Ji Geun memanggil Ms. Kim merasa ada yang aneh terhadap kelakuan Ms. Kim,
"sudahlah! Hari ini tak usah belajar. Kita pulang saja, kepalaku juga masih pusing." Kata Eun Hyi sambil berjalan melewati Ms. Kim.
"Eun Hyi Agashi?" Mr. Shin berjalan berlawanan arah dengan Eun Hyi membuat mereka kaku.
"Mr. Shin? Kau?" Eun Hyi terkejut memandang Mr. Shin yang tiba - tiba muncul dihadapannya.
"Sejak kapan belajar minum - minuman keras?" Eun Hyi memandang Mr. Shin kecut,
"untuk apa? Kau kesini mau membuatku tambah gila?" Kata Eun Hyi sambil berjalan melewati Mr. Shin.
"Bukan karena merasa bersalah pada namja yang memberimu anting - anting bukan?"
"Ajhusi!" Eun Hyi berteriak keras lalu berlari begitu saja.
"Namja itu. Oddoke? Eun Hyi Agashi?" Kata Mr. Shin panik mengingat masa lalu itu, dengan lunglai ia berjalan memasuki ruang kesehatan.
"Mr. Shin!?" Semuanya berteriak histeris satu sama lain.
"Anyonghaeseyo Agashi." Katanya sambil membungkuk kehadapan 12 agashi itu,
"Eun Hyi sudah pergi sebelum kau datang, mau ku telpon?" Tanya Lee Min sambil mengeluarkan HPnya,
"tak usah Lee Min Agashi, nanti biar kudatangi ia langsung di apartementnya." Kata Mr. Shin dengan senyum yang mengembang.
"Oh~ aku bahkan lupa menyapamu Jong Hyun Turyonim~" kata Mr. Shin kembali membungkuk,
"gwenchana ajhusi." Kata Jong Hyun sambil melambaikan tangannya.
~~~
“Aku mau mencari Mr. Jung.” kata Si Won saat memasuki mobil mewahnya.
“Mwo?” Sung Min terkejut mendengar perkataan Si Won.
“wah~ ia benar – benar menjadi gila sekarang.” kata Shin Dong sambil membuka atap mobilnya lalu melempar tasnya.
“Aku serius!” kata Si Won lagi sambil menstarter mobilnya.
“Aku pulang dulu, jika nanti malam ingin datang hubungi aku!” kata Si Won lalu melaju kencang dengan mobil hitam mengkilatnya.
“kenapa dengannya?” Tanya Lee Teuk sambil membuka pintu mobilnya.
“ia ingin mencari Mr. Jung. Aku tak tahu ada apa.” kata Ki Bum lalu masuk kedalam mobil masing - masing dan ke12 orang itu meninggalkan sekolah.
~~~
“Mr. Jung!” Si Won berteriak saat turun dari mobilnya.
“Mr. Jung!” sekali lagi ia berteriak kencang,
“anyonghaeseyo turyonim.” sapa seorang pelayan pria saat Si Won memasuki pintu rumahnya.
“Kau parkirkan mobilku. Jangan lupa sekalian bawa tasku kedalam ruang belajarku.” kata Si Won memerintahkan pelayan itu,
“yeee~ turyonim.” kata pelayan itu lalu berjalan melewati Si Won,
“ah! Kau tahu dimana Mr. Jung?” Tanya Si Won lagi,
“tadi beliau pergi ke pabrik dan sekarang belum kembali.” kata pelayan itu tak berani menatap Si Won.
“Mr. Jung! Cepat pulang!” sebelum Mr. Jung berkata apapun Si Won sudah mengeluarkan perintah.
“Harus segalak itukah?”
“Mwo?” Si Won terkejut ketika melihat Han Geng berjalan dibelakangnya.
“Tak pulangkah?” Tanya Si Won menatap Han Geng yang berjalan menuju bangku disamping Si Won yang kosong.
“Appa dan ommaku ada di Korea, entah kapan akan kembali ke China. Saat ini sangat malas bertemu dua orang itu. Jadi?” akhir kalimat Han Geng membuat Si Won tersenyum,
“Kamar masih banyak yang kosong.” Kata Si Won lagi. “ah! Kau memang yang terbaik!” Han Geng mencoba memeluk Si Won dengan mesranya.
“EEE~ aku bukan Gay!” kata Si Won sambil mengoyangkan tangannya tanda tak suka dipeluk.
“Hahahahah~” tawa Han Geng meledak begitu saja.
“Mianada, Turyonim mencariku?” suara Mr. Jung membuat Han Geng terdiam seketika.
“Ah~ aku keatas dulu.” Kata Han Geng merasa tak nyaman dengan kehadiran Mr. Jung.
“Ku rasa kau harus mendengar ini juga Han Geng ah!” kata Si Won menatap Han Geng dalam – dalam.
“Anni, naega Shiro,” kata Han Geng lalu beranjak dari duduknya.
“Kau ingat Han Yi Mr. Jung?” Si Won bertanya dengan pastinya.
“ye~ turyonim.” kata Mr. Jung samil menganggukan kepalanya.
“Ia bersekolah di Hyun Dong juga bukan?” Tanya Si Won lagi,
“Turyonim~” Mr. Jung merasa bibirnya kelu tak bisa mengeluarkan kata – kata apapun selain turyonim.
“Aku tak butuh kau memanggilku! Jelaskan padaku semuanya!” Si Won membentak Mr. jung sekuat tenaganya.
“ndo oddoke?” Mr. Jung menatap tuan mudanya tak percaya.
“Kenapa menutupi semuanya dariku!” suara Si Won kali ini bergetar,
“Turyonim~” Mr. Jung mencoba mendekati Si Won dan memandang wajahnya dalam – dalam.
“Mr. Jung, ada seorang ajhuma yang datang mencarimu.” seorang pelayan datang dengan Ms. Kim dibelakangnya.
“Tak menyangka setelah sekian lama kita berjumpa lagi. Dan Si Won turyonim masih mengingatku juga Han Ri Agashi.” Ms. Kim berjalan mendekati Si Won dan juga Mr. Jung.
"Ms. Kim!" Mr. Jung takut Si Won kehilangan kendali hingga mengeluarkan semuanya.
"Ya? Ada apa Mr. Jung?" Ms. Kim merasa tak terima akan perlakuan Si Won terhadap Han Ri 9 tahun lalu.
"Si Won!" Lee Teuk berjalan dengan Eun Hyuk tak tahu menahu tentang masalah yang sedang dibicarakan.
"Loh? Kau? Sepertinya pernah melihat." Kata Eun Hyuk babo.
"Wah! Lama tak jumpa!" Lee Teuk tersenyum kearah Ms. Kim,
"Kau? Lee Teuk Turyonim?" Ms. Kim tersenyum lalu membungkukan badan tanda penghormatan,
"dughu?" Eun Hyuk menatap Lee Teuk bingung.
"Ini Eun Hyuk Turyonim?" Ms. Kim tersenyum lalu membungkuk juga dihadapan Eun Hyuk sebagai tanda penghormatan.
"Ingat Han Yi?" Kata Lee Teuk sambil menatap Mr. Jung,
"anniyeyo," kata Eun Hyuk polos. "Jinjja!" Lee Teuk kesal lalu memukul kepala Eun Hyuk lembut.
"9 tahun lalu aku sakit Ms. Kim. Aku sudah menitipkan kado perpisahan untuk Han Yi, apa tak diberikan oleh Mr. Jung?" Si Won berbicara dengan nada bergetar.
"Mwo?" Ms. Kim berbalik arah mendengar perkataan Si Won,
"Sakit? Sakit apa? Kau tahu, Han Ri Agashi bahkan menunggumu hingga malam dan perjalanan ditunda sampai malam hari. Chingunya juga menemaninya menunggumu! Tak ada yang percaya bahkan kau sama sekali tak ingin memberi salam perpisahan pada Han Ri hanya karena masalah boneka Kudamu." Kata Ms. Kim emosi.
"Aku demam tinggi malam itu, berharap dan berdoa agar Tuhan menyembuhkanku keesokan harinya. Namun biarpun demamku reda dokter menyuruhku untuk terus berada dirumah. Hari itu aku meminta tolong Mr. Jung untuk memberikan boneka kudaku pada Han Yi agar ia terus mengingatku!" Kata Si Won sambil terus duduk dan menguatkan perasaannya.
"Mianada turyonim." Mr. Jung berkata sambil menunduk.
"Ada apa ini?" Eun Hyuk tampak sangat bingung.
"Diam!" Kata Lee Teuk lalu mereka berdua menyingkir dari tempat itu.
"Hari itu aku berpikir bahwa lebih baik kau tak lagi memberikan rasa sakit pada Han Ri Agashi, siang itu saat kau memarahinya ia pulang dan menangis, aku melihat kejadian itu dan aku merasa jika terus membiarkan kau dengannya maka ia akan terus menangis."
"Apa? Apa kau bilang? Aku hanya memberinya rasa sakit? Seenak itukah perkataanmu? Sepicik itukah dirimu!" Si Won bangun dari duduknya, matanya merah, tangan kirinya terkepal keras lalu tangan kanannya menunjuk - nunjuk Mr. Jung penuh kebencian.
"Aku,.."
"Sudah! Tak perlu banyak bicara. Aku sudah muak denganmu! Sekarang dimana boneka kudaku? Apa kau bahkan membuangnya?!" Suara Si Won bergema dirumah besar itu,
"ada di ruanganku, turyonim~" kata Mr. Jung lemah.
"Selama 9 tahun? 9 tahun Mr. Jung menyimpan itu? Bahkan tak mengembalikannya padaku? Membuatku selalu merasa Han Yi terus mengingatku! Kau kejam!" Kata Si Won emosi.
~~~
"Eh~ ada apa itu?" Han Geng sadar akan keributan besar itu lalu saat ia keluar dari kamar ia melihat Eun Hyuk dan Lee Teuk memperhatikan Ms. Kim, Mr. Jung dan Si Won.
"Semuanya sudah terjadi, seharusnya Mr. Jung tak melakukan itu." Kata Lee Teuk sambil menaikkan kacamatanya.
"Aku masih bingung tentang masalah ini!" Eun Hyuk menggaruk - garuk kepalanya,
"masalah Han Yi?" Kata Han Geng yang tiba - tiba berdiri disamping Eun Hyuk,
"kau sejak kapan?" Eun Hyuk terkejut.
"Aku sudah bertanya pada kalian tetapi kalian malah tak menjawab." Kata Han Geng lagi.
"Aku sedang berpikir," kata Eun Hyuk sambil kembali memandangi Si Won dan Ms. Kim yang terus berhadapan dengan tegang.
"E-teuuk ah!" Han Geng berteriak saat Lee Teuk berjalan menuruni tangga menuju Si Won dan Ms. Kim.
"Ppali kejar! Ppali!" Eun Hyuk berteriak sambil menarik - narik Han Geng,
"arasho! Arasho! Tp kalau kau menarikku seperti itu kita bisa terguling jatuh dari tangga." Eun Hyuk memandangi tangannya yang menarik lengan baju Han Geng.
"Oia~ mian. Ayo ppali." Kata Eun Hyuk melepaskan tangannya dari baju Han Geng dan berlari menyusul Lee Teuk.
"Ms. Kim! Tak bisakah melupakan masa lalu? Si Won bahkan tak mempunyai maksud menyakiti Han Ri." Lee Teuk berkata dan memandang Ms. Kim dengan tatapan penuh harap.
"Aku tak memperdulikan bagaimana dan apa itu kejadian masa lalu. Hanya saja..." Kata Ms. Kim terputus.
"Masa lalu? Apa maksudmu masa lalu ajhuma?" Kata Kang In berjalan menuju 5 orang penuh ketegangan itu.
"Anni! Aaanni," Han Geng berkata sambil menuju Kang In,
"keure, anniyeyo. Kita pergi saja." Kata Eun Hyuk menyusul tindakan Han Geng.
"Aku butuh kejelasan." Kata Kang In kesal. "Kau diam sudah baik." Kata Eun Hyuk lagi.
"Aku harus tahu tentang masa laluku juga! Yoja itu! Yoja beranting raccoon itu eunyi bukan? Ia kah?!" Eun Hyuk terdiam mendengar Kang In mengucapkan kata - kata itu. Han Geng hanya menunduk melepasakan rangkulannya.
"Eunyi bagaimana tak mengenaliku? Pasti karena operasi plastikku saat aku tertabrak. Itu benar bukan? Jawab lah! Siapapun kau ajhuma! Aku mohon padaku jelaskan semuanya" Kang In berteriak - teriak histeris.
“Kang In ah~” Suara Dong Hae membuat Kang In yang sudah histeris menengok kebelakang.
“Kau ini pabo kah?” Dong Hae melempar jaketnya ke pelayan yang mengikutinya sedari tadi.
“oo~ kau pakai motor?” Tanya Han Geng polos.
“Aku bukannya pabo. hanya saja ingin tahu siapa yoja tadi siang.” kata Kang In, suaranya melemah dan ia menunduk.
“sore itu sebelum keberangkatannya jika saja anting itu tak terlempar dari tanganku mungkin saat ini ia berdiri disiku dan tersenyum padaku.” kata Kang In nada bicaranya tak biasa, seperti ada rasa sakit dan penyesalan yang besar.
“Ya~ jangan mengingat hal itu lagi bisa tidak?” Dong Hae menatap Kang In kesal.
“Eun Hyi agashi kemarin meminum wine sendirian dan tak sadarkan diri hingga bertindak kasar terhadap Tae Sung Agashi.” kata Ms. Kim juga menunduk.
“apa kalian bertemu?” Ms. Kim menatap Kang In penuh rasa penasaran.
“Anniyeyo~” kata Kang In singkat lalu berjalan menuju Sofa.
“Lalu? ada apa dengan Eun Hyi Agashi hingga ia seperti itu.” Perasaan Ms. Kim semakin tak karuan.
“Tadi pagi saat melihatnya entah kenapa pikiran dan mataku tertuju pada telinganya. Tak tahu ada apa dengannya tiba – tiba saja ingin terus menatapnya hingga rambutnya terkibas dan aku melihat di telinganya terdapat anting Raccoon itu. Aku tak pernah melupakan bentuknya karena itu hanya khusus dipesan dan aku hanya memberikan itu padanya.” Kang In menduduki sofa dengan perasaan tak tenang.
“Mungkin saja salah orang. Bukankah ia bahkan tak mengenalmu?” kata Dong Hae tetap pada pediriannya,
“Kang In Turyonim, Dong Hae Turyonim, ijinkan saya menjelaskan bagaimana hingga Eun Hyi tak mengenali Kang In Turyonim.” kata Ms. Kim tegang.
“Pasti karena aku operasi plastic. Kau tahu appa dan ommaku tak setuju jika membiarkan luka – luka itu membuatku terlihat menyeramkan.” kata Kang In, suaranya bergetar hebat.
“Nan~” Lee Teuk mencoba mengeluarkan suaranya,
“Lee Teuk ah~ jangan membuat suasana semakin menegangkan,” lagi – lagi ada suara baru,
“Katakan apa yang kau dengar dari Ms. Ryu kepada Eunyi saat itu,” Ryeo Wook berjalan menghampiri Lee Teuk.
“Kau? Turyonim mendengarnya?” Tanya Ms. Kim pada Lee Teuk, mata Ms. Kim memerah seakan tahu betapa sakitnya perasaan Eun Hyi malam itu.
“Turyonim~ ini boneka kudamu yang selama 9 tahun tersimpan diruanganku.” Mr. Jung memberikan boneka kuda yang lusuh itu pada Si Won,
“eeeh~ inikan kuda kesayanganmu Si Won, bagaimana bisa tak terurus seperti ini?” tangan Ryeo Wook lebih cepat mengambil boneka itu dari pada Si Won.
“oddoke? Naega oddoke?! Mr. Jung katakan padaku aku harus bagaimana terhadap Han Yi” Si Won bersujud secara tiba – tiba,
“eeee~” Ryeo Wook terkejut ketika ia melihat Si Won bersujud seperti itu.
“Turyonim… bangunlah, kau tak pantas berkelakuan seperti ini.” Kata Mr. Jung sambil membantu Si Won berdiri.
“Harus mengatakan apa pada Han Yi. Apa ia akan percaya semuanya. Aku memang namja pabo! Aku tak berguna,” Si Won mengucapkan kata – kata itu dengan keras menarik perhatian dari pelayan – pelayan yag ada.
“Kalian lihat apa? Mau kupecat?” Dong Hae berteriak keras mengusir pelayan – pelayan itu.
“Sudahlah Si Won,” Eun Hyuk berjalan lalu memeluk Si Won, ia seperti tahu perasaan Si Won saat ini. Tahu bagaimana menyesali perbuatannya terhadap seorang yoja kecil yang polos dan juga selalu tersenyum.
~~~
“Jong Hyun Oppa, kamshaeyo.” Han Ri begitu tersentuh atas segala perhatian Jong Hyun terhadapnya.
“Kau istirahatlah. Aku akan memasakan sup untukmu.” Kata Jong Hyun sambil mengambil gelas yang habis dipakai Han Ri.
“Obat itu akan membuatmu segera terlelap.” kata Jong Hyun sambil menutup pintu kamar Han Ri.
“Dasar oppa! Masak yang enak untukku! hehehe” kata Han Ri sambil menarik dan merebahakan tubuhnya di ranjang mewahnya.
“Appa, Omma, kalian tahu, anak kalian sedang sakit dan hanya Jong Hyun Oppa, Ms. Kim dan naega Chingu yang peduli. Entah kenapa bayangan namja kecil yang nappeun itu tiba – tiba datang lagi. Tidakkah kalian berpikir utuk menelponku dan bertanya aku baik – baik saja?” Han Ri tiba – tiba meneteskan air matanya lalu tanpa sadar ia terlelap.
“Aku bingung pada kalian. Kenapa satu apartement hanya di huni oleh satu orang, padahal kan masih ada satu kamar lagi yang kosong.” Peter melepas sendalnya lalu masuk kedalam apartement Han Ri.
“Kami ini kan yoja. Kamar yang satunya lagi untuk menaruh semua pakaian kami.” kata Lee Min sambil membawa bingkisan yang baru saja ia beli bersama dengan Onew,
“bagaimana bisa bersama?” Jong Hyun terkejut melihat Eun Hyi, Lee Min, dan Peter datang bersama.
“Kami bertemu di lift,” kata Lee Min sambil memandang sup yang sudah terhidang manis dimeja.
“Boleh kucicipi?” Lee Min tersenyum geli menatap Jong Hyun yang tersenyum puas melihat hasil kerja kerasnya.
“Anyaaaaa!” Jong Hyun berteriak keras,
“Han Ri masih tertidur,” kata Eun Hyi sambil menyalakan TV berukuran besar itu.
“CD apa ini?” Mata Eun Hyi tertuju pada sebuah CD yang tergeletak di samping TV itu.
“Memories of Childhood? CD apa ini? Ada tulisan tangan MS. Kim ‘The Last Han Ri Agashi’s Smile’. Apa maksudnya ini?”
“Yoo Hae? Dari mana kau?” Lee Min berteriak keras membuat Eun Hyi terkejut dan berjalan menuju pintu masuk. “Ottika?” Eun Hyi bertanya pada Yoo Hae dan Hun Ki bersamaan.
“Yoja ini bilang parfumnya habis, jadi tadi kami memesan perfume yang sama meski harganya dimahalkan karena harus order dari Jepang katanya.” seperti biasanya Hun Ki berceloteh panjang lebar sedangkan Yoo Hae hanya tersenyum.
“Apa itu?” Tanya Yin Jae saat menutup pintu,
“Apanya apa?” kata Eun Hyi bingung.
“Itu yang kau pegang.” Pertanyaan Yin Jae membuat Eun Hyi terkejut sekali lagi lalu membuka lemari penyimpanan sepatu Han Ri dan melempar CD itu begitu saja.
“Dasar, memegang barang selalu asal.” Kata Yoo Hae sok bijak.
“Ya Sudahlah.” Kata Eun Hyi singkat lalu masuk lagi kedalam, “dasar.” kata Yin Jae singkat.
“Waah, ramai sekali.” Han Ri keluar dari kamarnya,
“sudah bangunkah?” Lee Min memberikan jus buah yang baru saja ia beli,
“kamshaeyo Lee Min ah~” Han Ri mengambil jus itu lalu memeluk Lee Min,
“Gwenchanaaaaaa, kau harusnya berterima kasih pada Onew Oppa yang menyuruhku memberikan itu untukmu.” Kata Lee Min tersenyum.
“Mana dia?” Tanya Jong Hyun bingung,
“mencari parkiran, mungkin sekarang sudah didalam lift.” kata Lee Min dengan senyum mengembangnya.
“oh~ Han Ri ah, ppali mokta. Aku sudah membuatkan sup untukmu.” Kata Jong Hyun menarik Han Ri ke meja makan,
“Eh, sepertinya pernah melihat sup dengan perpaduan seperti ini.” Kata Yoo Hae polos,
“Mana coba kulihat,” kata Hun Ki ikut penasaran,
“Iya, aku juga. Tapi dimana yah…..” kata Hun Ki sambil berpikir keras.
“Coba kau makan. Kalau enak berarti ini bukan buatan Jong Hyun Oppa tapi ia membelinya.” Kata Yin Jae dengan keras,
“wah kejamnya kalian. Akukan berusaha memasak untuk Han Ri,” kata Jong Hyun membela dirinya.
“Yasudah, ya sudah yang penting Jong Hyun Oppa sudah berniat baik padaku,” Kata Han Ri sambil menyuap masuk sesendok sup itu.
“Min Hoo ah~ kau ini selalu membuatku tertawa,”
“suara Onew itu,” Jong Hyun tiba – tiba saja member tahu Lee Min,
“Hai!” “Min Hoo? sejak kapan tau apartement kami?” Hun Ki tampak Shock,
“Aku tadi menelpon Onew Hyung dan katanya ia sedang di apartement Han Ri yang sedang sakit. Jadi aku datang saja.” kata Min Hoo sambil tersenyum.
~~~
“Sudah 9 tahun kita di Jepang dan sekarang mereka memaksa kita pulang hanya untuk diusir dan disuruh tinggal di apartement, itu menyebalkan.” Kata Yi Min sambil mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi,
“aku tak peduli malah itu lebih baik dari pada aku harus terus bertemu dengan Ms. Cho.” Kata Hae Rin sambil terus membaca majalah barunya.
“Kau tak merasa kesal?”
“Kesal? Kesal untuk apa? Aku saja malas bertemu dengan pelayan – pelayan dirumah. Hanya merasa terbuang, tapi kemudian aku sadar bahwa aku tetap saja seorang Agashi.” Kata Hae Rin lagi.
“neol bogo sipdago, tto ango sipdago, jeo haneulbomyeo gidohaneun nal, niga animyeon andwae, neo eobsin nan andwae, na ireoke haru handareul tto illyeoneul, na apado joha, nae mam dachyeodo joha nan, geurae nan neo hanaman saranghanikka, na du beon dasineun, bonael su eopdago, na neoreul itgo salsun eopdago”
“Lee Min Ah~ ue?” Hoo Eul menatap Lee Min yang berputar seperti sedang mendengar sesuatu,
“Kau dengar itu tidak Hoo Eul?” Tanya Lee Min histeris, “dengar apa? Aku tak dengar apa – apa!” Kata Hoo Eul menutup pintu mobilnya.
“Sudahlah, tutup pintu mobil dan ayo kita masuk.” Kata Hoo Eul kesal.
“Aku kenal suara ini, aku kenal lagu ini!” Kata Lee Min berlari mencari asal suara itu.
“Ada apa dengannya?” Na Hyun bertanya bingung pada Hoo Eul,
“Mola. Ia tiba – tiba berlari setelah katanya mendengar suara dan lagu yang ia dengar secara samar – samar.” Kata Hoo Eul berjalan masuk mendului Na Hyun yang masih berdiri mematung merasa bingung.
“Aduh! Aku masih ngantuk! Na Hyun ah~ kau tak mau masuk kah?” Tanya Tae Sung bingung melihat Na Hyun berdiri mematung.
“Siapa yang bernyanyi barusan?” Lee Min mendatangi 13 orang yang berjalan meninggalkan parkiran.
“Kau siapa berani bertanya pada kami seperti itu?” Hee Chul menatap penampilan Lee Min yang tak biasa,
“Aku yang bernyanyi! Apa kau tak suka? Atau kagum mendengar suara merduku?” Ye Sung dengan bangganya berkata seperti itu.
“Ndo,” Lee Min menatap Ye Sung dengan mata yang sudah berkaca – kaca.
“Ya, aku yang bernyanyi.” Kata Ye Sung lagi tetap dengan percaya diri.
“Benarkah? Benarkah kau yang bernyanyi barusan?” Lee Min masih bertanya dengan rasa tak percayanya.
“YA! KAU INI!” Ki Bum kesal menanggapi pertanyaan yang terus – terusan sama dari Lee Min,
“Siapa namamu?” Lee Min bertanya dengan sekuat hatinya.
“Kim Ye Sung,” Lee Min berbalik arah begitu saja meninggalkan 13 orang itu tanpa peduli kalimat – kalimat menyebalkan yang dikeluarkan namja – namja itu.
~~~
“Itu kan Lee Min! kenapa ia berjalan seperti itu?” kata Yi Min histeris, ia menlaksoni Lee Min tapi yoja itu tetap berjalan lurus dengan pandangan hampa.
“Ada apa dengannya?” Hae Rin memandang Lee Min dengan bingung.
“Yi Min ah~ aku turun memanggil Lee Min, kau memarkir mobil, gwenchana?” Hae Rin panik melihat Lee Min yang seperti itu.
“Gwenchana, ppali panggil dia.” Kata Yi Min buru – buru.
“Lee Min!”
“Lee Min ah~” Hae Rin tampak panik melihat Lee Min
“ooo~ Hae Rin,” kata Lee Min baru sadar setelah dipanggil Hae Rin secara histeris.
“Kau kenapa? Sakitkah? Apa yang sakit? Kenapa……” belum selesai Hae Rin menanyakan kondisi Lee Min, yoja itu sudah berjalan lurus lagi, Hae Rin buru – buru merangkulnya dan tak berkata apapun. dalam hati Hae Rin merasa pasti ada yang aneh.
~~~
“Lee Min mana?” Tanya Han Ri bingung,
“ia dikelas. Saat pelajaran aku coba mengajaknya bicara tetap saja ia diam tak peduli apa yang kukatakan.” Kata Eun Hyi kesal,
“tadi pagi ia berjalan seperti orang pabo.” kata Yi Min menyipitkan matanya,
“tak hanya itu, saat pagi aku mendatanginya dan memanggilnya berkali – kali ia baru sadar, lalu saat aku bicara panjang lebar ia kembali aneh.” kata Hae Rin lagi.
“Dia juga berlari secara tiba – tiba,” kata Na Hyun bingung,
“Katanya ia mendengar sesorang menyanyikan lagu yang ia kenal.” kata Hoo Eul membenarkan poninya.
“Jangan – Jangan!” pekik Tae Sung tiba – tiba,
“jangan konyol. Tak mungkin namja yang hilang itu.” kata Ji Geun kesal,
“masa iya tak mungkin….” kata Tae Sung lemah.
“sudahlah jangan bahas, jika dia sudah mulai jatuh cinta dengan Onew Oppa tak mungkin masih memikirkan namja yang hilang mendadak itu.” kata Hyu Sun kesal,
“ada apa itu? kenapa semua berteriak?” kata Yoo Hae bingung,
“mungkin kebakaran,” kata Hun Ki asal,
“mana mungkin!” kata Yin Jae dengan wajah seriusnya.
“Berisik sekali!” kata Sung Min kesal, “apa kalian melihat Song Han Ri dan Chae Eun Hyi?” Kang In dengan lantangnya berteriak membuat semua orang memandang kearah 12 yoja yang duduk dengan elegannya.
“Itu mereka,” kata Eun Hyuk polos.
“Aku kesana,” kata Kang In sambil berjalan cepat,
“kau serius ingin mengetahui yang sebenarnya?” Lee Teuk memandang Kang In gusar,
“Gwenchana e-teuk ah~” Ryeo Wook memeluk Lee Teuk dari belakang mencoba untuk menenangkan Lee Teuk.
“Siapa yang berani memanggil nama kami tanpa izin?” Eun Hyi berdiri dari duduknya karena kesal,
“Eun Hyi!” Yin Jae memanggil Eun Hyi untuk duduk kembali,
“Mereka lagi! Maunya apa sih!” kata Yi Min kesal. Han Ri berdiri lalu menarik Eun Hyi mendatangi 13 namja yang masih berdiri dengan angkuhnya,
“kami orang yang kalian cari!” kata Han Ri tegas,
“kalian lihat apa! Pergi sana!” Hyu Sun mengusir orang – orang yang memandangi mereka, Eun Hyi menengok kebelakang dan melihat 10 chingunya sudah siap membantu mereka.
“Kami tidak ingin mencari masalah. Hanya ingin bertanya baik – baik.” kata Shin Dong sambil tersenyum,
“Kami tak mau jawab.” Kata Hun Ki singkat,
“Yoja macam apa kau!” Lee Teuk membentak Hun Ki,
“kau jangan macam – macam yah!” kata Hun Ki lagi.
“Song Han Ri, kau ingat boneka kuda ini?” Si Won mengulurkan boneka kuda yang sudah lusuh itu. Semuanya terkejut, semuanya hanya bisa diam, dan semuanya menatap Han Ri dalam – dalam. Han Ri tersenyum lalu mengambil boneka itu,
“Kau tanya aku mengenal boneka lusuh ini? Tentu saja tidak,” kata Han Ri lalu membuang boneka itu kelantai.
“Ya!” Hee Chul membentak kesal kearah Han Ri lalu mengambil boneka kuda tersebut.
“ya! ndo, ndo eunyi?” Tanya Kang In serius, Eun Hyi menatap Kang In dalam – dalam lalu melengos
“mana mungkin orang yang sudah meninggal hidup lagi.” kata Eun Hyi kesal.
“Mwo?” Kang In melipat tangan didadanya kebingungan. Lee Teuk menunduk Ryeo Wook terus mempererat pelukannya untuk menenangkan Lee Teuk.
“Ayo kita pergi!” kata Yoo Hae mendului semuanya membuka jalan.
“Changkambanyo!” Dong Hae berteriak kencang membuat Yoo Hae berhenti ditempat.
“Gelang Silver itu punyamu atau pinjaman?” Dong Hae bertanya setelah beberapa detik ia terdiam,
“apa menurutmu aku pantas memakai barang pinjaman?” kata Yoo Hae angkuh. Dong Hae memegang tangan Yoo Hae lalu menggabungangkan gelangnya dengan gelang Yoo Hae, Yoo Hae segera menepiskan tangannya lalu berjalan dengan angkuhnya meninggalkan Dong Hae yang masih dalam kegalauan.
“Yoo-e melupakankukah?” Suara Dong Hae bergetar hebat,
“Yoo-e? Kau memanggilku Yoo-e?” kata Yoo Hae sambil membalikkan badannya menatap Dong Hae.
“Kau tahu, aku benci nama itu! Benci sekali mendengarnya! Dan benci terhadap orang yang memberiku gelang ini!” Yoo Hae membuka gelangnya dan melemparnya jauh – jauh.
“Yoo Hae handue!!” pekik Hyu Sun berlari mencoba untuk mencegah Yoo Hae melempar gelang itu.
“Ue handue? Selama ini menggunakan gelang itu hanya untuk mengenang orang yang kubenci. Namja yang seenaknya saja pergi.” Kata Yoo Hae bergetar lalu berlari meninggalkan orang – orang yang masih terus memandangnya.
“Kalau dia benar Yoo-e. Kau benar Han Yi? Benarkan?” Si Won menunjuk – nunjuk Han Ri berkali – kali.
“Mian, namaku Han Ri bukan Han Yi.” Kata Han Ri lalu berjalan melewati 13 orang namja yang masih menatapnya.
~~~
***Eun Hyuk’s House***
“Dong Hae?” Tanya Eun Hyuk bingung melihat chingunya hanya 11.
“Masih disekolah.” Kata Kyu Hyun sambil menyalakan komputer Eun Hyuk.
“Mwo?” Eun Hyuk tampak terkejut,
“ternyata selama ini Dong Hae terus menggunakan gelang silver itu karena gelang itu berpasangan dengan gelang yang di pakai Yoo-e.” Kata Shin Dong sambil memeluk bantal sofa,
“aku yakin itu Han Yi.” Kata Si Won ngotot,
“Kau ini bisa melupakan yoja itu tidak sih? Jelas – jelas dia bilang bukan.” Kata Hee Chul kesal,
“Kalau bukan bagaimana mungkin Ms. Kim datang kerumahku kemarin!” Si Won berteriak kesal,
“ish! Diamlah! Kalian tahu rasanya ingin sekali membuktikan itu adalah Eun Yi, tapi bagaimana?” Kang In memikirkan caranya dalam – dalam. Kyu Hyun menatap chingunya dalam - dalam.
"Kenapa?" Tanya Ye Sung sambil menatap Kyu Hyun,
"hanya berpikir kenapa kalian semua mempunyai yoja kecil yang selalu diotak kalian, sedangkan aku? Aku bahkan tak ingat sama sekali. Apakah ia manis, cantik, manja, atau malah membenciku." Kata Kyu Hyun bergetar, semuanya diam dan hanya memandang Kyu Hyun.
“Dong Hae tak mengangkat teleponku?” Eun Hyuk seperti ingin menangis.
“Lebih baik kita kesana.” Kata Lee Teuk mengusulkan, semuanya menangguk dan pergi begitu saja.
***End Of Eun Hyuk’s House***
---
“Gelang itu dimana!” Mata Dong Hae memerah ditambah angin yang sedang dingin membuatnya merasakan sakit dan dingin bersamaan seperti ingin membunuh dirinya.
“Yoo Hae sudah pulang.” Na Hyun datang dengan kesal, “Lee Min?” Tae Sung bertanya penasaran.
“Sepertinya pulang bersama.” Kata Na Hyun lagi.
“Kalau begitu kita juga pulang saja. Untuk apa melihat Namja pabo seperti itu.” Kata Han Ri.
"Sebenarnya dimana gelang itu? Dari tadi ia mencari tapi tak ketemu, kenapa ia tak menyuruh bawahannya untuk mencari saja?" Eun Hyi mengucapkan kata - kata itu dengan angkuhnya,
"ya ampun! Ia bahkan turun ke kolam!" Tae Sung berteriak histeris.
"Dicuaca sedingin ini?" Kata Ji Geun membelalakan matanya,
"mungkin ia mencari itu untuk memastikan benarkah Yoo Hae adalah Yoo-e." Kata Hae Rin sambil merapihkan rambutnya,
"jika mereka semua namja itu. Kemana Kyu ku? Apa ia melupakanku setelah aku pergi?" Tanya Na Hyun lemas,
"salah satu dari mereka pasti adalah Kyu mu." Kata Hun Ki menenangkan,
"sudahlah! Ayo pulang!" Yin Jae kesal mereka hanya berdiri memandangi namja yang mencari gelang.
"Eh~" Tae Sung berhenti mendadak saat melihat Mr. Park berjalan dengan sepasang suami istri,
"ue?" Tanya Eun Hyi kesal,
"seperti Dae Sung Appa dan Dae Sung Omma!" Kata Tae Sung lagi,
"hah? Kau yakin?" Hoo Eul mengamati orang yang dimaksud Tae Sung,
"Malduandwe!" Pekik Hae Rin,
"Jangan berlebihan!" Kata Yi Min ketus,
"kalau Dae Sung pindah ke Korea juga, maka akan membuat Lee Min pusing," kata Ji Geun kesal mendengar jawaban Yi Min.
"Dong Hae! Biar mereka saja yang mencari!" Eun Hyuk menyuruh pelayan - pelayannya untuk turun membantu mencari gelang itu,
"Kalian pergi!" Bentak Dong Hae ke pelayan - pelayan yang sudah mau turun kedalam kolam juga,
"Turyonim~" pelayan - pelayan itu memanggil Dong Hae, mereka tak tega seorang tuan muda bersusah payah mencari gelang didalam kolam disaat hari dingin seperti ini.
"Lagi - lagi menyuruh orang." Kata Hoo Eul kesal,
"Sepertinya ia tak ingin dibantu," Kata Tae Sung.
"Apa kami yang harus turun?" Tanya Shin Dong kesal,
"Aku beri tahu kepada semuanya! Tak ada yang boleh masuk kedalam kolam ini!" Kata Dong Hae sambil merasa kedinginan.
"Ya! Suruh orang sekolah keringkan kolam!" Si Won memanggil salah satu pelayan dan menyuruhnya.
"Ne~ turyonim." Kata pelayan itu,
"Kau bisa sakit Dong Hae ah~" Eun Hyuk menangis saat itu juga, Han Geng memeluk Eun Hyuk untuk menenangkannya.
~~~
“neol bogo sipdago, tto ango sipdago, jeo haneulbomyeo gidohaneun nal, niga animyeon andwae, neo eobsin nan andwae, na ireoke haru handareul tto illyeoneul, na apado joha, nae mam dachyeodo joha nan, geurae nan neo hanaman saranghanikka, na du beon dasineun, bonael su eopdago, na neoreul itgo salsun eopdago”
"Lagu ini, sama yang tadi ia nyanyikan sangat mirip, suaranya, bahkan bagian falsnya juga sama," Lee Min memeluk kakinya erat - erat, ia mengerang sendirian, perasaan sedih, benci, kesal, dan rindu seperti membunuhnya saat ini.
~~~
"Namja itu! Mati saja ia! Aku benci padanya!" Yoo Hae mondar mandir kesal didalam kamarnya, ia memegang lengannya dan baru sadar bahwa selama ini saat ia merindukan namja itu pasti ia memegang dan memandangi gelang silver itu.
"Aaaaah~ kenapa aku malah membuangnya! Aku pabo. Aku memang terlalu terburu - buru dan mengikuti emosiku tadi siang." Kata Yoo Hae lagi sambil duduk di sofa mahalnya yang indah
~~~
"Mr. Park ada telepon datang dari jepang." Ms. Lee memberi isyarat pada Mr. Park,
"Ye. Ye. Ari gato. Ye. Ari gato gozaimaz." Mr. Park menutup teleponnya dengan wajah bingung.
"Ada apa?" Tanya Ms. Lee bingung memandang Mr. Park yang wajahnya berubah drastis.
"Chang Tae Sung," kata Mr. Park merebahkan tubuhnya di kursi kantornya,
"ia memenangkan kontes puisi di Jepang lewat blognya. Saat pembacaan puisinya semua juri menangis. Katanya penggunaan tata bahasanya sangat baik dan sempurna. Selain itu sangat menyayat hati para juri" Kata Mr. Park masih tak percaya.
"Kau panggil Tae Sung," suruh Mr. Park kearah Ms. Lee,
"bukankah memanggilnya Tae Sung Agashi lebih baik?" Kata Ms. Lee,
"kau pikir aku berani tak memanggil agashi dan turyonim pada 26 orang itu jika tidak disuruh orang tua mereka. Ppali panggil dia."
~~~
12 yoja itu berdiri di parkiran mobil mereka,
"Tae Sung lama sekali!" Kata Yi Min,
"dasar tak pernah sabar!" Kata Hyu Sun kesal,
"sudah masuk mobil saja!" Kata Eun Hyi mendorong - dorong Yi Min untuk masuk kedalam mobilnya,
"ash! Jangan seperti itu! Kepalaku jadi terjeduk!" Kata Yi Min lagi kesal.
"Mian~ Mian~" kata Eun Hyi. "Tae Sung! Michosoyo!" Lee Min berteriak kesal ketika melihat Tae Sung berjalan sambil tersenyum sendiri.
"Ayo buat pesta!" Kata Tae Sung sambil membuka pintu mobilnya.
"Apa maksudmu?" Han Ri membenarkan seragamnya,
"aku sudah menang lomba puisi, dan sabtu ini aku sudah bilang pada Mr. Park bahwa aku akan mengadakan pesta di ballroom sekolah, aku akan mengeluarkan biayanya." Kata Tae Sung tersenyum,
"sekarang ayo kita pulaaaaang!" Teriaknya sambil menstarter mobilnya,
"kalau begitu ayo ke dress shop ternama!" Kata Yoo Hae masuk kedalam mobilnya lalu pergi begitu saja,
"ayo!" Kata Han Ri tersenyum lalu masuk kemobilnya dan pergi juga.
~~~
***Dress Shop***
"Selamat Datang." Kata seorang pelayan pada Yoo Hae,
"Kami butuh 13 valet parking, ada?" Kata Yoo Hae sombong,
"13?" Pelayan itu tampak terkejut,
"Jika mobil kami sampai lecet ku tuntut Dress Shop ini!" Kata Ji Geun sambil melewati pelayan itu.
"Kami mau 13 sofa mewah!" Na Hyun berkacak pinggang di tengah Dress Shop itu,
"Berikan kami 13 Dress terbaik kalian." Kata Han Ri memandang Pelayan - pelayan yang mulai kelabakan memenuhi permintaan mereka.
~~~
"Mereka sepertinya memang orang kaya. Pasti mereka Agashi," kata seorang pelayan,
"ah semua orang juga bisa mengaku Agashi, mereka mungkin cuma Agashi dari kelas menengah yang terlalu sombong." Kata pelayan satunya.
"Dari kalangan atas pasti! Kau tahu mobil mereka semuanya mobil import, bahkan bagian dalamnya desain sendiri," kata pelayan itu dengan bergidik.
~~~
"Kami mau yang elegan! Bukan yang seperti gaun pernikahan!" Yin Jae kesal melihat para pelayan itu salah mengambil tipe baju.
"Aku mau yang sedikit bermodel China," kata Ji Geun ketus.
"Aku warna hitan diatas lutut, bertali satu." Kata Eun Hyi,
"Aku mau yang simple tapi terlihat mahal." Kata Han Ri,
"Aku mau gaun yang membuat pundakku terlihat jelas dan tanpa tali." Kata Tae Sung,
~~~
~~~
~~~
5 jam kemudian
"Agashi terima kasih, lain kali datang lagi." Kata manager dress shop itu dengan senyum mengembang.
"Kau lihat? Kartu kredit mereka bahkan yang unlimited saldo pemakaiannya." Kata pelayan itu kepada temannya,
"mereka hanya membuatku lelah."
*** End Of Dress Shop ***
~~~
Setelah diedarkan pemberitahuan adanya Pesta untuk menghargai Prestasi Tae Sung semua orang terkejut, mengira bahwa Sekolah yang membiayainya, tetapi beberapa saat sesudah itu Mr. Park kembali memberitahukan bahwa sebenarnya Tae Sung menggunakan uangnya sendiri.
"Pesta? Pesta apa?" Kang In kesal mendengar ada Pesta terbuka,
"Aku benci keramaian." Ki Bum berniat tak datang,
"tenang saja, Mr. Park pasti memberikan tempat Khusus untuk kita" kata Eun Hyuk bangga,
"Berisik." Kata Han Geng kesal,
"Kau kenapa?"
"Aku kurang tidur semalam sekarang mau tidur." Kata Han Geng lagi menanggapi pertanyaan Si Won.
~~~
***Party***
"Hahaha, Oppa benar - benar," Han Ri tampak mesra dengan Jong Hyun,
"Aku benci tempat ramai seperti ini." Ki Bum hendak meninggalkan ruangan dan Chingunya ketika semua yoja berteriak
"Waaaaaaaaah! Kalungnya begitu indah, seperti bersinar," kata mereka semua, Ki Bum berbalik arah dan sesegera berlari ke Podium.
"Ki Bum ah~" Lee Teuk berteriak berniat menghentikan Ki Bum.
"Ayo cepat rekam adegan itu!" Kata Hae Rin pada pelayannya.
"Kamshahamnida semuanya sudah meluangkan waktu datang......." Tae Sung memulai pidatonya, Ki Bum berdiri dipodium menarik tangannya, Tae Sung terdiam seketika, Ki Bum menarik Kalung salib itu lembut dan membaliknya,
"Darahku, Sunnie?" Ki Bum bicara dekat dengan microphone hingga dapat didengar oleh semua orang didalam ruangan dapat mendengar perkataannya.
"Tae Sung!" Hoo Eul berteriak kencang membuat Tae Sung yang terkejut sadar,
"Lepaskan Kalungku!" Bentak Tae Sung,
"Aku yakin kau bukanlah Tigerku!" Kata Tae Sung berjalan menuruni podium.
"Aku ingin bertanya pada chinguku yang berdiri diujung ruangan dan terkejut melihat apa yang barusan ku lakukan, maukah kalian naik keatas podium untuk menjelaskan semua yang terjadi 9 Tahun silam?" Ki Bum bicara dengan muka yang merah menahan tangisnya.
"Kami akan NAIK! Kami akan NAIK!" Kata Kang In tiba - tiba bersemangat.
"Tutup gerbang keluar." Si Won menelpon Mr. Jung. Kang In begitu semangat berdiri diatas podium, ketika Ryeo Wook ingin berbicara duluan ia mengusirnya dan berbicara dengan lantang dan panjang lebar,
"aku punya seorang yoja yang amat sangat kurindukan. Yoja kecil yang berisik dan tak bisa diam. Harusnya aku bisa mengantarnya Ke Jepang esok harinya. Tetapi saat aku ingin memakaikannya anting Raccoon yang sekarang masih ia pakai.." Kang In menunduk lalu mengangkat lagi kepalanya keatas
"kesialan itu datang. Entah bagaimana ceritanya anting itu terlempar begitu saja ketengah jalan dihalaman rumahku padahal aku sangat hati - hati. Saat itu ia berlari mengambilnya tanpa peduli ada mobil yang sedang melaju kencang. Aku berusaha menolongnya tetapi malah aku yang tertabrak. Aku bertanya pada chinguku, mereka menggeleng lemah, aku bertanya pada appa dan omma ku, mereka hanya bilang tak tahu apa - apa karena mereka terlalu sibuk. Lalu harapan terakhirku adalah pengawalku Ms. Ryu, tapi ia hanya bilang bahwa yoja itu membenciku, ia membenciku hingga lubuk hatinya." Kang In mulai bergetar, senyumnya melambangkan kepedihan, ia melihat 13 yoja itu berjalan menuju pintu keluar disaat semua orang terdiam mendengar cerita Kang In sungguh - sungguh.
"Kalian tak mungkin bisa keluar dari ruangan ini kecuali kalian mengakui semuanya." Kata Dong Hae sambil mengangkat tangannya dan terdapat 2gelang silver yang jika disatukan akan menyatu dengan sempurna dan menjadi gelang yang kuat juga indah. Han Ri berjalan menuju podium sangking kesalnya, disusul Eun Hyi, Yoo Hae, dan Tae Sung. Jong Hyun dan Peter Ho mencoba mencegah mereka berbuat lebih parah lagi.
"Anyonghasimnida. Kuharap kalian tidak termakan oleh omongan namja yang barusan." Eun Hyi berkata dengan lantang,
"oh! Kalian pasti mengenal Peter Ho, kami baru saja menjalin cinta jadi kuharap doa restu dari kalian." Kata Eun Hyi dengan beraninya.
"Kebetulan sekali kau mengangkat semua rambutmu!" Kata Kang In cepat,
"Yoja ini! Yoja ini yang ku maksud yoja kecil tadi. Kalian mungkin tak bisa melihat jelas bahwa anting yang ia pakai adalah anting Raccoon, tapi aku tahu jelas tentunya karena aku yang memesannya." Kata Kang In menunjuk telinga Eun Hyi,
"Eun Hyi, bagaimana kalau kita pulang sekarang?" Peter tanpa sadar ada diatas podium membungkuk kearah Eun Hyi dengan gagahnya, tangan Peter terarah pada Eun Hyi dan Eun Hyi menggapainya tanpa keraguan. Mereka berdua turun dari podium dan hanya Han Ri, Tae Sung, dan Yoo Hae.
"Aku hanya ingin berkata disini. Semua yang akan mereka katakan setelah kami pergi semuanya adalah kebohongan karena kami sama sekali tak mengenal mereka sejak dulu." Kata Yoo Hae lalu menuruni podium sambil mengangkat Gaunnya yang menyapu lantai.
"Benarkah kau bukan Yoo-e? Lalu Gelang ini bagaimana mungkin kau mendapatkannya? Mencuri?" Kata Dong Hae sadis. ***PLAK!!!!!!*** Han Ri memandang bengis kearah Dong Hae,
"Kau! jaga mulutmu!" Kata Han Ri, bibir Dong Hae mengeluarkan sedikit darah,
"Ya!" Si Won membentak Han Ri tanpa sadar.
"Ue? Chingumu boleh menghina chinguku, salahkah jika ku tampar?" Han Ri mulai merasa hatinya bertambah benci dengan 13 namja itu. Mereka hilang tanpa kabar, menyuruh yoja kecil yang mengharapkan mereka membunuh mereka dalam hati masing - masing, membuat yoja kecil merasa benar - benar terpukul.
"Tae Sung kacha," kata Han Ri saat matanya memerah mengingat satu persatu kejadian yang diderita ia dan chingunya.
"Changkambanyo," kata Tae Sung tiba - tiba.
"Tadi ada namja yang mengatakan bahwa kalungku dan kalungnya adalah sama. Aku tak ingin seperti Yoo Hae Chingu yang sudah seperti saudaraku sendiri." Ia melepaskan kalung itu dan berjalan menuju Ki Bum dengan tenang lalu mengulurkan tangannya yang memegang kalung itu, Ki Bum dengan berat Hati membuka tangannya dan menerima kalung dari Tae Sung.
"Ayo Han Ri." Kata Tae Sung ceria. Mereka berdua menuruni podium dan semua orang bertepuk tangan melihat aksi mereka yang hebat.
~~~
Ki Bum duduk di ranjang mewahnya, ia memandang kamarnya yang serba putih. Ia ingat bagaimana ia dulu sangat membenci seseorang masuk kekamarnya tanpa izin. Ia ingat 10 tahun lalu yoja kecil bermata indah itu ada dikamarnya, bagaimana ketika Ki Bum mengusirnya ia malah memaki kembali Ki Bum dan dengan polosnya ia berkata
"Kau seperti tiger ini! Rawr!" Katanya sambil kembali mengacak - acak kamar Ki Bum.
"Kalung Salib ini, berisi darahku dan kalung salib yang ku pakai berisi darahnya. Ia bahkan tak sadar ketika ku bodohi saat pengambilan darah." Kata Ki Bum, air matanya menetes dengan lembutnya ia mendekatkan kalung itu ke kalung yang ia gunakan, lalu ia teringat bahwa dulu ia menyelipkan selembar kertas didalam kalung salib tebal itu. Ia membukanya hati - hati, ia menemukan kertas dan sebuah penutup tempat darah itu ditaruh. Ia tersenyum kesakitan menyadari orang yang ia cari sekarang ada di dekatnya tapi ia malah di tolak secara langsung tanpa dibiarkan menjelaskan kenapa ia tak pernah mengabari yoja kecil itu lagi setelah satu tahun.
~~~
Kyu Hyun duduk terdiam didepan komputernya, ia menggaruk kepalanya kesal memandang kesekelilingnya yang berantakan lalu keluar dari ruang gamenya.
“Rapikan semua yang ada didalam.” kayanya sambil berjalan menuju kamarnya.
“Turyonim pasti habis mencoba mengingat ingatannya yang telah hilang itu,” kata salah satu pelayan iba,
“setiap kali ia mencoba dan gagal pasti ia seperti ini.” kata salah satu pelayan lagi. Kyu Hyun membuka pintu kamarnya lemas, ia merebahkan tubuhnya di ranjang besar nan empuknya, ia terus memandang langit – langit kamarnya. Ia terdiam sesaat,
---
“Kyu! Kau bertahan yah! Kami semua disini bersamamu tak akan meninggalkanmu.”
“Kyu, huhuhuhu… kenapa bisa seperti ini,” “Aku akan segera menuntut showroom mobil itu.”
“Tuhan pasti melindungimu Kyu.”
---
“AHHHHHHH! appha!” kata Kyu Hyun meringkuk di ranjangnya kesakitan,
“Turyonim?” Mr. Hwang dengan sigap masuk kedalam kamar Kyu Hyun.
“Mr. Hwang, apa aku punya kenangan dengan seorang yoja kecil? Aku ingin tahu, entah kenapa rasanya bahkan aku lupa dulu pernah tinggal di korea. Setiap kali ingin mengingatnya hatiku malah terasa sangat sakit di banding dengan sakitnya kepalaku.” Kata Kyu Hyun memegang dadanya.
“Lebih baik turyonim tidur,” kata Mr. Hwang lembut.
~~~
“Pooh!” aku berlari kearahnya dengan ceria kearahnya saat ia datang kerumahku. Aku membukakan pintu mobil untuknya, menggenggam erat tangannya dan selalu seperti itu, setiap hari seperti itu hingga hari yang menyeramkan itu tiba.
“ah~” Ryeo Wook terkejut dan bangun tiba – tiba.
“Waaaaaaa!” Ia berteriak lebih kencang kali ini karena terkejut melihat sosok Ye Sung yang tiba – tiba ada disudut ruangan berdiri menghadap kaca,
“Kau ini, sekarang jam berapa!” kata Ryeo Wook sambil kembali tidur,
“Ya, aku ingin bertanya padamu, aku akhir – akhir ini sering bermimpi tentang seorang wanita dan lagu yang kadang kunyanyikan, kau ingat?” kata Ye Sung sambil menggaruk kepalanya,
“sudah pulang sana, aku ngantuk. Kalau tidak kau tidur disampingku sini.” Kata Ryeo Wook manja,
“Aku ke kamar lain saja. CIH!” Kata Ye Sung sambil keluar dari kamar Ryeo Wook, Ryeo Wook membenarkan posisinya dan mengingat kejadian dua tahun silam di Amerika, bagaimana mungkin mobil mahal yang baru saja dibeli mengalami keblongan rem, membuat Kyu Hyun dan Ye Sung mengalami kecelakaan hebat dan mengalami pendarahan di otak. Ryeo Wook tentu masih ingat jelas, bukan hanya Ryeo Wook mungkin 10 chingunya yang lain pun masih mengingat kejadian menyeramkan yang menimpa kedua Chingunya itu.
“Lanjutkan tidur saja!” Kata Ryeo Wook menggeleng – gelengkan kepalanya.
~~~
“Tae Sung ah~” Na Hyun datang dengan senyumnya,
“Ayo sini,” kata Tae Sung yang sedang duduk di sofanya.
“Kau kenapa?” Tanya Na Hyun bingung melihat Tae Sung duduk dengan polosnya tanpa berpikir tentang kejadian di podium saat pesta.
“Kau dan Kyu kan menghabiskan waktu di Korea dengan bahagia bukan?” Tanya Tae Sung lemah, Na Hyun mengangguk lemah, ia memikirkan Kyu Hyun kenapa jika mereka semua mengenali yoja masing – masing mengapa Kyu Hyun tidak. Tae Sung memeluk Na Hyun lembut ia tahu pasti perasaan Na Hyun pasti lebih buruk di banding perasaannya sendiri.
"Gwenchana Tae Sung ah~" Na Hyun melepaskan pelukan Tae Sung lalu tertawa pabo.
"Hey! Bagaimana kalau kita jalan saja! Aku bosan!" Yin Jae seperti biasanya selalu saja bosan padahal semua yang mereka butuhkan sudah dipersiapkan dan lengkap,
"shiro! Aku mau ke salon!" Kata Eun Hyi lebih kencang,
"Sudah lah," kata Yoo Hae santai,
"hari ini habiskan sesuka kita, ayo pergi." Kata Hyu Sun tak kalah semangat mereka semua seperti sadar bahwa ada chingunya yang sedang sedih.
~~~
***keesokan harinya disekolah***
"Kepalaku pusing sekali," Kata Kyu Hyun lemah, Si Won merangkulnya mesra,
"Ki Bum mana?" Tanya Ryeo Wook bingung tak melihat Ki Bum.
"Ah mungkin kesiangan." Kata Kang In santai.
"Waaaaaa~" Eun Hyuk berteriak histeris ketika beberapa mobil datang dengan kecepatan tinggi dan hampir menabraknya,
"siapa mereka!" Kata Eun Hyuk kesal lalu berjalan mendatangi mobil - mobil itu,
"hyuk ah~" Hee Chul memanggilnya,
"ue?"
"Jangan seperti itulah, jika kau yang dibentak maka kau akan menangis." Kata Hee Chul santai,
"kali ini tidak." Kata Eun Hyuk lagi.
"Mobilnya sudah kosong," kata Eun Hyuk,
"itukan gantungan monyet yang sama dengan gantungan hpku." Eun Hyuk berjalan tak percaya kearah mobil itu,
"kenapa dengan si pabo itu?" Tanya Kang In bingung,
"gantungannya sepasang dengan punyaku! Ini pasti mobil ai," Eun Hyuk berlari seketika itu juga.
"AI!"
"AI!" Ia berteriak - teriak histeris tak jelas, Si Won segera melepaskan rangkulannya ke Kyu Hyun dan berlari menyusulnya,
"Kau ini sudah gilakah? Untuk apa berteriak!" Si Won terkejut ketika melihat mata Eun Hyuk sudah berair dan pipinya bahkan sudah basah.
"AI!" Pekik Eun Hyuk lagi sambil memeluk Si Won.
"Sekarang giliranku tiba," Hae Rin menghembuskan nafasnya dalam - dalam,
"bukankah kau selalu merindukannya?" Tanya Ji Geun bingung,
"Kemarin saat dipodium jelas - jelas kita tahu Dong Hae mengatakan Yoo Hae mencuri," kata Hae Rin,
"Kau jangan berpikiran seperti itu! Dong Hae yang sekarang benar - benar tak kukenal, ia berubah sangat berubah." Kata Yoo Hae tersenyum,
"asal kau," Yi Min menutup mulut Hoo Eul,
"saat kau buang" sekarang Hyu Sun yang menutup mulut Hun Ki karena meneruskan kalimat Hoo Eul,
"sudah - sudah, kekelas saja." Kata Na Hyun sambil tertawa melihat tingkah teman - temannya.
~~~
"Eun Hyuk ah~" Dong Hae mendekatkan kepalanya kearah Eun Hyuk yang tertidur dimeja,
"aku yakin itu AI!" Eun Hyuk mengangkat kepalanya dan mukanya basah akan air mata yang jatuh terus tanpa ia sadar,
"jangan menangis," Dong Hae memeluk Eun Hyuk, ia takut apa jadinya jika Ai juga seperti yoja yang lainnya, bagi Eun Hyuk kembali ke Korea bukan masalah karena artinya ia bisa mencari Ai ke Jepang meski ia sadar mereka mempunyai tanggung jawab sebagai Turyonim dinegara ini.
"Lap lah menggunakan tissue ini," Shin Dong membalikkan posisi duduknya dan terus memandang kasihan kearah Eun Hyuk.
"Sudah jangan menangis, hanya membuatmu semakin sedih," Shin Dong menyuruh Eun Hyuk berhenti menangis,
"kau mau minumkah?" Tanya Han Geng polos,
"Ya!"
"Bukankah biasanya sehabis menangis itu haus?" Kata Han Geng membela diri,
"ndo jinjja!" Kata Shin Dong menahan tawa mendengar kepolosan kata - kata Han Geng
~~~
"Apa - apaan itu warna pink!" Kata Hoo Eul menunjuk - nunjuk mading sekolah,
"bukankah terlihat manis" kata Yoo Hae santai,
"kau ini terlalu membenci warna pink," kata Han Ri lagi,
"Kau tahu warna pink itu menyebalkan!" Kata Hoo Eul tegas,
"dasar keras kepala," kata Yi Min.
"Eun Hyi?" Lee Min memberikan tatapan anehnya kepada Eun Hyi,
"ue?" Tanya Eun Hyi polos,
"Kau dan Peter jinjja?" Tanya Lee Min penasaran,
"hahaha, sebenarnya itu karena aku kesal maka berkata seperti itu, tapi disaat ia mengantarku pulang ia malah menyatakan segalanya."
"Lalu Kau jawab?" Tanya Lee Min penasaran, belum sempat Eun Hyi menjawab, speaker sekolah berbunyi, ada seorang namja yang berbicara,
"AI! Ini Monkey! AI! Ini Monkey! Aku sadar bahwa dirimu ada disekolah yang sama denganku, sadar bahwa kau tetap mengingatku, sadar bahwa kita tetap chingu meski 9 tahun telah berlalu, hajiman, hiks, pugguh sipta Ai ah~ bagiku setiap hari mengingat kenangan kita sudah cukup. Aku juga takut kau seperti chingumu, hajiman aku percaya bahwa kau tetap Ai kecil yang siap menunggu apel jatuh dari atas pohon karena aku memetiknya untukmu." Eun Hyuk membuat semua orang terdiam seketika saat mendengarnya,
"Hae Rin!" Hun Ki terkejut Hae Rin saat itu juga berlari sekencang yang ia bisa, air matanya jatuh tak tertahankan, ia berlari menuju mobilnya dan melesat pulang begitu saja.
~~~
"Ada anak baru dari Jepang," kata songsaenim dengan senyum mengembang, yoja yang lain bersorak kegirangan dan memukul - mukul meja sedangkan ke 12 agashi hanya sibuk dengan urusannya masing - masing.
"Dae Sung imnida," Lee Min menatap lurus kearah namja yang berdiri sambil menebarkan pesonanya,
"aku benci sekolah ini!" Lee Min berdiri dan pergi begitu saja,
"Lee Min ah~" ke 11 agashi itu berdiri dan berteriak secara bersamaan,
"ada apa dengannya? Dasar angkuh!" Cetus seorang Yoja,
"kau jangan asal bicara!" Tiba - tiba saja Ji Geun sudah berdiri disamping Yoja itu,
"Kemana Dae Sung?" Tanya Han Ri bingung,
"sepertinya mengejar Lee Min," kata Tae Sung kesal.
~~~
"e-min ini jika nanti kau merindukanku putarlah, aku akan bernyanyi untukmu, selamanya bahkan. Suarakukan selalu bagus untukmu," kata - kata itu terus terngiang - ngiang ditelinga Lee Min,
"kenapa disaat seperti ini muncul Dae Sung! Kenapa membuatku semakin bingung! Sedih? Bukan hanya itu, aaaaaaaah!" Lee Min berteriak kesal mengingat segalanya, ia pergi dari sekolah begitu saja.
~~~
“Dae Sung!” Eun Hyi berjalan elegan menuju namja yang sedang dikerumuni yoja - yoja lain.
“Chae Eun Hyi, lama tak jumpa” Dae Sung tersenyum lalu bangun membungkuk kearah Eun Hyi,
“Kalian lihat apa? Pergiii!” Na Hyun membentak semua yoja yang terkejut melihat tingkah Dae Sung yang seperti itu.
“Untuk apa kesini? Mengejar Lee Min atau membuat alasan lagi seperti waktu di jepang?” kali ini Yin Jae membuka mulutnya.
“Kembalilah ke Jepang, kami akan mengurus segalanya,” kata Yoo Hae lagi – lagi seenaknya,
“mian, ini karena appa ku yang sudah kembali ditugaskan di Korea sehingga aku bisa masuk sekolah ini.” Kata Dae Sung tenang
~~~
Kang In berjalan mondar mandir di depan kamar Eun Hyuk gelisah,
“orang itu seperti orang bodoh.” Kata Hee Chul sambil merebahkan dirinya di sofa mewah Eun Hyuk,
“siapa yang kau maksud?” taya Shin Dong tak mengerti apa yang Hee Chul bicarakan.
“tentu saja Eun Hyuk,” kata Han Geng menjelaskan.
“ia hanya terlalu mecintai Ai, tapi…….” Nada bicara Dong Hae sedih diujung kalimatnya.
“sudah, sudah, sudah, jangan dipikirkan lagi,” kata Si Won tegas,
“suatu saat aku akan buktikan bahwa yoja itu adalah Sunnie-ku.” Kata Ki Bum bersikeras,
“jangankan kau, aku juga akan membuktikan yoja itu eunyi-ku” kata Kang In tak mau kalah,
“aku yakin Han Yi punya pemikirannya sendiri, aku tak ingin membuatnya terlalu tertekan memikirkanku.” Kata Si Won pasrah,
“ah~ Eun Hyuk bagaimana?” Tanya Ryeo Wook mengingat kondisi Eun Hyuk yang drop karena mengingat Ai.
~~~
“nananaananana” HP Hae Rin bergetar menandakan telepon masuk, ia hanya memandangnya lalu kembali terdiam,
“nananaananana” sekali lagi HP Hae Rin bergetar menandakan adanya telepon masuk, ia mengambil HPnya lalu mencabut baterainya begitu saja membuat semua orang tak bisa menghubunginya sama sekali, air mata Hae Rin kembali jatuh ketika ia mengingat bagaimana dulu ia dan Eun Hyuk menghabiskan waktu bersama.
===
“Ai! Mau kupetikkan apel?” Tanya Monkey kala itu, aku hanya mengangguk kecil lalu tersenyum menenggah ke atas, menunggu apel yang jatuh tiba – tiba,
“kenapa pintar memanjat pohon?” Tanyaku pada Monkey ia terseyum lalu dengan polosnya ia berkata
“Jika aku tak pandai memanjat pohon lalu siapa yang akan memetikkan apel untukmu?” begitu katanya saat itu, lalu ia mengeluarkan dua buah gantungan berbentuk monyet, yang satunya untukku dan yang satunya untuk dirinya sendiri. Dia berkata
"Aku dan Ai selamanya berteman baik jika saling menjaga gantungan boneka ini," kata Eun Hyuk polos menatap Ai yang ia cintai.
===
Hae Rin menengadah dan menatap di spionnya tergantung satu buah boneka lucu pemberian Eun Hyuk 9 tahun lalu,
"9 tahun bukan waktu yang sebentar, bukan juga waktu yang lama." Kata Hae Rin dalam kegalauannya.
"Kenapa menghilang? Kenapa hari itu Raccoon?" Hae Rin memukul stank mobilnya dengan
keras, air matanya jatuh lagi, ia hanya seorang gadis yang tak mampu menahan sakit yang menyiksa hatinya selama ini.
~~~
"Lee Min jadi aneh!" Pekik Han Ri kesal,
"kenapa denganmu?" Tanya Ji Geun aneh pada Han Ri yang keluar kamar Lee Min sambil mengoceh kesal,
"ku tanya apaaaapun dia hanya jawab dengan singkat 'biasa saja' kesal aku!" Han Ri memekik sekali lagi,
"dia sedang butuh waktu sendiri sepertinya." Eun Hyi menjelaskan,
"Hae Rin?" Tanya Yi Min bingung,
"pergi pasti sendiri duduk diam dan menangis di mobil," kata Na Hyun menebak dengan pastinya.
"Biarkan 2 yoja yang masih shock itu!" Kata Yoo Hae keluar dari apartement Lee Min,
"ia sama sekali mati rasakah? Jelas - jelas Dong Hae paling menyakitinya." Kata Yin Jae kesal.
~~~
"Yoo-e, gelang ini selalu kau pakai yah! Jangan buat aku sedih, jika kau tak memakainya aku bisa saja menangis loh." Kata Dong Hae kecil pada Yoo Hae sambil memakaikan gelang manis itu,
"kau juga memakainya? Janji?" Tanya Yoo Hae kala itu dengan senyumnya yang mengembang.
~~~
"Kyu Hyun wata!"
"Suamiku sudah pulangkah? Wah pasti lelah, aku sudah memasakkan makanan untukmu!" Kata Na Hyun sambil mengambil tas kerja Kyu Hyun. Mereka berdua selalu menghabiskan waktu bersama - sama bermain rumah - rumahan di rumah megah Na Hyun.
"Aku tak ingin ke Jepang." Rengek Na Hyun sehari sebelum mereka ke Jepang pada appanya.
"Sayang, disana kau akan lebih bahagia," kata Mr. Park Ji Hyun appa Na Hyun dengan tersenyum.
"Tanpa Kyu aku kan kesepian," tangis Na Hyun mulai pecah,
"12 chingumu saja tenang kok kamu malah sedih sendiri?" Tanya Mr. Park Ji Hyun lagi pada putrinya,
"mereka juga sedih appa, aku tak mau pindah," kata Na Hyun mengotot,
"semua sudah diurus. Kau harus pergi!" Mr. Park Ji Hyun meninggalkan Na Hyun yang terdiam didalam kamarnya sedih.
~~~
"Turyonim sudah sadarkan diri Mr. Shin. Ia mengatakan hal yang mungkin sangat menyakitkan untuk Eun Hyi Agashi." Ms. Ryu membuat suasana malam itu semakin menegangkan. Han Ri yang diam tak ingin makan atau apapun karena menunggu Si Won yang tak kujung datang, yang lainnya menunggu masing - masing namja datang tapi karena Kang In yang mengalami kecelakaan parah membuat semuanya hancur berantakan, perpisahan yang dirancang indah, penerbangan yang seharusnya berlangsung sore menjadi malam. Benar - benar menyakitkan jika diingat dan dikenang.
"Bunuh aku dan semua kenanganku dengan Eunyi, anggap semua tak pernah terjadi!" Lee Teuk berjalan mundur seketika itu juga ia benar - benar terkejut atas tindakan Ms. Ryu.
"Kang In kan tidak berbicara seperti itu, ia bahkan masih koma Ms. Ryu!" Pekik Lee Teuk saat itu, ia masih kecil hanya tahu Ms. Ryu telah membohongi Eunyi yang saat mendengar itu pasti sakit hatinya.
~~~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar