- Shin Dong Ho
- Kim Soo Hyun
- Kim Yeon Ham
- Kim Myung Soo
- Kim Jong Hyun
- Shin Ga Eul
“Kau
tahu cinta?”
“Tidak,”
ucap yeoja berkuncir dua itu polos,
“Lalu
mau kau ajarkan apa itu cinta?” namja dengan bibir merekah yang tertarik dari
kedua pipinya itu memegang wajah yeoja itu polos.
“Apakah
cinta itu secantik boneka barbie?”
“Tatap
aku!” suruh namja itu sambil menaikan kepala yeoja kecil itu sambil mendekatkan
wajahnya kearah yeoja kecil polos itu.
“Pabo,”
ucap yeoja kecil itu sambil berdiri dan meninggalkan namja yang masih terkejut
mendengar ucapan yeoja kecil itu.
===
“Shin
Dong Ho ibnida,” ucap Dong Ho sambil membungkuk dan memegangi tali tas
gendongnya.
“Kau
duduk diujung pojok belakang,” ucap Lee Sonsaengnim sambil menunjuk sudut kelas
tersebut.
“Siapa
namamu tadi?” sebuah suara yeoja membuat Dong Ho menoleh kesampingnya dan
menatap dalam kearah yeoja yang menatap namja itu dengan polos.
“Shin..Dong
ho,” ucap Dong Ho dengan bodoh dan gagap. Yeoja manis itu terkikik kecil dan
mengangguk,
“Kim
Soo Hyun ibnida,” ucap yeoja itu sebentar, lalu tatapanya kembali kearah papan
tulis yang sudah mulai dicoreti oleh Lee Sonsaengnim.
“Kim
Soo Hyun?” Dong Ho memegang dadanya sebentar, ia tersenyum bodoh.
“Yaa,
Kim Soo Hyun.” Panggilan itu kecil namun terdengar seolah ia menantang yeoja
manis itu,
“Wae?”
tanya yeoja itu dengan cepat dengan bingung,
“Kau
menyukaiku?” tanya Dong Ho dengan pasti,
“MWO?”
alis Soo Hyun naik sebelah setelah mendengar pertanyaan dari Dong Ho.
“Iya
bukan?” tanya Dong Ho dengan cengiran bodohnya,
“Aku
tidak menyukaimu,” ucap Soo Hyun sambil kemudian dengan cepat ia membuang
mukanya kearah lain.
===
“Ga
Eul-ah,” panggil Jong Hyun sambil menarik lengan yeoja disampingnya cepat,
“Wae?”
tanya Ga Eul sambil berjalan lebih cepat mengikuti sorot mata dari Jong Hyun,
“Ada
keramaian.” Ucap Jong Hyun singkat.
“Lalu?”
Ga Eul berhenti berjalan tiba – tiba,
“Aku
penasaran!!” teriak Jong Hyun sambil melepaskan tangan Ga Eul,
“Kalau
begitu pergilah sendiri,” ucap Ga Eul sambil berjalan meninggalkan Jong Hyun
yang menunjukan giginya kesal. Dengan cepat ia menarik lengan Ga Eul dan
berjalan menuju tempat yang ia maksud.
“BODOH!
KAU KIRA KAU SIAPA?!” Seorang namja berteriak, ia menghempaskan tinjunya kearah
seorang bocah gembul yang terkapar.
“KAU
YANG SIAPA?!” Namja gembul itu berdiri lalu menarik kerah baju yang digunakan
namja yang meninjunya beberapa detik lalu. Jong Hyun masih menatap kejadian itu
dengan wajah seriusnya, ia berjinjit karena terhalang beberapa orang yang
berada dihadapannya.
“Cih!
Kau pikir kau siapa?” pria yang berjinji sedikit merenggangkan lehernya dan
mengeluarkan lidahnya dengan tatapan dinginnya, seolah menjatuhkan harga dari
namja yang menatapnya garang.
“Myung
Soo-ya, geumanhae,” ucap seorang yeoja dengan jaket tebalnya dengan syal putih
yang membuat wajahnya semakin tampak lembut.
“Aku?
Kau bertanya aku siapa? Aku putra dari pemilik majalah Number One! AKU SHIN
DONG HO!” teriakan itu membuat Ga Eul menoleh dan berusaha menerobos beberapa
orang yang bergumul dihadapannya.
“SHIN
DONG HO!” teriakan itu membuat cengkraman namja gembul itu melemah dan menoleh
kebelakang dengan wajahnya yang sedikit memar itu dengan tatapan terkejut.
“NOONA?!”
panggilan terkejut itu membuat namja yang berada dihadapan Dong Ho tersenyum
sinis,
“Kembali
lah ke noonamu anak kecil, kau belum pantas melawanku,” ucap namja itu sambil
menatap Dong Ho yang terkejut melihat hadirnya Ga Eul, dalam hitungan detik
Dong Ho mendorong namja itu dan menonjok kuat-kuat rahang tegas milik namja
berkulit putih itu.
“Ga
Eul?” Jong Hyun yang baru saja berhasil menerobos kerumunan orang segera
berdiri disamping Ga Eul kebingungan,
“Ia
adikku,” ucap Ga Eul bergetar,
“NE?”
suara Jong Hyun meninggi,
“PISAHKAN
MEREKA!!!” Suruh Ga Eul pada Jong Hyun dengan galak, namja itu segera menangkap
tangan Dong Ho dan keduanya beradu pandang dengan sengit.
“O..ppa?”
suara itu sekali lagi memecah keheningan, Jong Hyun berbalik dan menemukan
seorang yeoja yang dengan segera membuat Jong Hyun membuka jaketnya dan
menutupi tubuh yeoja itu,
“Kau
belum sembuh benar, kenapa keluar?” tanya Jong Hyun lembut,
“Ga
Eul-ah, ia dongsaengku,” teriak Jong Hyun sambil melambai kearah Ga Eul yang
menghembuskan nafasnya kesal.
“Dong
Ho-ya, kau pulang.” Ucap Ga Eul dingin sambil menarik cardigan cokelat yang
dikenakan namja bernama Dong Ho itu,
“Siapa
namja yang bersama Noona tadi?”
“Apa
aku perlu menjawabnya?!”
“Tentu
saja, appa dan eomma akan marah besar jika kau berkencan dengan sembarang
namja,”
“Dan
appa juga eomma bisa mengirimmu kembali ke China jika mereka lihat wajahmu
semakin jelek karena tinju namja tampan,”
“NOONA!
Ia? Namja tampan?! Ia hanya seorang pencuri,” Ga Eul memalingkan wajahnya dan
menatap namdongsaengnya kesal. Yeoja itu menghempaskan punggungnya kedalam
mobil yang dikendarai Dong Ho.
“Namja
tampan, tampak mapan, dan lebih tua darimu? Untuk apa ia mencuri sesuatu dari
namja bodoh sepertimu?” tanya Ga Eul sambil mendorong – dorong pipi gembil
milik namja itu dengan telunjuknya.
“Ia
mencuri first love ku,” ucap Dong Ho mantap,
“MWO?
DONGSAENG NAMJAKU?” Ucap Ga Eul keras dan cepat,
“MWO?
Namja pendek seperti itu seleramu Noona? Kasihan sekali appa dan eomma, mereka
sudah susah-susah mengirim kita kembali kedaehanmingguk hanya untuk melihat
ddal mereka jatuh cinta pada namja menyedihkan seperti itu,” ucap Dong Ho
sambil menstarter mobil mewahnya.
“Cih,
kau berani berkata seperti itu?” ucap Ga Eul sambil membuang tatapannya keluar
jendela, Dong Ho mengecek keadaan Noonanya dengan melirik sekilas,
“Noona,
jalani saja perjodohan yang disiapkan appa dan eomma,” ucap Dong Ho cepat.
“Shireo!”
ucap Ga Eul sambil mengerucutkan bibirnya.
“Wae?
Karena namja pendek itu?” tanya Dong Ho cepat, Ga Eul mengangguk ringan.
“Selama
ini, aku tak pernah menemukan namja yang mampu membuatku merasa hangat dan aman
Dong Ho-ya,” ujar Ga Eul pelan,
“Jangan
membuat dirimu seolah yeoja lemah lembut noona, itu membuatmu tampak
menjijikan!” satu jitakan meluncur dengan pasti kekepala bulan namja gembul
itu.
“Lalu
bagaimana denganmu? Apa yeoja yang kau sukai yeodongsaeng dari Jong Hyun?” tanya
Ga Eul menyelidik,
“Hem,”
ucap Dong Ho pasti,
“Haruskah
aku mengalah?”
“Jika
noonaku bersedia,” ujar Dong Ho sambil tersenyum ramah,
“Jika
tidak?” tanya Ga Eul sekali lagi,
“Aku
akan membuatmu dijodohkan secepatnya,” ucap Dong Ho dengan tatapan lurusnya
kearah jalanan dihadapannya.
===
“Yeon
Ham-ya,” panggil Jong Hyun pada yeoja yang duduk dengan hoodie kebesaran warna
pink itu lembutm.
“Kau
mengenal namja yang menonjok Myung Soo tadi siang?”
“Tidak,”
ucap Yeon Ham sambil mengambil cemilannya,
“Kenapa
ia berkelahi dengan Myung Soo?” tanya Jong Hyun sekali lagi,
“Ia
datang dan mengatakan aku miliknya, sedangkan oppa tahu aku anak sekolah asrama
yeoja, mana mungkin mengenal namja brutal seperti itu.” Ucap Yeon Ham sambil
menyodorkan kotak cookies kehadapan Oppa kandungnya.
“Mungkinkah
ia namja chingu dari Soo Hyun?” tanya Jong Hyun dengan alis terangkat,
“Molla
oppa, itu bukan urusanku.” Ucap Yeon Ham sambil terus memakan cookiesnya.
“Kalian
itu kembar tetapi selalu dingin.”
“Karena
aku iri oppa,”ucap Yeon Ham dingin dengan tiba-tiba, pandangan Jong Hyun
beralih dengan cepat.
“Kenapa?”
tanya Jong Hyun bingung,
“Diantara
kita bertiga hanya Soo Hyun yang tidak dijodohkan bukan oppa?” tanya Yeon Ham
sambil menunduk memandangi cookies yang masih digenggamnya,
“Bukankah
kau bilang Myung Soo yang terbaik meskipun ia dan dirimu dijodohkan?” tanya
Jong Hyun lembut,
“Dan
itu memaksaku masuk sekolah khusus yeoja,” desah Yeon Ham perlahan,
“Kau
tidak bahagia? Biar aku bilang pada Myung Soo, Appa juga eomma,” ucap Jong Hyun
sambil mengelus lembut rambut Yeon Ham.
“Anni,
aku tidak mau merepotkanmu oppa,” ucap Yeon Ham sambil tersenyum kearah namja
bodoh disampingnya.
“YEON!
OPPA!”
“Si
bodoh pulang,” bisik Jong Hyun pada Yeon Ham, kalimat itu membuat Yeon Ham
terkikik geli,
“YA!
Dari mana saja dirimu?” tanya Jong Hyun ketus pada Soo Hyun,
“Yeon-ah,
aku membelikanmu topi baru,” Soo Hyun berjalan menuju kembarannya dengan senyum
ceria, ia menyodorkan kantong belanjaan dengan senyum mengembang.
“Gomawo,”
ujar Yeon Ham sambil mengambil dan membuka isinya,
“NE!”
jawab Soo Hyun sambil menaiki anak tangga menuju kamarnya.
“Kami
tidak dingin bukan oppa?”
“Terkadang,”
jawab Jong Hyun sambil tersenyum. Dering telepon genggam Jong Hyun memecah
keheningan yang terjadi, namja itu sibuk menonton tv dengan tatapan kosong dan
Yeon Ham sadar akan hal itu.
“Ne
Eomma,” jawab Jong Hyun pada telepon masuk itu,
“Sudah
kubilang sampai kapanpun kau memaksaku aku takkan datang keperjodohan itu!”
ucap Jong Hyun setengah membentak.
“Terserah!
Aku punya yeoja yang kucintai!” teriakan Jong Hyun kali ini lebih keras dari
yang sebelumnya, ia melemparkan HPnya ke sofa dimana Yeon Ham duduk dan
berjalan keluar. Yeon Ham menoleh sebentar dan menemukan oppanya yang sudah
berjalan keluar dari rumah itu dengan langkah kesal.
“Cantik,”
ucap Yeon Ham perlahan sambil menatap layar HP oppanya yang menyala.
“Apa
yang kau lihat kembaranku?” Soo Hyun merampas cookies yang dipegang Yeon Ham
dan mengintip apa yang diperhatikan Yeon Ham.
“Ia
yeojachingu oppa,” ucap Yeon Ham sambil menyodorkan HP Jong Hyun kearah Soo
Hyun.
“Yeoja
yang dijodohkan appa dan eomma?”
“Kurasa
bukan,” ucap Yeon Ham sambil menghela nafas berat.
===
“Aku
tidak akan mau!” teriakan itu membuat Dong Ho membuka matanya perlahan, ia
mengelap wajahnya sebentar, dan beranjak dari ranjangnya malas.
“Noona
berisik sekali?” tegur namja gembul itu dengan wajah bantalnya.
“YA
SHIN DONGHO! KAU TIDAK SEKOLAH?! JAM BERAPA INI!?” suara teriakan itu membuat
namja itu segera menutup pintu kamarnya dan segera masuk kedalam kamar
mandinya. Selang tak berapa lama namja itu mengambil hpnya dan menatap geram
melihat jam.
“Kukira
sudah jam 8.25, sekarang bahkan baru jam 7.30” ucap Dong Ho sambil mengacak
rambunya yang sudah rapi. Ia lalu memakai tas dan jam tangannya sambil menggerutu
tak jelas.
Hening,
tak satupun ada yang berbicara dimeja makan. Appa dan eommanya datang ke Korea
tadi malam dengan terburu – buru, dan malam nanti Ga Eul dipaksa bertemu dengan
namja yang akan dijodohkan dengannya.
“Menjengkelkan,”
ucap Ga Eul sambil memotong roti dihadapannya.
“Namja
itu sudah mempunyai yeoja chingu karena itu kami harus mempercepat
pertunangannya,” ucap eomma mereka santai,
“Bukankah
kukatakan bahwa aku juga mempunyai namja chingu eomma?” balas Ga Eul ketus,
“Noona,”
Dong Ho memberi isyarat pada Noonanya agar tetap diam.
“Siapa
yang bisa menyaingi ketampanan dan ketanggungjawaban anak keluarga Kim?
Keluarga yang memiliki percetakan terbesar di Seoul,” ucap Appa mereka sambil
mengelap mulutnya dan berlalu dari meja makan.
“Hah,”
Dong Ho menghela nafas berat, ia membanting tasnya kemeja dan menunduk diam.
“Dimana
Soo Hyun?” suara manis itu membuat Dong Ho menenggak dan menatap bingung kearah
seorang namja dengan sosok tubuh tinggi langsing, dengan rambut ikal ala
ramennya.
“Siapa
kau?” tanya Dong Ho sambil mengerutkan dahinya.
“Choi
Jun Hoong ibnida hyung,” ujar pria dengan wajah sangat putih itu dengan senyum
manisnya.
“Hyung?
Kau lebih muda dariku?” tanya Dong Ho bingung,
“Ne,
aku angkatan dua hyung,” ucap Jun Hoong lagi,
“Ah,
Soo Hyun noona belum datang,” ucap Dong Ho sambil mengeluarkan HPnya dan
menyelipkan benda tersebut kedalam tasnya.
“Kenapa
kau duduk ditempat Soo Hyun?” Dong Ho terkejut ketika ia menoleh kearah bangku
Soo Hyun sekali lagi, ia mendapati namja berwajah polos itu duduk dengan
santainya ditempat Soo Hyun.
“Biasanya
ketika aku menunggu Soo Hyun aku duduk ditempatmu Hyung,” ujar namja itu polos.
“Kau
kira kau siapa?” tanya Dong Ho kesal,
“Namjanya,”
ucap namja itu sambil menggaruk lembut kepalanya, wajah putihnya merona dan ia
terkekeh perlahan.
“JELOOOOO-ya!”
pekik seorang yeoja dari luar kelas,
“Soo
Hyun?”
“Ia
memanggilku,” ucap namja itu bangga,
“Bukannya
katamu tadi Jun Hoong namamu?” tanya Dong Ho dengan raut kesal,
“Jello
panggilan dari Soo Hyun.”
“YA!
Siapa dirimu beraninya duduk ditempatku!?” Soo Hyun berdiri disamping Jun Hoong
dan memukul kepalanya lembut,
“Mianhae,”
ucap Jun Hoong sambil berdiri dan mengelus rambut Soo Hyun sambil tersenyum
menggoda,
“Kau
pindah tanpa pemberitahuan!?” teriakan itu membuat Dong Ho menatap intens
kearah dua orang itu.
“Mianhae,
aku tak sempat. Lagi pula yang penting akku sudah kembali bukan?” tanya Jello
dengan wajahnya yang serius, Soo Hyun menatap namja itu lembut dan menganggul.
Senyum ceria yeoja itu hilang setelah namja bertubuh jangkung itu kembali
kekelasnya.
“Ckckckc,”
suara itu membuat Soo Hyun menatap kearah Dong Ho dengan glare galaknya.
“Kemarin
bertemu dengan namja dengan wajah yang bersinar-sinar dan tampan, hari ini
bertemu dengan namja muda dan saling menatap hangat. Sebenarnya kau ini yeoja
yang bagaimana? Pemain? Orang jahat? Atau…?”
“Siapa
yang peduli dengan perkataanmu, seenaknya berbicara,” ucap Soo Hyun sambil
mengeluarkan bukunya.
“Soo
Hyun! Soo Hyun! Soo Hyun!” teriakan itu milik Lee Ah Rin sahabat Soo Hyun.
“YA!
Apa kau sudah bertemu dengan Jun Hoong? Dia kembali bukan? Dari jepang?!” suara
antusias itu membuat Dong Ho menggeleng kesal,
“Jello?
Baru saja menemuiku,” ujar Soo Hyun sambil menaruh tangannya di meja girang.
“Jinjja?
Aiggo! Family couple is back here aaa!”
“YA!
Bisakah kau diam? Atau setidaknya kecilkan suaramu!” bentak Dong Ho tiba-tiba,
“YAAAA!”
bentak Ah Rin sekali lagi,
“Sudahlah,
yang jelas kali ini aku harus membantunya mengejar nilai, aku akan kerumahnya
sore nanti. Kau ikut?” tanya Soo Hyun sambil menatap Ah Rin,
“Tenti
saja! Aku ingin bertemu dengan Hyungnya!”
“Min
Ho Oppa? Baiklah, akan kukirim pesan teks atas namamu,” ucap Soo Hyun jahil. Ah
Rin memukul-mukul tangan Soo Hyun dengan wajah excitednya.
===
“YA!”
teriakan itu terhenti setelah dua orang membekap namja bertubuh kekar itu
dengan obat bius.
“Urus
dia dan bawa kepada Tuan dan Nyonya,” ucap salah satu pria yang memakai setelan
hitam-hitam itu pada kawannya.
Jong
Hyun membuka matanya perlahan, ia teduduk diantara dua orang pria yang bertubuh
jauh lebih besar darinya. Ia menaruh tangannya dikeningnya dengan perlahan,
“Kalian
bawa kemana aku?” tanya Jong Hyun saat mendapati tubuhnya berbalut tuxedo hitam
dengan dua kancing terbuka dibagian atas.
“Kami
harap anda bisa tenang tuan muda,” ucap sang pengemudi dengan tenang.
“Haneul
Hotel?” ucap seorang namja bertubuh tak kalah besar saat menerima telepon,
sesaat setelah mendengar nama hotel tersebut sang pengemudi segera memutar
arah. Jong Hyun tersenyum kecut saat mengetahui maksud segalanya.
“Perjodohan
itu? Berikan telepon genggamku,” ucap Jong Hyun sambil menoleh kesegala orang
yang berada disekelilingnya,
“Kami
tidak diizinkan memberikan telepon genggammu tuan muda.”
“Terserah
lah,” ujar Jong Hyun sambil melipat kedua tangannya dan menghembuskan nafasnya
kesal.
“Silakan
turun,” kedua pria besar disamping Jong Hyun turun dan dengan sigap mereka
menangkap tangan namja itu erat, mereka naik kedalam lift mewah yang ada
didalam hotel tersebut dan berhenti pada lantai yang dimaksud. Ketiganya
berjalan melewati lorong dan berhenti pada sebuah pintu yang tertutup rapat.
Dua orang pengawal itu membukakan pintu itu, tampak sosok belakang dari 3 orang
yang membelakangi Jong Hyun namun menghadap kedua orangtua namja itu.
“Wasseo?”
Appa namja itu berdiri, dan ke-3 orang tua lainnya ikut berdiri, kecuali
seorang yeoja yang dari posisi kepalanya menunduk diam,
“Ga
Eul-ah, sapa calon suamimu.” Suruh seorang Ajjuma dengan pakaian cukup
resminya.
“Ga
Eul?” suara Jong Hyun naik dengan tiba-tiba, tanpa berpikir panjang ia segera
berlari dan menarik tangan Ga Eul,
“Kau….”
Diam, Jong Hyun hanya mengangguk sepatah kata yang meluncur dari mulut Ga Eul.
“Ada
apa ini?” tanya Appa Ga Eul bingung,
“Appa
eomma, ia adalah yeojachingu yang membuatku menolak pertunangan ini,”
“MWO?”
teriakan itu berasal dari Eomma Ga Eul,
“Kau
menolak pertunangan ini?!” suaranya meninggi dan menatap Jong Hyun garang,
“Tapi
kali ini aku sangat setuju dengan perjodohan ini,” dengan telapak tangannya
yang besar dan selalu hangat namja itu menarik kepala Ga Eul yang terdiam
kepundaknya.
“Baguslah
kalau begitu,” ucap ke-4 lainnya dengan nada lega.
===
“Dong
Ho-ya,” Ga Eul mengetuk lembut pintu kamar namdongsaengnya yang tertutup rapat.
Kesekian kalinya ketukan itu dihiraukan tanpa jawaban, yeoja berambut hitam
panjang itu membuka perlahan pintu yang tak dikunci.
“Mwohae?”
tanya Ga Eul dengan suara perlahan, tak ada gemingan dari namja itu. Warna
kecokelatan yang memberikan kesan mewah dan hangat di kamar itu membuat
gambaran namja itu jauh lebih menyedihkan. Langkah Ga Eul terkesan hati-hati
ketika ia berjalan mendekati tempat dimana namja itu duduk dan terdiam, seolah
ia sedang melayang dan berpikir keras. Ga Eul tersenyum kecil dan menepuk
belakang kepala namja itu lembut dan hangat.
“Noona?
Kau sudah pulang?” tanyanya terkejut, Ga Eul mengangguk dan tersenyum hangat
menandakan kekhawatiran namdongsaengnya terjawab sudah.
“Bagaimana
calonmu?” tanya Dong Ho penasaran, kedua alisnya bertautan.
“Perfecto
SHIN DONG HO!” Ga Eul berhamburan kedalam pelukan namja itu cepat. Dong Ho menepuk
punggung Ga Eul tenang,
“Siapa
dia? Siapa namja yang membuat noonaku jatuh cinta dalam pandangan pertama?”
tanya Dong Ho dengan nada penasarannya.
“Namanya…”
Ga Eul terdiam, ia lalu melepaskan pelukannya dari dekapan namja gembul itu,
“Kau
yakin ingin dan kuat mendengarnya?” tanya Ga Eul menyelidik, membuatr namja itu
semakin mengerutkan keningnya.
“Aku
tidak punya penyakit jantung, atau setidaknya tidak ada dalam riwayat keluarga
kita yang memiliki sakit jantung bukan?” tanya Dong Ho dengan nada kesal.
“Sepertinya
seseorang marah dengan sikap bodohku,” ujar Ga Eul sambil menaruh kedua
tangannya di lututnya.
“Jadi
siapa namja itu?” Dong Ho terkesan mendesak Ga Eul untuk segera member
tahukannya,
“Calon
kakak iparmu bermaga Kim, kau bisa tebak siapa dia?” ujar Ga Eul bersemangat.
“Noona!
Kau benar-benar ingin kubunuh?” tanya Dong Ho galak,
“Wae?”
tanya Ga Eul dengan memberikan puppy eyesnya,
“HAMPIR
70% warga Korea bermarga KIM!” teriakan Dong Ho membuat Ga Eul tersenyum geli.
“Namja
itu Kim Jong Hyun, namja bertubuh tidak tinggi yang membuatku jatuh kedalam
charisma bodohnya, membuatku mencintai senyuman bahkan tingkahnya yang
memalukan,” ujar Ga Eul sambil tersenyum hebat, memberikan tanda bahwa ia
benar-benar mencintai namja itu, namja yang membuatnya benar-benar terjun
kedalam kehidupan percintaan yang sebelumnya sangat ia hindari.
“Namja
itu, ia anak pemilik percetakan yang paling terkenal dan besar di Seoul?” tanya
Dong Ho tak percaya. Ga Eul mengangguk pasti, yeoja itu kemudian menghadap
namdongsaengnya dan menaruh kedua tangannya di bahu besar namja itu.
“Tandanya
kau harus mengejar seorang yeoja yang memiliki latar belakang luar biasa pula
bukan? Yeoja bermarga Kim yang oppanya akan segera mungkin menjadi tunanganku?”
ucapan Ga Eul membuat Dong Ho mengerjapkan matanya berkali – kali. Pikirannya
kali ini barulah benar – benar terbang tak beraturan.
Kim
Soo Hyun, itulah nama yang membuat Dong Ho hampir gila setiap harinya semenjak
ia memasuki sekolah untuk kalangan atas di Seoul. Dong Ho kembali teringat
bagaimana yeoja itu berpura – pura dengan polosnya tidak mengenali Dong Ho saat
ia mendapati yeoja cantik dan berwajah lembut itu tertawa sendu dengan namja
yang sungguh terlalu tampan. Keesokannya dengan polos ia muncul seolah masalah
tinju meninju antaranya dan namja yang ia kencani itu tak pernah ada, yeoja itu
bahkan dengan santainya bermesraan dengan namja yang jauh lebih tinggi dari
Dong Ho itu tanpa rasa berdosa.
“Kim
Soo Hyun, siapa namjamu sebenarnya! Benarkah kau yeoja itu? Yeoja yang mampu membuat
jantungku berdetak dengan sangat cepat ketika masih belia? Yeoja yang
mendatangi vila kami di Busan dengan senyum polosnya?” Dong Ho menarik kedua
sisi rambutnya dan menunduk frustasi. Rambut acak – acakannya membuat ia tampak
mengerikan bahkan dengan mata kepalanya sendiri, Dong Ho mundur dari duduknya
ketika melihat pantulan dirinya di cermin besar berwarna gelap dari hadapan
tempat duduknya.
===
“O?
Myung Soo Oppa?” ujar yeoja itu terkejut ketika mengangkat panggilan dari
ponselnya.
“Yeon
Ham?” tanya yeoja itu bingung.
“Sebentar,
aku akan mencoba lihat kebawah.” Ucap Soo Hyun sambil berjalan keluar menuju
tangga terdekat.
“Yeon!
Myung Soo oppa!” teriakan Soo Hyun disertai gerakan yeoja itu yang menunjukkan
ponselnya.
“Ne!”
teriak Yeon Ham sambil berlari mendatangi kembarannya.
“Ne?”
“Hem?”
“Kau
tahu dari mana?”
“Arraseo,”
“ANNI!
Aku hanya takut mengganggumu dari perkerjaan yang diberikan appamu,”
“Oppaku?
Sepertinya ia bahagia, aku baru saja mengambilkannya minuman, ia tersenyum
hingga mulutnya lebar selebar Roo,” canda Yeon Ham mengakhiri sambungan telepon
yang ada.
“Myung
Soo?” tanya Jong Hyun saat Yeon Ham menaruh ponsel Soo Hyun dihadapannya.
“Dia
tahu aku dijodohkan?” belum juga Yeon Ham menjawab pertanyaan pertama, Jong
Hyun sudah kembali memberikan pertanyaan kedua untuk yeoja lembut itu.
“Oppa,”
rengek Yeon Ham manja, Jong Hyun tersenyum puas dan mengangkat kedua bahunya
singkat, lalu ia berdiri dan meninggalkan yeoja yang menggerutu itu sendiri.
“Jello?”
Yeon Ham mengangkat satu panggilan yang masuk kedalam ponsel kembarannya
tersebut.
“Jello?”
ucap Yeon Ham saat namja bertubuh tinggi itu mulai mengoceh diujung sana.
“YEON
HAM noona!” teriakan girang itu membuat Yeon Ham tersenyum geli,
“NE?
Ini aku rambut ramen!” ucap Yeon Ham dengan nada tinggi dan girang.
“Annyeong
Noona! Aku tadinya ingin mengacaukan malam kembaranmu, tetapi karena kau yang
mengangkatnya maka kali ini atau lebih tepatnya malam ini Soo Hyun pabo itu
lolos dari keisenganku!”
“Ya!
Dongsaeng macam apa kau!!!”
“YA!
Ya!”
“Kurang
ajar!” teriak Yeon Ham kesal, dengan langkah berat ia berjalan menuju kamar Soo
Hyun dengan wajah ditekuk,
“Ada
apa denganmu?” sejenak setelah Yeon Ham tiduran diranjang Soo Hyun, pemilik
resmi ruangan itu berbalik dari layar computer dihadapannya.
“Jun
Hoong,” ucap Yeon Ham sambil berguling kearah yang lebih dekat dengan
kembarannya itu,
“Kenapa
si bodoh itu?”
“Kenapa
ia tidak memanggilmu noona?” tanya Yeon Ham menjawab pertanyaan dari Soo Hyun,
“Kita
juli dan ia oktober, apa itu perlu menggunakan banmal?” tanya Soo Hyun balik,
“Lalu
seharusnya?” tanya Yeon Ham balik,
“Biarkan
saja aku menjadi teman dengannya,” ucap Soo Hyun,
“Tapi
ia terlalu formal kepadaku,” ucap Yeon Ham bingung,
“Karena
ia takut pada Myung Soo Oppamu,” ujar Soo Hyun sambil melemparkan penghapus
kearah Yeon Ham yang tidur diranjangnya,
“Aw!”
teriak Yeon Ham kesal,
“Seharusnya
kan kau yang dijodohkan dengannya,” ucap Yeon Ham sambil mengerucutkan bibirnya
dan mengelu lengannya yang sedikit memerah.
“Aku
tidak akan cocok dengannya kembaranku cantik. Lagi pula kau tahukan namjaku?
Namja yang kutunggu?” tanya Soo Hyun mantap.
“Jika
ia tidak akan pernah kembali seperti janjinya?” Soo Hyun terdiam dan menerawang
kecil,
“Tidak
ada yang sia-sia bukan?” tanya Soo Hyun kearah kembarannya yang masih dengan
setia menunggu jawaban darinya.
“Bagaimana
dengan waktumu yang terbuang?” tanya Yeon Ham sekali lagi,
“Aku
tidak membuang waktuku, selama aku menunggunya aku merasa aku yang terspecial
didunia ini.” ucap Soo Hyun mantap.
“Jika
suatu hari kau ingin melepaskannya katakan padaku, aku akan membantumu menahan
rasa sakit itu.” Ucap Yeon Ham lembut,
“Bagaimana
jika aku takkan melepasnya? Bagaimana jika ia benar-benar kembali? Bagaimana
jika janji kami waktu itu tulus dan Tuhan mendengarnya? Dan bagaimana jika
Tuhan mengizinkan kami bertemu sekali lagi? Bagaimana…” sebuah bantal melesat
mengenai kepala yeoja cantik dengan kacamatanya itu.
“Yeoksi!
My twins is the best!” Yeon Ham memberikan thumbsupnya pada Soo Hyun yang
sedang mengambil bantalnya yang tergeletak akibat tingkah kembarannya itu.
“YAAAA!”
pekik Soo Hyun sambil menangkap perut Yeon Ham kesal,
“Kau
ingin mati?” Soo Hyun mulai mengelitiki tubuh Yeon Ham dan keduanya terlibat
dalam sebuah perkelahian bodoh yang menyedihkan(?).
===
“Apa
yang kau lihat?” sekali lagi Jello mendapati namja yang lebih tua darinya itu
memandanginya dengan tatapan tak suka.
“Kenapa
kau terus disini? Kenapa terus datang ke kelasku dan menunggui Soo Hyun?” tanya
Dong Ho dengan tatapan tak sukanya.
“Apakah
kau namja chingunya? Bukankan? Lalu haruskah aku melaporkan padamu kenapa aku
begitu perhatian dengan Kim Soo Hyun?” pertanyaan itu membuat Dong Ho naik
darah, ia mengepalkan tangannya kuat-kuat.
“Ini
kelasku dan aku minta kau keluar!” teriakan Dong Ho membuat beberapa orang
berbisik dan memperhatikan mereka berdua.
“Lalu?
Kenapa memangnya jika ini kelasmu? Appaku penanam saham disini dan aku sekalipun
tidak pernah berbuat sesuka hati kepada siapapun yang aku tak suka.” Jello
berdiri dan menjatuhkan bangku yang baru saja ia duduki.
“Aku?
Aku mungkin bukanlah anak penanam saham disekolah ini. tapi aku ini Shin Dong
Ho yang menjadi pewaris tunggal dari majalah ternama Number One.” Ucap Dong Ho
percaya diri.
“Bukankah
Majalah Number One akan menjadi satu keluarga dengan Soo Hyun?” ucapan itu
membuat Dong Ho menatap tajam kearah namja itu.
“Noonamu
dijodohkan dengan Jong Hyun Hyung bukan?” pertanyaan Jello semakin membuat Dong
Ho kebingungan.
“Bagaimana
kau bisa tahu itu?” tanya Dong Ho pada namja yang sudah memunggunginya itu.
“Kasihan
sekali Jong Hyun Hyung jika harus berkencan dengan yeoja yang mempunyai
namdongsaeng dengan tingkah brutalnya.” Ucap Jello sambil berjalan meninggalkan
Dong Ho yang masih memandangi namja bertubuh jangkung itu. Soo Hyun datang dan
tampak bingung melihat bangkunya yang tergeletak menyedihkan, tatapan Jello
yang tajam dan sebuah namja yang menatapi namja itu ketus.
“Jello-ya,
ada apa?” tanya Soo Hyun bingung, namja itu hanya mengangkat kedua bahunya dan
menggeleng.
“YA!
Choi Jun Hoong!!!” Soo Hyun berusaha menangkap lengan namja itu namun dengan
cepat namja yang dipanggil itu mengangkat tangannya dan menggeleng perlahan.
Soo Hyun menghembuskan nafasnya kesal dan berjalan cepat kemejanya.
“Annyeong,”
sapa Dong Ho sok polos.
“YA!”
teriakan Soo Hyun keras dan sangat mengundang tatapan dari orang – orang lain
yang berada dikelas tersebut.
“Ada
apa denganmu?” tanya Dong Ho bingung, Soo Hyun menaruh tasnya dan dengan cepat
ia memukuli Dong Ho tanpa belas kasih dengan tangannya sendiri.
“Kim
Soo Hyun…..” Ah Rin menangkap tangan sahabatnya dan itu membuat Soo Hyun
menoleh. Nafas kesal Soo Hyun menderu membuat kedua orang lainnya terdiam
melihat amarah seorang yeoja yang tak begitu banyak bersahabat dengan orang
lain.
“Ada
masalah apa tuan putri?” Ah Rin menarik Soo Hyun ke taman sekolah dan menuntut
tingkah brutal sahabatnya barusan.
“Dia
membuat Jello marah,” ucap Soo Hyun sambil mengatur nafas kesalnya.
“Seorang
Jun Hoong marah?” ucap Ah Rin dengan alis dinaikkan, Soo Hyun mengangguk dan
mengerucutkan bibirnya.
“Bukannya
Jun Hoong seorang yang tenang, lemah lembut, dan tentunya ia sangat sabar.
Meskipun sikap jahilnya padamu dapat membuat setiap orang salah paham…”
“Hhhfft,
molla. Kurasa jika Min Ho Oppa tahu Dong Ho membuat masalah seperti itu maka
dengan cepat ia datang dan membuat namja gembul nan bodoh itu dikeluarkan.”
Ucap Soo Hyun sambil memijat keningnya.
“Soo
Hyun-ya,” panggil Ah Rin bingung,
“Ne?”
jawab Soo Hyun sekedarnya. Ah Rin menatap sahabatnya serius, ia menatap dengan
tatapan intens yang sebelumnya tidak pernah ia lakukan pada Soo Hyun
sebelumnya.
“WAE?
Kenapa menatapku seperti itu! Menyeramkan,” ucap Soo Hyun sambil menarik kedua
pipi Ah Rin kedua arah yang berbeda.
“Apakah
kau menyukai Shin Dong Ho?” pertanyaan itu membuat tangan Soo Hyun terlepas
perlahan dari kedua pipi Ah Rin, ia memandang dalam. Sebuah gerakan aneh muncul
dan diciptakan dari yeoja bernama Kim Soo Hyun.
===
“Myung
Soo,” panggilan itu mendapatkan senyum cerah milik namja tampan itu. Yeon Ham
berlari kecil menghampiri namja yang bisa ia sebut kekasihnya.
“Kau
menjemputku?” pertanyaan bodoh itu meluncuer dari mulut Yeon Ham dengan
polosnya.
“Anni,
aku ingin menculikmu,” ujar Myung Soo ringan, senyuman tulus yang selalu muncul
dihadapan Yeon Hamlah yang membuatyeoja itu mampu mencintai namja dihadapannya.
“Ayo
kita pergi kesuatu tempat,” Myung Soo berbalik dan membukakan pintu untuk
seorang yeoja yang selama ini terus berada disampingnya dan satu – satunya
yeoja yang selalu mengisi hidupnya.
“Kenapa
kita ke butik ini?” tanya Yeon Ham sambil memandangi bangunan yang ada
dihadapnnya. Myung Soo terdiam dan mematikan mesin mobil yang menderu perlahan,
ia kemudian tersenyum kecil.
“Pilihkan
satu untuk kembaranmu juga,” ucap Myung Soo sambil membuka pintu dan bergegas
membukakan pintu untuk Yeon Ham.
“Apakah
pertunangan Jong Hyun Oppa sudah dipersiapkan?” tanya Yeon Ham bingung. Myung
Soo mengangguk lembut dan mengelus tiap inci rambut Yeon Ham.
“Kurasa,
karena Eommamu memintaku yang mencarikan gaun untukmu dan Soo Hyun.” Ucap Myung
Soo tenang.
“Cih,
Eomma membuatku dan Soo Hyun tampak tak mandiri dihadapanmu.” Ucap Yeon Ham
sambil berjalan beriringan dengan Myung Soo santai.
“Boleh
aku tahu kenapa Soo Hyun menolakku?” pertanyaan itu membuat perasaan Yeon Ham
tak enak dan merasa dijauhkan dari Myung Soo.
“Apakah
kau berharap Soo Hyun menerimamu?” nada bicara Yeon Ham menunjukan ia tidak
suka akah pertanyaan Myung Soo tersebut.
“Aku
lebih menyukaimu bahkan lebih dari perasaan Jong Hyun Hyung dengan yeoja yang
menjadi tunangannya.” Ucap Myung Soo lagi-lagi dengan tulus.
“Lalu?”
tanya Yeon Ham singkat.
“Aku
hanya penasaran. Kenapa ia menyerahkanku pada yeoja yang kutunjuk tanpa
merasakan rasa iri sedikitpun.” Ucap Myung Soo memberikan penjelasan pada Yeon
Ham jujur.
“Entahlah,
katanya ia punya seorang namja yang harus ditunggu. Namja yang membuatnya
mengerti akan cinta sejak awal.” Ucap Yeon Ham sambil menerawang dan tersenyum.
“Ada
apa dengan ekspresimu?” tanya Myung Soo mendapati senyum Yeon Ham yang muncul
dengan tiba-tiba.
“Bukankah
pemikiran Soo Hyun itu berada pada posisi manis dan juga bodoh secara
bersamaan?” tanya Yeon Ham membalikan pertanyaan Myung Soo.
“Kurasa.
Tapi itu membuatnya tampak pada posisi bijaksana dan percaya akan hal yang
tidak mungkin,” lanjut Myung Soo lagi. Yeon Ham tersenyum kecil dan mengangguk,
menyatakan ia setuju pada namja yang mungkin akan menjadi suaminya kelak.
===
“Ayo
Jalan!” Jong Hyun menutupi mata Ga Eul dan menuntunnya menjauhi display tv
disalah satu toko alat eletronik dengan cepat.
“Ya!
Aku sedang menonton berita antara Soo Jeong Days dengan Kim Sung Gyu Infinite!”
bentak Ga Eul sambil menurunkan tangan Jong Hyun yang menutupi matanya.
“Kim
Sung Gyu atau Nam Woo Hyun yang ingin kau tonton?” pertanyaan bodoh Jong Hyun
membuat Ga Eul tertawa kecil.
“Kenapa
kau selalu cemburu dengan artis idolaku bodoh?” tanya Ga Eul sekilas,
“Karena
bisa saja ia jatuh cinta pada calon istriku,” ujar Jong Hyun sambil menebar
smirk bodohnya.
“Pabo,”
ucap Ga Eul sambil berbalik dan
tersenyum dengan sama bodohnya dengan kekasihnya itu.
“Kedua
adikmu suka cake rasa apa Jong Hyun-ah?” tanya Ga Eul saat mereka berada
disebuah toko kue.
“Kurasa
mereka makan apapun,” ujar Jong Hyun sambil menatap kesekeliling dengan cepat.
“Apa
yang kau perhatikan?” tanya Ga Eul bingung.
“Mencari
tanda discount dalam toko ini,” ucap namja itu sambil kemudian menaruh kedua
siku dari tangannya dan menatap Ga Eul santai.
“Aku
yang membayar! Jangan membuat malu Jong Hyun-ah.” Ucap Ga Eul sambil
melemparkan tatapan kesalnya.
“Bukankah
kebodohan dan sikap memalukanku yang membuat kita saling kenal Shin Ga Eul?”
tanya Jong Hyun sambil lagi-lagi memamerkan kebodohannya.
“Kau
sama dengan namdongsaengku,”
“Namja
yang meninju kuat-kuat rahang namja dari yeodongsaengku?”
“Memangnya
siapa lagi,”
“Sepupu
atau sebagainya mungkin.” Jawab Jong Hyun sekilas.
“Jong-ah,
sebelumnya aku belum pernah sekalipun melihat Dong Ho emosi dengan sekasar itu.
Apakah yeodongsaengmu memang kenal dengan Dong Ho?” tanya Ga Eul bingung.
“Entahlah,
memangnya ada apa? Aku tahu kau khawatir dengan namdongsaengmu, tapi
yeodongsaengku bahkan tidak pandai berbohong. Terutama Yeon Ham, ia gadis yang
sangat lembut dan lemah Ga Eul-ah,” ujar Jong Hyun sambil menggaruk kepalanya
dengan satu jari.
“Terutama?
Memangnya kau punya berapa dongsaeng?” tanya Ga Eul bingung,
“Dua.
Dan kau mau tahu sesuatu?” ucap Jong Hyun dengan gigi-giginya yang tertebar(?).
“Apa?”
tanya Ga Eul sambil memperhatikan menu dihadapannya,
“Mereka
kembar!” ujar Jong Hyun bangga,
“Benarkah?
Aku juga ingin mempunyai adeul yang kembar,” ucap Ga Eul santai.
“Nanti
Ga Eul-ah! Kita belum menikah!” teriak Jong Hyun bodoh. Ga Eul menaikan
kepalanya dan menatap Jong Hyun datar.
“Kau
ini bodoh atau terlalu bodoh Jong Hyun-ssi?”
“Kau
memancingku berpikir seperti itu!”
“SIAPA
YANG MEMANCINGMU!”
“Kau~”
“Dasar
namja bodoh! Pilih sendiri kue untuk yeodongsaeng kembarmu itu!” Ga Eul
melempar pelan menu yang ia pegang kehadapan Jong Hyun kasar.
“Marah
lagi,”
“Pabo!”
“Siapa?”
“KAU!”
bentak Ga Eul kesal. Yeoja itu menghembuskan nafasnya berat.
“Tapi
yeodongsaengmu yang waktu itu kulihat sangat cantik.”
“Dan
kau meninggalkanku begitu saja waktu itu.”
“Karena
aku takut Dong Ho terus memukuli calon adik iparmu yang tampan itu Jong-ah,”
“A!
kau memuji Myung Soo tampan, namun tidak pernah sekalipun memujiku seperti
itu,” nada kecewa terdengar dari namja pendek itu.
“Kenalkan
aku dengan dua yeodongsaengmu itu!”
“Arraseo.
Kajja,” ucap Jong Hyun sambil menutup menu dan berjalan kekasir.
Tbc(>..<)”